Rabu, 14 November 2012

Tinjauan Umum Tentang Perilaku

Tinjauan Umum Tentang  Perilaku

Robert Kwick ( 2001 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme dan bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan aksi organisme tarhadap lingkungannya. Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Perilaku itu sendiri adalah suatu yang kompleks, merupakan resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal, psikologis maupun fisik. Oleh karena demikian kompleksnya sehingga diperlukan pemahaman dan analisis yang mendalam.
Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan lingkungan. Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut disebut rangsangan. Jadi suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku tertentu itu (Suryani, 2003).
Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari laur). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus --------> Organisme --------> Respons, sehingga teori Skiner ini di sebut teori “S-O-R” ( stimulus-organisme-respons). Berdasarkan “S-O-R” tersebut, perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1.      Perilaku tertutup (Covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
2.      Perilaku terbuka (Over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.
Menurut Notoatmodjo (2003) Perilaku adalah tindakan atau perbuatan sesuatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Di dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern) individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya, yang berfungsi mengelolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya. Persepsi itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni (Notoatmodjo, 2005) :
1.      Pendidikan (Education) :
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran. Memang kelemahan dari pendekatan pendidikan kesehatan ini adalah hasilnya lama, karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama.
2.      Paksaan atau tekanan (Coercion) :
Paksaan atau tekanan yang dilakukan kepada masyarakat agar mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil tekanan ini memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh pemahaman dan kesadaran untuk apa mereka berperilaku seperti itu.
Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subyek tertentu. Respon ini ada dua, yaitu :
1.         Bentuk pasif merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir, tanggapan (sikap batin) dan pengetahuan. Pengetahuan dan sikap merupakan pengetahuan yang terselubung (cover behavior).
2.         Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara   langsung. Perilaku ini sudah tampak dalam tindakan nyata (over behavior).
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
1.         Faktor predisposisi (predisposing factors) :
Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Disamping itu, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai di masyarakat setempat juga menjadi mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
2.         Faktor  pemungkin (enabling factors) :
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3.         Faktor penguat (reinforcing factors) :
Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Toma (tokoh masyarakat) merupakan faktor penguat (reinforcing) bagi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Di samping tokoh masyarakat, peraturan, undang-undang, surat-surat keputusan dari para pejabat pemerintahan pusat atau daerah yang terkait dengan kesehatan, merupakan faktor penguat perilaku.
  Becker ( 1998 ) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan ( health related behavior ) sebagai berikut:
1.      Perilaku kesehatan ( health behavior ), yaitu hal – hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
2.      Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang    berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara  dan meningkatkan  kesehatannya.
3.      Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala kegiatan  atau   tindakan   yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit,  untuk  merasakan dan  mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
4.       Perilaku    peran  sakit  (the sick role behavior),  yakni  segala  tindakan  atau  kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit, untuk  memperoleh kesembuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar