Tinjauan Umum Tentang Perilaku
Robert
Kwick ( 2001 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme dan bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku
diartikan sebagai suatu reaksi dan aksi organisme tarhadap lingkungannya.
Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan individu,
kelompok dan masyarakat. Perilaku itu sendiri adalah suatu yang kompleks,
merupakan resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal,
psikologis maupun fisik. Oleh karena demikian kompleksnya sehingga diperlukan
pemahaman dan analisis yang mendalam.
Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari
hubungan dengan lingkungan. Dengan perkataan lain, perilaku baru terjadi bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut disebut
rangsangan. Jadi suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi berupa perilaku
tertentu itu (Suryani, 2003).
Skiner
seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari laur). Dengan demikian, perilaku
manusia terjadi melalui proses : Stimulus --------> Organisme -------->
Respons, sehingga teori Skiner ini di sebut teori “S-O-R” (
stimulus-organisme-respons). Berdasarkan “S-O-R” tersebut, perilaku manusia
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku
tertutup (Covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila
respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari
luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.
Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat
diukur adalah pengetahuan dan sikap.
2. Perilaku
terbuka (Over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila
respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini
dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”.
Menurut Notoatmodjo (2003) Perilaku
adalah tindakan atau perbuatan sesuatu organisme yang dapat diamati dan
dipelajari. Di dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ektern)
individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya, yang berfungsi mengelolah rangsangan
dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik
fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya. Persepsi itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Oleh
karena itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat,
intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua pendekatan,
yakni (Notoatmodjo, 2005) :
1. Pendidikan
(Education) :
Pendidikan adalah upaya persuasi
atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan
tindakan-tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada
pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku
tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap
(langgeng), karena didasari oleh kesadaran. Memang kelemahan dari pendekatan
pendidikan kesehatan ini adalah hasilnya lama, karena perubahan perilaku
melalui proses pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama.
2. Paksaan
atau tekanan (Coercion) :
Paksaan atau tekanan yang dilakukan
kepada masyarakat agar mereka melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil
tekanan ini memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh
pemahaman dan kesadaran untuk apa mereka berperilaku seperti itu.
Secara operasional perilaku dapat
diartikan suatu respon seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari subyek
tertentu. Respon ini ada dua, yaitu :
1.
Bentuk pasif merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berfikir,
tanggapan (sikap batin) dan pengetahuan. Pengetahuan dan sikap merupakan pengetahuan yang terselubung
(cover behavior).
2.
Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku
itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku ini sudah
tampak dalam tindakan nyata (over behavior).
Menurut Lawrence Green (1980),
perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni :
1. Faktor
predisposisi (predisposing factors) :
Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan
sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan.
Disamping itu, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai di masyarakat setempat juga
menjadi mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat.
2. Faktor
pemungkin (enabling factors) :
Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku
adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Pengetahuan dan sikap saja belum
menjamin terjadinya perilaku, maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk
memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat,
agar masyarakat mempunyai perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan
prasarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Faktor
penguat (reinforcing factors) :
Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia
kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Toma (tokoh masyarakat) merupakan faktor penguat (reinforcing) bagi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Di samping tokoh masyarakat,
peraturan, undang-undang, surat-surat keputusan dari para pejabat pemerintahan
pusat atau daerah yang terkait dengan kesehatan, merupakan faktor penguat
perilaku.
Becker ( 1998 ) mengajukan klasifikasi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan ( health related behavior ) sebagai berikut:
1. Perilaku
kesehatan ( health behavior ), yaitu hal – hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
2. Perilaku
kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
3. Perilaku
sakit (illness behavior), yaitu segala kegiatan atau
tindakan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa
sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau
rasa sakit.
4. Perilaku
peran sakit (the sick role behavior), yakni
segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit, untuk memperoleh kesembuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar