Rabu, 14 November 2012

KTI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMP DAN MTS



ABSTRAK

Perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan siswa MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009

xii + 71 halaman, 13 tabel, 6 gambar, dan 4 lampiran.

Masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja di Indonesia masih terabaikan. Perubahan sikap dan perilaku seksual remaja pranikah ini akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan mereka. Berdasarkan hasil pengamatan di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas ............... didapat data pada tahun 2008 dari 51 hasil pemeriksaan kesehatan (keuring) calon pengantin wanita, 9,80% dalam keadaan hamil. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan uji x2 dan uji t.
Hasil analisis univariat, antara siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............., siswa SMPN ............... yang berpengetahuan baik lebih banyak (69,6%), siswa MTS ............. yang bersikap baik lebih banyak (88,2%), dan siswa MTS ............. yang berperilaku baik lebih banyak (88,2%). Hasil analisis bivariat dengan uji t tingkat pengetahuan p value 0,00 dan sikap p value 0,00.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan terhadap perilaku kesehatan reproduksi yang bermakna (p value 0,00), dan terdapat perbedaan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi yang bermakna terhadap perilaku kesehatan remaja pada siswa SMPN 2 ............... dengan siswa MTS .............. Sehingga penulis memberikan saran bagi SMPN 2 ............... agar lebih meningkatkan pendidikan agama, bagi MTS ............. agar meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja, bagi UPT Puskesmas ............... agar meningkatkan pelayanan kesehatan remaja, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas, dan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten ......... agar mem-fasilitasi peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan reproduksi remaja.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan reproduksi, remaja.

Daftar bacaan : 19 ( 1980 – 2009)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena transisi kependudukan sebagai konsekuensi pembangunan menyebabkan perubahan pada struktur kependudukan terutama struktur penduduk menurut umur. Bila sebelumnya penduduk yang terbesar adalah anak-anak, maka dalam masa transisi ini proporsi penduduk usia remaja semakin besar. Pada akhir abad ke-20 terdapat 36.600.000 (21% dari total penduduk) remaja di Indonesia dan diperkirakan jumlahnya mencapai 43.650.000 pada awal abad ke-21 ini. Jumlah remaja yang tidak sedikit ini merupakan potensi yang sangat besar dalam melanjutkan pembangunan Indonesia. (Notoatmodjo, 2007).
Meskipun begitu, adanya berbagai upaya pembangunan yang dilakukan menyebabkan perubahan pada seluruh aspek kehidupan termasuk kehidupan remaja. Salah satu dampak adalah terjadinya perubahan yang mendasar yang menyangkut sikap dan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja. Dan perubahan tersebut telah menjadi salah satu masalah yang memprihatinkan masyarakat Indonesia seperti satu dari 5 anak pertama yang dilahirkan oleh wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan hasil hubungan seksual sebelum menikah. Maraknya pemberitaan di media massa mengenai perilaku menyimpang seksual remaja menggambarkan semakin besarnya masalah perilaku seksual remaja (Notoatmodjo, 2007).
Penataan perilaku seks remaja tidak sehat menuju perilaku seks sehat dan bertanggungjawab harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti dengan melibatkan banyak pihak seperti pendidik, petugas kesehatan, psikolog, orang tua dan aktivis LSM yang konsen di kesehatan reproduksi remaja ditunjang dengan pendidikan agama karena pendidikan agama yang kuat akan lebih menghindarkan remaja dari perilaku seks yang tidak sehat (Wijanarko, 2002). Solusi lainnya yakni melalui program promotif, preventif dan kuratif, antara lain dengan pelatihan kepada remaja perempuan untuk berkata `tidak` jika diajak berhubungan seks oleh pacarnya, layanan kesehatan yang ramah dan bisa diakses secara mudah oleh para remaja, memperbaiki komunikasi antar orangtua dan anak dan pendekatan secara agama baik di sekolah maupun luar sekolah (Laazulva, 2004).
Masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja di Indonesia masih terabaikan, ini terlihat dari banyaknya kasus kehamilan di luar nikah, kekerasan masa pacaran, dan aborsi dengan obat-obatan yang beresiko tinggi. Data konseling kehamilan tidak dikehendaki selama 2004 di Jawa Barat menunjukkan 560 kasus reproduksi dengan proporsi usia di bawah 18 tahun mencapai 10,89 % (Laazulva, 2004).
Di Kabupaten ......... berdasarkan hasil survey kesehatan remaja tahun 2008 terhadap siswa SLTP dan SLTA dari 12.742 responden 0,64% responden melakukan hubungan seks, 0,77% responden melakukan petting, 2,56% responden saling meraba anggota badan yang sensitif, 2,86% melakukan necking, 6,62% berciuman bibir, 9,85% responden mencium pipi/kening, 12,11% saling berpelukan/saling merangkul, 23,53% responden berpegangan tangan, dan 41,06% responden hanya mengobrol selama masa pacaran. Berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi, 41,71% responden berpengetahuan baik dan 58,29% responden berpengetahuan kurang (Dinas Kesehatan Kabupaten ........., 2009).
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan sementara penulis di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas ............... Kecamatan ............... Kabupaten ......... didapat data bahwa pada tahun 2008 dari 51 hasil pemeriksaan kesehatan (keuring) terhadap calon pengantin, 5 orang (9,80%) calon pengantin wanita dalam keadaan hamil (UPT Puskesmas ..............., 2009).
Adanya perubahan sikap dan perilaku seksual remaja pranikah ini tentunya akan memberikan dampak terhadap kehidupan mereka. Hamil di luar nikah, melahirkan anak di usia muda atau melakukan aborsi, tertular penyakit seksual, dan disidang di persidangan sosial masyarakat yang dialami remaja karena perilaku seksual yang menyimpang akan menyebabkan mereka yang semula diharapkan menjadi subjek pembangunan justru akan menjadi beban yang sangat berat dari pembangunan itu sendiri (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 ............... dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) ............. Kecamatan ............... Kabupaten ..........

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan sementara penulis di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas ............... Kecamatan ............... Kabupaten ......... didapat data bahwa pada tahun 2008 dari 51 hasil pemeriksaan kesehatan (keuring) terhadap calon pengantin, 5 orang (9,80%) calon pengantin wanita dalam keadaan hamil maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja di SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahuinya perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
b. Diketahuinya sikap kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten 9 tahun 2009.
c. Diketahuinya perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
d. Diketahuinya hubungan pengetahuan terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
e. Diketahuinya hubungan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
f. Diketahuinya perbedaan pengetahuan terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.
g. Diketahuinya perbedaan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Memperoleh hasil penelitian baru tentang gambaran kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Untuk dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya menurunkan dampak buruk yang ditimbulkan akibat perilaku seksual pranikah remaja.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu perilaku terutama mengenai perilaku kesehatan reproduksi dengan masalah yang diteliti adalah perbedaan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMPN 2 ............... dan MTS ............. Kecamatan ............... Kabupaten ......... yang dilaksanakan dari tanggal 14 Mei 2009 sampai dengan 13 Juli 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar