Rabu, 14 November 2012

Masalah kesehatan Reproduksi

a.       Kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD )
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.  KTD disebabkan oleh  Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode -metode pencegahan kehamilan, akibat terjadinya tindak perkosaan,  kegagalan alat kontrasepsi .
Beberapa kerugian KTD pada remaja antara lain: remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya, Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti, sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar,  mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi.  Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum.  Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman.  Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu. Jikalau hubungan seks yang dilakukan menyebabkan kehamilan, dapat dipastikan bahwa  kehamilan tersebut tidak dikehendaki. Jalan pintas yang  bisa  dilakukan  adalah menggugurkannya. Banyak remaja yang diam-diam melakukan aborsi, namun pengguguran kandungan mengandung sejumlah  resiko fisik yang berat karena bisa  berakibat kematian. Meskipun aborsi dilarang di Indonesia bahkan pelakunya   dikategorikan melakukan tindak pidana karena menghilangkan nyawa   manusia, namun klinik-klinik aborsi gelap bertebaran dimana-mana,  tersedianya klinik-klinik aborsi,  mendorong para remaja lebih berani   melakukan hubungan seks pra nikah dengan harapan seandainya terjadi  kehamilan, diam-diam kehamilan tersebut bisa  digugurkan.
b.      Aborsi
 Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin. melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran. Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Aborsi menurut dr. Agus Abadi dari UPF/ Lab Ilmu Kebidanan dan Penyakit kandungan RSUD Dr. Soetomo/FK Unair, abortus adalah  terhentinya kehidupan buah kehamilan pada usia kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. WHO memperbaharui definisi aborsi yakni Aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah aborsi disebut juga abortus Provokatus (Inilah yang belakangaan ini menjadi ramai dibicarakan), abortus yang dilakukan secara sengaja. Jadi Aborsi adalah tindakan pengguguran hasil konsepsi secara sengaja. Secara garis besar Aborsi dapat di bagi menjadi dua bagian yakni aborsi Spontan (Spontaneous Abortion) dan abortus Provokatus (Provocation Abortion). Aborsi Spontan yakni aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran).


Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai   macam  tahap yakni:
  1). Abortus Iminen adalah ancaman keguguran, artinya keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukan ancaman bakal terjadi keguguran.
2). Abortus  Inkomplitus adalah aborsi tidak lengkap, artinya sudah terjadi    pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit
3). Abortus Komplitus yaitu pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap.
4). Abortus Insipien yaitu buah kehamilan mati di  dalam  kandungan - lepas dari   tempatnya   tetapi  belum  dikeluarkan.  Hampir   serupa  dengan  itu, ada yang  dikenal  missed  abortion,  yakni  buah  kehamilan  mati  di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan. Sedangkan   Aborsi   Provokatus (sengaja)  masih  terbagi  dua  bagian kategori besar yakni  abortus provokatus medisinalis   dan   abortus provokatus kriminalis (kejahatan).

c.  Penyakit Menular Seksual ( PMS ) termasuk HIV/AIDS
Penyakit  menular seksual (PMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, meskipun tidak selalu demikian, sebab dapat juga ditularkan (meskipun kecil peranannya) tanpa hubungan seksual, misalnya melalui suntikan, transfusi darah, kontak tubuh non-seksual, alat-alat atau benda lain. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan: membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual,  minum jamu tradisonal,  minum obat antibiotik sebelum  dan sesudah berhubungan seksual. Ada beberapa penyakit  menular seksual yang telah dikenal antara lain sebagai berikut, yaitu :
1)      Penyakit Sipilis (Raja singa)
Nama sifilis sudah cukup terkenal, namun ia lebih jarang ditemukan  dari pada dengan penyakit kencing nanah. Karena ia sudah cukup sering sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan oleh penderita itu sendiri.  Penyakit ini mempunyai beberapa sinonim seperti penyakit perancis, penyakit darah kotor ataupun “hair cut” dan lain-lain, yang digunakan penderita atau yang merasa menderita penyakit ini, untuk menutupi rasa malu karena  menderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan moral.
 Infeksi sifilis diawali dengan timbulnya benjolan kenyal yang tidak terasa sakit. Pada stadium berikutnya, terjadi pembesaran limfe dan timbul nyeri otot sendi pada malam hari dan bila tidak diperhatikan bisanya timbul kelainan jantung dan susunan syaraf otak. Sifilis pada umumnya terjangkit setelah hubungan seksual dan sebagai “agen” nya treponema pallidum yang ditularkan dengan persetubuhan lewat vagina maupun anus atau seks oral dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat ditularkan dari ibu yang menderita sifilis kepada bayinya.
 Gejala yang timbul pada tahap pertama atau primer adalah terbentuknya luka atau chancre mulai dari 2 sampai 3 minggu sesudah infeksi. Pada wanita, chancre menempati dinding pada bagian dalam vagina atau pada leher rahim atau kadang-kadang timbul dikelamin luar seperti pada labia. Sedangkan pada pria lokasi yang paling sering adalah pada glans penis. Bila orang terlibat pada seks oral, maka tempat chancre pada mulut, chancre ini akan hilang pada beberapa minggu, tetapi bila tidak diobati, penyakit akan berpindah pada tahap kedua.
Pada tahap kedua mulai terjadi pada beberapa minngu (7-10 minggu) sampai beberapa bulan kemudian dan diawali dengan timbulnya bercak-bercak kulit yang tidak nyeri. Bercak ini terdiri dari bentol-bentol kemerahan pada kulit kemudian menjadi gelap warnanya kemudian pecah dan mengeluarkan cairan. Dapat juga muncul luka lecet di mulutnya, nyeri sendi dan bengkak, tenggorokan gatal, sakit kepala dan demam. Setelah lesi menjadi sembuh dan selanjutnya menjadi fase laten (tersembunyi) dan hanya dapat dideteksi dengan serologis, keadaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup, tetapi penyakit ini bisa menggerogoti organ tubuh secara luas. Pada stadium dini kerusakan sudah menyerang organ yang lebih banyak seperti  pencernaan, hati,  kulit,  paru-paru  dan otak. Komplikasi yang timbul pada wanita hamil adalah dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakngan mental.
2)      Penyakit Gonoroe  (GO)
Gonoroe atau penyakit kencing nanah, menjadi penyakit kelamin yang tersering ditemui di dunia kedokteran, ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam yang malu kalau  ketahuan telah berbuat salah dengan dengan melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, seperti kencing nanah, raja singa, penyakit anak muda dan sebagainya. Gonoroe ini merupakan infeksi seksual yang paling sering ditemukan yang disebabkan oleh bakteri gonococcus.
Penularannya  melalui hubungan kelamin .Masa tunas penyakit ini biasanya 3-5 hari. Masa  tunas  kadang  singkat,  hanya 12 jam ada juga yang lebih sampai 14  hari. Gejala  yang  timbul  berupa  adanya rasa  sakit  saat  buang air kecil, pada pria berupa keluarnya cairan dari  penis pada mulanya   bening kemudian keruh, kuning kental (nanah) karena itu disebut kencing     nanah. Pada  wanita, sulit ditentukan masa tunas karena pada umumnya  asimptomatis.Tempat utama yang diserang adalah leher rahim atau serviks   yang disertai keluarnya cairan seperti nanah  berwarna  kuning kehijauan dari daerah kemaluan.
Apabila tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas, maka infeksi  akan menjalar ke alat kelamin bagian dalam dengan gejala yang lebih berat  bahkan dapat menyebabkan  kemandulan. Dalam keadaan seperti  ini, pengobatan   akan menjadi lebih sulit, lama dan mahal serta  kemungkinan tetap mandul  seumur hidup. Komplikasi yang timbul adalah infeksi radang panggul,   mandul,  menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan.           
           3). Kandidiasis
  Penyakit keputihan yang sering dikeluhkan oleh kaum wanita, karena ia dapat mengganggu kenyamanan penderitanya, baik karena menimbulkan bau busuk karena ia membasahi celana ataupun karena ia menimbulkan  rasa gatal. Kandidiasis menjad salah satu penyebab penyakit ini. Ada banyak jenis  jamur kandida yang ada, namun penyebab tersering dijabat oleh Candidi  Albicans,semua  spesies candida yang dapat  menimbulkan  penyakit pada manusia juga ditemukan sebagai penghuni didalam mulut, tinja dan liang  kemaluan. Sehingga kadang- kadang ada  kesulitan  memastikan apakah jamur ini yang menjadi penyebab suatu infeksi jamur. Selain alat kelamin, jamur candida biasa menyerang rongga mulut yang menimbulkan bercak putih pada selaput lender mulut, lidah dan tenggorokan.  Biasanya kelainan ini tidak   terasa nyeri tetapi adanya robekan kulit disudut  mulut yang terasa nyeri. Bila kandidiasis menyerang  daerah sekitar  lubang dubur dan kulit  kantong buah zakar, ia biasanya disertai kelainan pada sisi dalam paha, radang pada kemaluan dan liang   senggama (vagina), penyebab rasa gatal keputihan serta kadang- kadang rasa nyeri pada saat  berhubungan dan berkemih.
 Pada hakekatnya, kandidiasis bisa terjadi diseluruh bagian tubuh dengan penyebaran melalui darah. Ia bisa menimbulkan nanah, radang otak dan sebagainya. Bila kelainan  terletak dikulit, obatnya bisa  berupa salep yang dioleskan ketempat yang dihinggapi jamur, juga saluran pencernaan dapat diberikan nistatin. Namun   bila ia telah menyebar ke alat –alat dalam, maka diperlukan obat-obat  amfoterisin  B yang harus diberikan dengan infus dan pergantiannya bisa diberikan flusitosin.
3)      HIV / AIDS
            a.  Pengertian
HIV merupakan  singkatan Human Immunodefeciecsy Virus, yaitu yang merusak system kekebalan tubuh manusia. Virus adalah jenis jasad renik hidup yang amat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Orang  yang mengidap HIV didalam tubuhnya disebut HIV positif atau pengidap HIV. Orang yang telah terinfeksi HIV dalam beberapa tahun pertama belum menunjukan gejala apapun. Sehingga secara fisik tidak berbeda dengan orang lain yang sehat. Namun pengidap HIV mempunyai potensi sebagai sumber penularan, karena dalam tubuhnya mengandung virus yang dapat ditularkan kepada orang lain. Setelah periode 5 hingga 10 tahun sejak pertama tertular, seorang pengidap HIV mulai menunjukan gejala – gejala bermacam – macam penyakit yang muncul karena sistem pertahanan tubuh yang melemah. Bila telah menunjukan gejala–gejala tersebut disebut sebagai penderita AIDS.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodefeciency Syndrome. Aids sebagai suatu Sindroma atau kumpulan gejala penyakit dengan karateristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus HIV (Tuti Parwati,1996). Seseorang menderita AIDS bukan karena ia keturunan dari penderita AIDS, tetapi karena ia terinfeksi virus penyebab AIDS. Seperti diketahui, tubuh kita mempunyai sistim pertahanan, antara lain sel – sel darah putih ( limfosit ) yang betugas untuk melawan dan membunuh kuman – kuman penyakit yang masuk dalam tubuh kita. Jika seseorang mengidap HIV didalam tubuhnya, maka virus ini bersarang dan menghancurkan limfosit sehingga jumlahnya menjadi sangat terbatas dan tidak lagi mampu melawan kuman – kuman penyakit. Kondisi tersebut memudahkan untuk terserang penyakit lain.Bahkan serangan sesuatu penyakit tersebut bagi orang lain yang sistim pertahanan tubuhnya berfungsi normal dapat digolongkan sebagai penyakit ringan, bagi seorang pengidap HIV atau penderita AIDS penyakit tersebut dapat berakibat fatal. Seorang penderita AIDS dapat meninggal oleh penyakit–penyakit infeksi lain yang menyerang tubuhnya akibat kekebalan tubunhya yang terganggu .
            b. Penularan
Penularan HIV  akan terjadi bila ada kontak atau pertukaran cairan tubuh yang mengandug virus, yaitu :
1)      Melalui hubungan seksual yang tidak terlindung dengan seseorang  yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa homoseksual maupun heteroseksual.
2)      Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar oleh HIV. Transfusi darah yang tercemar HIV secara langsung akan menularkan HIV kedalam sistem peredaran darah dari si penerima.
3)      Melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya ( Akupuntur, tindik, tato ) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama–sama oleh pencandu narkotika akan mudah menularkan HIV diantara mereka, bila salah satu diantaranya pengidap HIV.
4)      Penularan dari ibu  hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang dikandungnya. Penularan dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan selama menyusui.
Mengingat pola penularan HIVseperti disebutkan diatas, orang – orang yang berpeluang atau beresiko tinggi untuk tertular HIV, yaitu :individu yang sering berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, penjaja seks dan pasangannya, pengguna jarum suntik secara bersama ( bergantian ), bayi dikandung oleh ibu yang terinfeksi HIV dan  orang yang memerlukan transfusi darah, bila darah donor tidak dilakukan skrining.
            c. Perjalanan penyakit
            Setelah HIV memasuki tubuh manusia, partikel virus tersebut bergabung dengan DNA sel pasien, seumur hidup akan terinfeksi, sehingga sebagai akibatnya satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup dia tetap terinfeksi. Sel yang terutama diserang oleh HIV adalah salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit, sub jenis limfosit T helper.  
Gejala penyakit AIDS merupakan manifestasi rendahnya kadar limfosit T helper, yang secara bertahap dirusak HIV. Segera sesudah terinfeksi HIV, jumlah limfisit T helper akan berkurang dari sekitar 2000 / Mm3 menjadi kurang lebih 1000/Mm3 dan kemudian secara bertahap jumlahnya makin berkurang. Limfosit T memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga bila jumlah dan fungsinya terganggu menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit infeksi. Masa inkubasi dari penyakit AIDS adalah rata-rata 5-10 tahun dan bervariasi sangat lebar yaitu antara 6 bulan samapi lebih dari 10 tahun, walaupun tanpa gejala tetapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan.
d. Gejala akibat infeksi HIV
Gejala infeksi HIV akut  (Acute HIV Syndrome) biasanya timbul 3-6 minggu setelah infeksi pertama kali. Gejala yang timbul dapat berupa demam atau radang kerongkongan, sakit atau nyeri otot, myalgia dengan ruam kulit atau timbulnya limphadenophaty. Pada tahap ini hasil uji HIV belum menunjukan hasil positif.
Tahap tanpa gejala yang spesifik terjadi selama 3-7 tahun atau lebih. Pada tahap ini terjadi pengembangbiakan virus secara aktif,yang diikuti menurunnya  T4 limfosit. Penularan virus yang paling sering terjadi dari mereka yang telah terinfeksi ke orang lain terjadi pada periode ini, karena penderita tetap terlihat sehat dan tidak merasa sakit, dan tetap aktif melakukan seks.
Tahap generalized lymhadenophaty yaitu ditandai dengan pembesaran kelenjar limfa pada daerah ekstra inguinal selama lebih dari 3 bulan tanpa ada sebab yang jelas. Pembesaran umum kelenjar-kelenjar limfa merupakan respon imunologis dari system retikulo-endothelial terhadap infeksi HIV.
Tahap infeksi lanjut dengan gejala utamanya antara lain:  turunnya berat badan sampai lebih dari 10 % dari berat badan biasa tanpa sebab yang jelas, diare yang terus menerus atau berulang selama lebih dari satu bulan, demam yang terus menerus lebih dari satu bulan. Dan gejala minornya seperti: kandidiasis oro-faring, batuk lebih dari satu bulan dermatitis pruritik umum dan limfadenopati generalisat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar