Jumat, 23 November 2012

Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi


Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Reproduksi



Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan yang dimiliki ibu tentang aspek-aspek biologis seksualitas yang berkaitan dengan masa remaja dan implikasinya. Menurut Munawaroh pengetahuan itu meliputi :
a. Sistem reproduksi manusia, berisikan anotomi organ reproduksi dan fungsinya.
b. Kesehatan reproduksi, mencakup informasi mengenai kurun reproduksi sehat, perencanaan dan pengaturan waktu reproduksi, serta dampak pada ibu dan bayinya.
c. Penyakit menular dan AIDS, yaitu informasi mengenai jenis penyakit menular seksual (PMS), gejala yang muncul, dan penularan AIDS.
d. Mitos dan fakta seksualitas, berisikan beberapa informasi yang tepat dan tidak tepat yang diterima oleh remaja dari lingkungan disekitarnya.
e. Hak-hak reproduksi, tujuan utama pemahaman ini adalah agar remaja menyadari bahwah dirinya sendirilah yang memegang kendali atas dirinya.
Orang tua yang merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja seyogyanya menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Fokus pendidikan yang diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan perkembangannya. Untuk anak kelas satu SMP yang rata-rata umurnya adalah dibawah 15 tahun maka fokus untuk anak usia 11-13 tahun adalah pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa akil baliq, perubahan fisik, psikis dan tingkah laku dan alat reproduksi baik organ maupun fungsinya, serta mitos dan fakta yang berhubungan. Untuk anak yang lebih besar (14-15 tahun) dapat dibicarakan mengenai masa subur, seks dan kehamilan, akibat kehamilan remaja, dan pengaruh teman/lingkungan terhadap kepribadian (Hastuti, 2003:11).
Selain pembinaan terhadap sasaran langsung/siswa orang tua merupakan faktor penentu keberhasilan program pembinaan kesehatan remaja/siswa, karena orang tua yang paling dekat dengan siswa. Penyuluhan bagi orang tua siswa mengenai kebutuhan remaja dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung melalui media massa, koran majalah, TV maupun radio, ceramah disekolah.
Program yang diberikan adalah penyuluhan pengetahuan kepada orang tua mengenai:
a. Kebutuhan gizi siswa.
b. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.
c. Pengetahuan tentang tumbuh kembang remaja, baik fisik maupun psikososial remaja.
d. Penyakit yang sering timbul dikalangan siswa.
e. Pencegahan penyakit dan timbulnya kecelakaan pada siswa.
f.      Pengetahuan tentang pertolongan pertama kecelakaan atau penyakit yang sering pada siswa.



Mengingat guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa disekolah, maka perlu diberikan pelatihan khusus bagi mereka agar dapat membantu melaksanakan beberapa kegiatan tertentu misalnya:
1. Pengamatan (Observasi). Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya keadaan umum murid baik keadaan penampilan umum/kebersihan diri dan kebiasaan prilaku hidup sehat siswa sehari-hari, apakah ada siswa yang mempunyai kebiasaan merokok atau prilaku menyimpang lainnya.
2. Deteksi/menemukan anak yang sakit dan bila perlu rujuk ke puskesmas.
3. Apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun psikososialnya.
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS)/Life skill education (LSE).
5. Sekolah yang mempromosikan kesehatan.
6. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan siswa setiap 6 bulan sekali.
7. Pemeriksaan ketajaman penglihatan (Visus) setiap 6 bulan sekali.
8. Penyuluhan kesehatan baik secara rutin yang diprogramkan maupun secara insidental bila ada waktu luang didalam sekolah maupun diluar kegiatan sekolah (Moersintowarti, 2008:206-207).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar