Rabu, 21 November 2012

TANDA GEJALA DIABETES MILITUS (DM)



a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak kencing.
b.      Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
c.       Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena peningkatan kebutuhan energy dan perubahan sintesis protein dan lemak.
d.      Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e.      Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak
f.  Peka rangsang
g. Kelainan kulit, gatal – gatal
h. Kram otot
i.  Kesemutan
j. Penyembuhan luka lambat

E. Komplikasi
1.  Akut
1.)     Hypoglikemia
2.)   Ketoasidosis
3.)    Diabetik

b.      Kronik
1.)     Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2.)   Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.)    Neuropati diabetic.
4)  Rentan infeksi seperti tuberculosis paru dan infeksi saliran kemih.
5) Kaki diabetic

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes toleransi glukosa (TTG) memanjang lebih dari 200 mg/dl. Biasanya tes ini di anjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa darah meningkat dibawah kondisi stress.
2. Glukosa darah puasa normal yaitu diatas normal. Tes ini mengukur Esocihemoglobin Glikosat diatas rentang normal. Tes ini mengukur glukosa yang melekat pada hemoglobin selama hidup.
3. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton
Ketosis terjadi ditunjukan oleh ketonuria. Glukosa menunjukan bahwa ambang ginjal terhadap reabsosi glukosa dicapai ketonuria menandakan ketoasidosis.
4. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat dan menandakan ketidakadekuatan control glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya arterosklerosis.








B.       Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
a.     Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b.     Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan  tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
c.     Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d.     Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e.     Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.

C.      Rencana Keperawatan
a.      Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi
KH :   hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.)     Pantau tanda-tanda vital.
R: Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2.)   Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
R: Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
3.)    Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
R : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
4.)   Timbang berat badan setiap hari.
R: Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.)   Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
R: Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.
b.      Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan  tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
KH : - Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
  - Menunjukkan tingkat energi biasanya
  - Berat badan stabil atau bertambah.
Intervensi :
1.)     Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan oleh pasien.
R: Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2.)   Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
R: Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3.)    Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
R: Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
4.)   Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
R: Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami nutrisi pasien.
5.)   Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
R: Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.
6)   Kaji dan catat adanya keluhan mual
      R: Untuk menentukan intervensi

c.       Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
KH : -     Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
- Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.


Intervensi :
1).     Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
R: Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2).    Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
R: Mencegah timbulnya infeksi silang.
3).    Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
R:  Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
4).   Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
R: Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5).    Berikan antibiotic yang sesuai
R: Penanganan levih awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis

d.      Resiko tingi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran/orientasi.
KH :  Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.
Intervensi :
1.)     Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
R: Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal
2.)   Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
R: Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
3.)    Lindungi pasien dari cidera
R: Pasien mengalami disorientasi merupakan awal timbulnya cidera
4.)   Beri lingkungan yang nyaman
R: Meningkatkan rasa nyaman pasien dan menurunkan kerusakan kulit
5)   Bantu ambulasi pasien
R: Meningkatkan keamanan pasien dan membantu pasien melakukan aktivitas.
e.      Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
Tujuan : Meningkatkan tingkat energi.
KH :  Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi :
1.)     Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
R: Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah.
2.)   Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
R: Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3.)    Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
R: Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
4.)   Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
R: Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar