EFUSI PLEURA
Efusi pleura
adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura beru-pa
transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya ketidakseimbangan
antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi
merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa
penderita. Terjadinya efusi pleura disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
- Infeksi :
-
Tuberkulosis
-
Pneumonitis
-
Abses paru
-
Abses subfrenik
2. Non infeksi :
-
Karsinoma paru
-
Karsinoma pleura : primer dan
sekunder
-
Karsinoma mediastinum
-
Tumor ovarium
-
Bendungan jantung : gagal
jantung, perikarditis konstruktiva
-
Gagal hati
-
Gagal ginjal
-
Hipotiroidisme
-
Kilotoraks
-
Emboli paru
I. Patofisiologi
Di dalam rongga pleura terdapat kurang
lebih 5 ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura
parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura
parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik
elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura
viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20 %) mengalir ke dalam pembuluh limfe
sehingga pasase cairan di sini mencapai 1 liter seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura
(efusi pleura) terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorpsi terganggu
misalnya pada hiperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotik,
(hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Transudat misalnya
terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan
hidrostatik, dan sirosis hepatik tekanan osmotik koloid yang menurun. Eksudat
dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung
dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini
juga mengandung banyak sel darah putih.
Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga
berat jenisnya rendah.
Infeksi
tuberkulosis pleura biasanya disebabkan oleh efek primer sehingga berkembang
pleuritis eksudativa tuberkulosa. Pergeseran antara kedua pleura yang meradang
akan menyebabkan nyeri. Suhu badan mungkin hanya sub febril, kadang ada demam.
Diagnosis pleuritis tuberkulosa eksudativa ditegakkan dengan pungsi untuk
pemeriksaan kuman basil tahan asam dan jika perlu torakskopi untuk biopsi pleura.
Pada penanganannya, selain diperlukan
tuberkulostatik, diperlukan juga istrahat dan kalau perlu pemberian analgesik.
Pungsi dilakukan bila cairan demikian banyak dan menimbulkan sesak napas dan
pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat. Penanganan yang baik akan
memberikan prognosis yang baik, pada fungsi paru-paru maupun pada penyakitnya.
II. Pengkajian
- Anamnesis:
Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat dan jelas
timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai demam sub febril pada
kondisi tuberkulosis.
- Kebutuhan istrahat dan aktifitas
- Klien mengeluh
lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya, kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari
disertai keringat banyak.
-
Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas
se-
kuat-kuatnya, perubahan
kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot , nyeri
dan stiffness (kekakuan).
- Kebutuhan integritas pribadi
- Klien mengungkapkan faktor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan akan pertolongan dan harapan
- Dapat ditemukan perilaku denial (terutama pada tahap awal) dan kecemasan
- Kebutuhan Kenyamanan/ Nyeri
-
Klien melaporkan adanya nyeri
dada karena batuk
-
Dapat ditemukan perilaku
melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan kurang istrahat/kelelahan
- Kebutuhan Respirasi
-
Klien melaporkan batuk, baik
produktif maupun non produktif, napas pendek, nyeri dada
-
Dapat ditemukan peningkatan
respiratory rate karena penyakit lanjut dan fibrosis paru (parenkim) dan
pleura, serta ekspansi dada yang asimetris, fremitus vokal menurun, pekak pada
perkusi suara nafas menurun atau tidak terdengan pada sisi yang mengalami efusi
pleura. Bunyi nafas tubular disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan
pada bagian paru yang terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada
ekspirasi pendek setelah batuk.
-
Karakteristik sputum :
hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah
-
Dapat pula ditemukan deviasi
trakea
- Kebutuha Keamanan
-
Klien mengungkapkan keadaaan
imunosupresi misalnya kanker, AIDS , demam sub febris
-
Dapat ditemukan keadaan demam
akut sub febris
- Kebutuhan Interaksi sosial
-
Klien mengungkapkan perasaan
terisolasi karena penyakit yang diderita, perubahan pola peran
III. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi
pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris bahkan menghilang, bising napas
juga menurun atau hilang. Gerakan pernapasan menurun atau asimetris, lenih
rendah terjadi pada sisi paru yang mengalami efusi pleura. Pemeriksaan fisik
sangat terbantu oleh pemeriksaan radiologi yang memperlihatkan jelas frenikus
kostalis yang menghilang dan gambaran batas cairan melengkung.
IV. Pemeriksaan Diagnostik
Kultur sputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis
Apusan darah asam
Zehl-Neelsen : positif basil tahan asam
Skin test :
positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam
setelah injeksi.
Foto thorax : pada
tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru, deposit kalsium
pada lesi primer, dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang menghilang,
serta gambaran batas cairan yang melengkung.
Biakan kultur :
positif Mycobacterium tuberculosis
Biopsi paru :
adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis)
Elektrolit :
tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia disebabkan oleh retensi
air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis
ABGs : Abnormal
tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru
Fungsi paru :
Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio residual
udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik
tahap lanjut.
V. Diagnosa Keperawatan
- Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan sekresi yang statis
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi sekret jalan napas
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru, kerusakan membran alveolar kapiler
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea
- Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan
VI. Perencanaan dan Rasionalisasi
- Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan sekresi yang statis
Batasan karakteristik : diagnosis tuberkulosis paru +
Kriteria hasil : Klien akan dapat :
- Mengidentifikasi cara pencegahan dan penurunan resiko penyebaran infeksi
- Mendemonstrasikan teknik/gaya hidup yang berubah untuk meningkatkan lingkungan yang aman terhadap penyebaran infeksi.
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Jelaskan tentang patologi penyakit
secara sederhana dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet air borne
2. Ajarkan klien untuk batuk dan
mengeluarkan sputum dengan menggunakan tissue. Ajarkan membuang tissue yang
sudah dipakai serta mencuci tangan dengan baik
3. Monitor suhu sesuai sesuai indikasi
4. Observasi perkembangan klien setiap
hari dan kultur sputum selama terapi
5. Kolaborasi pemberian INH,
etambutol,rifampicin.
|
5. Inh merupakan drug of choice untuk
klien beresiko terhadap perkembangan TB dan dikombinasikan dengan “primary
drugs” lain jhususnya pada penyakit tahap lanjut.
|
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan napas
Batasan karakteristik :
-
Suara napas abnormal, ritme,
kedalaman napas abnormal.
-
Perubahan respiratory rate,
dyspnea, stridor.
Kriteria hasil :
1.
Klien akan dapat mempertahankan
jalan napas yang paten
2.
Memperlihatkan perilaku
mempertahankan bersihan jalan napas
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1. Kaji fungsi paru, adanya bunyi napoas
tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot-otot aksesori
2. Atur posisi semi fowler
3. Pertahankan intake cairan 2500 ml/hari
4. Kolaborasi :
-
Pemberian oksigen lembab
-
Mucolytic agent
-
Bronchodilator
-
Kortikosteroid
|
1.
Penurunan bunyi napas mungkin
menandakan atelektasis, ronchi, wheezing menunjukkan adanya akumulasi sekret,
dan ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas menyebabkan penggunaan otot
aksesori dan peningkatan usaha bernapas.
2.
Memaksimalkan ekspansi paru
dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal dapat membuka area
atelektasis, mempermudah pengaliran sekret keluar
3. Intake cairan mengurangi penimbunan
sekret, memudahkan
pembersihan
- Mencegah mukosa membran kering, me- ngurangi sekret
- Menurunkan sekret pulmonal dan memfa- silitasi bersihan.
- Memperbesar ukuran lumen pada perca-bangan tracheobronchial dan
menurunkan pada percabangan tracheobronchial dan menurunkan pertahanan
aliran.
-Mengatasi respons inflamasi sehingga tidak terjadi hipoxemia.
|
3. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru, kerusakan
membran akveolar kapiler.
Batasan karakteristik :
-
Penurunan ekspansi dada
-
Perubahan RR, dyspnea, nyeri
dada
-
Penggunaan otot aksesori
-
Penurunan fremitus vokal, bunyi
napas menurun
Kriteria hasil :
- Klien akan :
1.Melaporkan berkurangnya dyspnea
2.Memperluihatkan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
3.ABGs dalam batas normal
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
6. . Kolaborasi suplemen oksigen
|
|
A. Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan edisi 8,
EGC , Jakarta
Carpenito, Lynda Juall (1995), Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, EGC,
Jakarta
Doengoes, Marilyn (1989), Nursing Care Plans Second Edition,
FA Davis Company, Philadelphia
Long, Barbara C (1989), Perawatan Medikal Bedah, Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Padjadjaran, Bandung
Luckmann’s Sorensen (1996), Medical Surgical Nursing, WB
Saunders, Philadelphia
Soeparman (1996), Ilmu Penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
Sjamsuhidajat, R (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi,
EGC, Jakarta
1. PENGKAJIAN DATA
Nama Mahasiswa : Simon Sani Kleden
Tempat Praktek : Ruang Paru Laki RSUD DR Soetomo
Tanggal :
I Identitas diri
klien
Nama : Tn. Chamdan Tanggal MRS : 29 April 2001
Umur : 51 tahun Sumber informasi :
Klien & Istri
Jenis kelamin
: Laki-laki Keluarga yang bisa
dihubungi : Istri
Alamat : Gresik Pendidikan
: SMA
Status perkawinan
: Kawin Pekerjaan : PNS
Depag
Agama : Islam Alamat :
Idem
Suku : Jawa
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : Distributor
Lama bekerja
: 12 tahun
II. Status
Kesehatan Saat Ini
1.
Alasan utama masuk ke rumah
sakit : Sesak, dan batuk yang tidak sembuh
Keluhan utama saat ini :
Batuk dan dahak yang sulit keluar
2.
Faktor pencetus : udara lembab dan polusi udara
3.
Lamanya keluhan : 2 bulan
4.
Timbulnya keluhan : mendadak
5.
Faktor yang memperberat :
bekerja keras / lembur ke luar daerah
6.
Upaya untuk mengatasi sendiri
:berobat ke puskesmas
7.
Diagnosa Medik : sebelumnya
tidak pernah dirawat di RS
III. Riwayat
Kesehatan yang lalu
- Penyakit yang pernah dialami saat anak-anak tidak ada
- Tidak alergi terhadap apapun
- Klien sewajtu kecil tidak diimunisasi
- Klien biasa merokok sekitar 1 bungkus sehari
- Klien tidak tergantung pada obat-obatan
- Pola nutrisi : Frekwensi 3 x sehari
TB = 158 cm BB= 38 kg
-
Jenis makanan : Nasi, sayur,
lauk, nuah
-
Makanan yang disukai : Buah
segar
-
Makanan yang tidak disukai :
tidak spesifik
-
Makanan pantang : tidak ada
-
Nafsu makan : sedang, alasan:
nafsu makan kurang
-
Perubahan BB dalam 6 bulan
terakhir : turun drastis jadi kurus
- Pola eliminasi :
-
BAB : frekuensi 1 x sehari,
tidak menggunakan pencahar, kebiasaan waktu pagi, warna kecoklatan, konsistensi
lunak
-
BAK : Frekuensi 1 – 2 x sehari,
jumlah kira-kira 750 – 1000 cc, warna kuning , bau amoniak
- Pola tidur dan istrahat: waktu tidur tidak tentu sesuai kondisi pekerjaan, lama tidur kira-kira 5 – 6 jam, kebiasaan pengantar tidur tidak ada, kebiasaan saat tidur tidak ada, sekarang mengalami kesulitan tidur karena merasa panas
9. Pola Aktifitas dan Latihan
-
Kegiatan dalam pekerjaan :
distributor dan teknikal perusahaan minyak
-
Tidak pernah berolahraga
-
Kegiatan di waktu luang : tidur
-
Tidal mengalami kesulitan yang
berartiuntuk kebutuhan seharihari kecuai mudah merakan lelah bila beraktifitas
berat.
10.
Pola bekerja : Jenis pekerjaan
berat karena harus mengantar dan menjemput minyak ke daerah, jadwal kerja
rata-rata di atas 10 jam tergantung kebutuhan, jadwal kerja setiap hari.
IV. Riwayat
Keluarga
Genogram :
Istri klien
menderita TB Paru sejak tahun 1997, anak nomor 2 juga sedang mengikuti
pengobatan tuberculosis.
V. Riwayat
Lingkungan
Klien dan keluarga
tinggal di lingkungan industri petrokimia Gresik sehingga memiliki ancaman
besar terhadap polusi debu, Kamar bagian belakang gelap, kebersihan terjaga.
VI.Aspek
Psikososial
- Pola pikir dan persepsi: klien menggunakan kacamata ukuran plus dan minus sejak tahun 1994 (klien tidak tahu ukurannya)
Kesulitan yang dialami :
Klien tidak mengeluh sering pusing, menurunnya sensi-
tifitas sakit dan
sensitifitas terhadap panas dan dingin
- Persepsi diri :
Hal yang amat dipikirkan
saat ini : klien merasa penyakitnya adalah penyakit yang
sukar disembuhkan.
Harapan setelah menjalani
perawatan : klien ingin cepat sembuh
Perubahan yang dirasakan
setelah sakit : tidak mampu meneruskan pekerjaan
- Suasana hati : cemas
Rentang perhatian :
Klien memikirkan kehidupan keluarganya yang sudah terkena
TB Paru (Istrinya mengidap
TB Paru sejak tahun 1997, kemudian menyusul
put-
ranya yang nomor dua
kemudian klien sendiri masuk dengan diagnosis yang sama )
- Hubungan komunikasi
- Klien
berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dengan jelas,
relevan,
mampu mengekspresikan perasaan dan mampu mengerti orang lain.
- Klien
tinggal di rumah milik sendiri beserta istri, putra nomor 2 dan putri
bungsu
(nomor 4 )
- Adat
istiadat yang dianut adalah adat Jawa, klien sebagai kepala rumah tangga
membuat
keputusan dalam keluarga, keuangan memadai.
- Tidak ada
kesulitan dalam hubungan antar anggota keluarga. Klien mengalami
gangguan
libido menurun, tetapi klien tidak menganggap hal tersebut suatu hal
yang
serius karena menganggap dirinya sudah tua dan lebih mengutamakan
kesembuhan penyakitnya.
- Yang disukai dari dirinya sendiri adalah klien mampu
mencari nafkah yang cukupo memadai bagi keluarganya. Yang ingin dirubah dari
kehidupan adalah lingkaran penularan penyakit TB paru dalam keluarganya.
- Yang dilakukan jika klien stress adalah mencari
penyelesaian masalah dengan mendidkusikannya dengan istri.
- Agar perawatan klien nyaman, klien merubah posisi yang
dianggap nyaman.
- Sumber kekuatan bagi klien adalah
Tuhan, klien menganggp Tuhan, Agama
dan Kepercayaan penting bagi klien
- Kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah sakit adalah berdoa
agar cepat
sembuh
VII. Pengkajian
Fisik
- Keadaan Umum
Baik, bisa
memenuhi kebutuhan ADL sendiri tapi belum mampu beraktifitas yang berat.
2. Tanda-tanda vital
S = 37 o C per axilla
N = 80 x/mnt
teratur
T = 120/80 mmHg lengan kanan
RR = 20 x / mnt
HR = 80 x/mnt
3.
Body System
Pernapasan ( B1 : Breating )
- Pernapasan melalui hidung, tidak ada
kelainan bentuk, epistaksis tidak ada, alergi tidak ada, deviasi tidak ada.
Trachea normal, tidak ada deviasi.
- Bentuk dada pectus excavatus
(dingding dada gepeng dengan sternum depressi), ekspansi dada menurun pada
kedua paru terutama sebelah kiri. Retraksi interkostal tidak ada, penggunaan
otot bantu pernafasan tidak ada . Pelebaran pembuluh kolateral tidak nampak,
cyanosis tidak ada, warna kulit agak pucat. Irama pernapasan reguler RR 20
x/mnt . Clubbing finger tidak ada, capillary refill 3 detik.
a.
Palpasi : Nyeri tekan tidak
ada, ekspansi paru menurun dan lebih rendah pada dada sebelah kiri, fremitus
vokal menurun pada daerah infra klavikularis kanan dan kiri.
b.
Perkusi : Pekak pada kedua lapang
paru, redup pada area jantung
c.
Auskultasi : ronchi
positif pada kedua lapang paru, rales
terutama pada paru sebelah kiri
Cardiovaskular ( B2 : Bleeding )
-Nyeri dada tidak ada, nyeri saat beraktifitas ada, kadang-kadang
pusing, palpitasi tidak ada, ictus cordis tampak pada ics 5 mid sternal kiri,
distensi vena jugularis tidak tampak. Edema tidak ditemukan.
- Palpasi : teraba ictus cordis pada ics 5 mid sternal kiri
d.
Perkusi : redup pada area
jantung
e.
Auskultasi : Bunyi jantung I
dan II murni, tidak ada murmur, irama gallop tidak ada
Persyarafan (B3 : Brain )
- Kesadaran komposmentis, GCS 456 total nilai 15.
- Kepala bentuk mesoceophal tidak ada pelebaran vena di temporal, tidak ada bekas luka. Wajah simetris.
- Bentuk mata simetris, sklera putih, conjunctiva pucat, pupil ukuran 2 mm isokor, reflek pupil dan reflek kornea normal.
- Tidak ada pembesaran kelenjar di leher
- Kaku kuduk tidak ada, kernig sign tidak ada
Persepsi sensori
- Tidak ada gangguan pendengaran, tidak menggunakan hearing aids
- Fungsi penciuman normal
- Fungsi pengecapan normal,
dapat membedakan rasa manis, asin, pahit
- Fungsi penglihatan menurun,
menggunakan kacamata +/- (klien tidak tahu
ukurannya) sejak tahun
1997
- Tidak ada gangguan fungsi
perabaan, bisa membedakan panas, dingin dan
tekan,
Perkemihan-eliminasi uri ( B4 : Bladder )
Produksi urin per hari kirkira 1750 cc frekuensi berkemih 2– 3
x/hari warna kuning bau amoniak, tidak ada gangguan perkemihan, nyeri saat
berkemih tidak ada
Pencernaan – Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )
- Gigi taring dan pre molar kiri dan kanan bagian atas dan bawah tanggal berjumlah 8 buah, tidak ada gangguan menelan
- Abdomen simetris bilateral, datar dan warna sama dengan kulit sekitarnya, tidak ada pembesaran vena, nyeri tekan tidak ada, suara hipersonor pada epigastrium, redup pada kuadran kanan ats dan kuadran kiri atas, pekak pada kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah, distensi abdomen tidak ada, bowel sound menurun .
- Ada riwayat hemorroid, tetapi berobat ke dokter ( tidak dioperasi)
- BAB frekuensi 1 x/hari konsistensi padat dan keras, tidak menggunakan pencahar
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
a.
Kemampuan pergerakan sendi
bebas tanpa ada tahanan dan kekakuan, parese dan paralise tidak ada, kelemahan
gerak ada
b.
Ekstremitas atas tidak ada
kelainan, ekstremitas bawah tidak ada kelainan
-
Tulang belakang normal, tidak
lordosis maupun skoliosis
Kulit :
-
Warna kulit sawo matang, pucar,
integritas intake, tidak ada bekas perlukaan, peradangan maupun edema, turgor
kulit baik, akral hangat
Sistem Endokrin
-
Tidak tampak eksophtalmus,
toleransi terhadap sensasi panas/dingin baik, palpitasi tidak ada, rigiditas
tidak ada
Sistem Hematopoietik
Tidak ada riwayat gangguan hematopietik, lebam dan peteki tidak ada
Psikososial
Konsep Diri:
-
Citra diri/body image : Klien
menganggap dirinya tidak sekuat dulu, ia menyukai semua bagian tubuhnya. Yang
kurang disukai adalah gigi yang tidak lengkap lagi sehingga kesulitan untuk
mengunyah
-
Identitas : Status klien dalam keluarga adalah
sebagai kepala rumah tanga, klien puas terhadap status dan posisinya dalam
keluarga
-
Peran : Klien senang dengan
perannya sebagai kepala keluarga, sanggup melaksanakannya da puas terhadap
perannya
-
Ideal diri/harapan :
* Klien berharap semua anggota tubuhnya masih dapat berfungsi dengan
baik, posisi klien dalam keluarga sebagai pencari nafkah, status sebagai kepala
keluarga dan berharap ia segera dapat kembali ke rumah untuk meneruskan usaha
warungnya.
* Klien berharap anggota keluarga tidak ada yang tertular TB paru
lagi, dan berharap lingkungan tempat tinggalnya bisa berkurang atau bebas dari
polusi pabrik.
-
Harga Diri : Tanggapan klien
terhadap harga dirinya tinggi
Sosial / Interaksi
-
Hubungan klien dengan
lingkungan sangat baik, dukungan keluarga aktif, reaksi klien saat interaksi
dengan perawat defensif terutama bila menyinggung penyakit TB paru, konflik
yang terjadiadalah terhadap nilai yang
dianut.
Spiritual
-
Klien percaya bahwa penguasa
kehidupan adalah Allah, sumber kekuatan dan harapan di saat sakit adalah
kehendak Allah, ritual ibadah yang dilakukan saat ini adalah sholat
-
Tidak ada upaya kesehatan yang
bertentangan dengan agama, klien percaya bahwa Tuhan akan menolong dalam
menghadapi situasi sakit dan klien percaya penyakitnya dapat disembuhkan. Klien
menganggap penyakitnya sebagai cobaan/peringatan dari Tuhan.
VII. Pemeriksaan Penunjang
Tgl 25-4-2001 Foto Roentgent : Efusi Pleura + KP Duplex
Tgl 29-4-2001 Hb : 12,0
g/dl
Leukosit : 7,5 x 10 g/l (N : 4,3 – 10,3 )
P C V : 0,35 (N : 0,40 – 0,47)
Glukosa :
108 mg/dl
Protein total :
5,21 g/dl
Sel : 1129
sel/cm
Mono : 93 %
Poli : 7 %
Tgl 30-4-2001 BTA
negatif
Urinalisis : Protein,
glukosa, bilirubin, urobilin negatif
Sedimen :
darah merah + ( 0-1 )
darah putih + (1-2 )
sel
epitel + (0-1 )
kristal
negatif
Terapi :
Asam mefenamat 3 x 1
Etambutol 3 x 1
Multivit 3 x 1
Thoracentesis :
I. Tgl 29-4-2001 750 cc
II. Tgl 30-4-2001 975 cc
III. Tgl 1-5-2001 750 cc
Tanda Tangan Mahasiswa:
( SRI WAHYUNI A )
2. ANALISA DATA
DATA
|
ANALISA
|
MASALAH
|
DS :
-
Klien mengatakan batuk lebih
kurang sebulan, tidak ada sputum, berobat di puskesmas tidak sembuh
DO :
- Ronchi di paru
kanan dan kiri
- Rales terutama
di kanan, di kiri menurun
-
Bentuk dada simetris, pectus
excavatus
- Foto Ro” :
Efusi pleura + KP duplex
DS :
- Klien
mengatakan jika batuk susah mengeluarkan dahak
DO :
-Ronchi di paru
kanan dan kiri
-Rales terutama
di kanan, di kiri menurun
-Fremitus vokal
menurun di daerah infra sklapularis kanan dan kiri
-Foto Ro” :
Efusi pleura kanan dan KP duplex
DS :
-Klien
mengatakan sesak jika duduk tegak
DO :
-Foto Ro” :
Efusi pleura + KP duplex
-
Ronchi di paru kanan dan kiri
- Rales terutama
di kanan, menurun di kiri
-
Thoracentesis :
I.
Tgl 29/4 750 cc
II. Tgl
30/4 975 cc
III. Tgl
1/5 750 cc
|
Penurunan pertahanan primer dan sekresi
yang statis
Akumulasi sekret di jalan napas
Penurunan kemampuan eks- pansi paru
|
Resiko tinggi penyebaran infeksi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Gangguan Pertukaran Gas
|
DS :
-
Klien mengatakan hanya bisa
menghabiskan sepa-ruh dari porsi yang di be- rikan
- Klien mengeluh sesak jika duduk tegak
- Klien mengeluh batuk jika menelan
sesuatu
DO :
- TB 158 cm BB 38 kg
- Konjungtiva pucat
- Klien nampak kurus
- Makanan yang dihabiskkan hanya separuh
dari porsi
DS :
- Klien mengemukakantidak tahu tentang
penyakitnya
-Klien mengemukakan pe- nyebab
penyakitnya karena tidur tidak teratur dan kele-lahan
DO :
-Klien meminta informasi tentang
penyakitnya
-Klien menanyakan tentang proses/tahapan
pengobatan-nya
|
Penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea
Informasi yang tidak adeku-at mengenai
proses penyakit dan pengobatan
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Pengetahuan kurang
|
a. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi
penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan primer dan
sekresi yang statis
DS :
-
Klien mengatakan batuk lebih
kurang 1 bulan, sputum tidak ada,
berobat ke
puskesmas tidak sembuh
- Klien mengemukakan sesak jika duduk tegak
DO :
-
Ronchi di paru kanan dan kiri
-
Rales terutama di kanan,
menurun di kiri
-
Bentuk dada simetris pectus
excavatus
-
Foto Ro” : Efusi pleura + KP
duplex
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan akumulasi sekret di jalan napas
DS :
-
Klien mengatakan jika batuk
susah mengeluarkan dahak
DO :
-
Ronchi di paru kanan dan kiri
-
Rales terutama di kanan, menurun di kiri
-
Foto Ro” : Efusi pleura + KP duolex
-
Fremitus Vokel menurun di daerah infra skapularis kanan- kiri
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi paru
DS :
-
Klien mengatakan sesak jika
duduk tegak
DO :
-
Foto Ro” : Efusi pleura + KP
duplex
-
Ronchi di paru kanan dan kiri
-
Rales terutama di kanan, di
kiri menurun
-
-
Thoracentesis : I.
tgl 29/4 750 cc
II. tgl 30/4
975 cc
III. tgl 1/5
750 cc
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea
DS :
-
Klien mengatakan hanya bisa
menghabiskan separuh dari porsi yang diberikan
-
Klien mengeluh sesak jika duduk
tegak
-
Klien mengeluh sesak jika
menelan sesuatu
DO :
- TB : 158 cm BB 38 kg
- Konjungtiva pucat
- Makanan yang dihabiskan hanya separuh porsi
- Pengetahuan kurang berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan
DS :
-
Klien mengemukakan tidak tahu
tentang penyakitnya
-
Klien mengemukakan penyebab
penyakit karena tidur tidak teratur dan kelelahan
DO :
-
Klien meminta informasi tentang
penyakitnya
-
Klien menanyakan tentang proses
/tahapan pengobatannya
3. RENCANA TINDAKAN PERAWATAN
TGL
|
DX
Kep dan Hasil
yang
diharapkan
|
Rencana
Tindakan
|
Rasionalisasi
|
1/5/2001
1/5/2001
1/5/2001
1/5/2001
1/5/2001
|
Resiko tingggi penyebaran infeksi b.d penurunan
pertahanan primer dan sekret yang statis
Tujuan :
Dalam waktu 2 x pertemuan klien akan
dapat
1.Mengidentifikasi cara pencegahan dan
penurunan resiko penyebaran infeksi
2.Memperlihatkan teknik/ gaya hidup
berubah untuk meningkatkan lingkungan yang aman terhadap penyebaran infeksi
Kriteria hasil :
1.
Klien menjelaskan cara
pencegahan dan penurun-an resiko penyebaran in-feksi.
2.
Menutup mulut dengan
tissue/sapu tangan bila batuk
3.
Memalingkan tubuh jika
berhadapan dengan orang lain saat batuk.
4.
Sputum ditampung diwa-dah
tertutup.
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan napas
Tujuan :
Dalam jangka waktu 2x24 jam klien akan
memperta-hankan jalan nafas yang e-fektif
Kriteria hasil :
- Klien dpat melakukan teknik napas dalam dan batuk yang efektif
- Klien melaporkan sesak yang berkurang
Gangguan Pertukaran gas berhubungan
dengan penu-runan kemampuan ekspansi paru
Tujuan :
Dalam jangka waktu 1 x 24 jam kebutuhan
pertukaran gas akan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Klien melaporkan berku-rangnya dyspnea
- Klien memperlihatkan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
-ABGs dalam batas normal
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubu-ngan dengan penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea
Tujuan :
Dalam jangka waktu 1 minggu klien akan
menun-jukkan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
-BB meningkat
-Konjungtiva tidak anemis
-Wajah tidak pucat
-Turgor kulit normal
-Membran mukosa lembab
Pengetahuan kurang berhu-bungan dengan
informasi yang tidak adekuat menenai proses penyakit dan pengo-batan
Tujuan :
Dalam jangka waktu 2x30 menit klien akan
memper-lihatkan kemampuan pema-haman yang adekuat ten-tang penyakit dan
pengoba-tannya
Kriteria hasil :
1.Klien menjelaskan secara sederhana
penyebab penyakit dan pencegahan penularan
2.Klien menjelaskantentang alasan pengobatan penya-kitnya
|
1. Jelaskan tentang
pato-logi penyakit secara sederhana dan potensil penyebaran infeksi
melalui droplet air borne
2Ajarkan klien untuk ba- tuk dan
mengeluarkan sputum dengan tissue / sapu tangan dan mencuci tangan dengan
baik
3.Monitor suhu sesuai indikasi
4.Observasi
perkemba- ngan setiap hari dan kul tur sputum selama terapi
5.Kolaborasi pemberian
INH,etambutol,rifampicin
1.Kaji fungsi paru, ada-nya bunyi nafas tamba-han , perubahan
irama dan kedalaman, penggu-naan otot-otot aksesori
2. Atur posisi semi fowler
3.Pertahankan cairan 2500
ml/hari bila tanpa KI
4. Ajarkan teknik napas dalam
dan batuk efek-tif
5. Kolaborasi :
-Mucolytic agent
1.Kaji adanya dyspnea, penurunan suara nafas, bunyi nafas
tambahan, peningkatan usaha untuk bernapas, ekspansi dada yang terbatas,
kelelahan
2.Evaluasi perubahan kesadaran. Perhatikan adanya cyanotis dan
perubahan warna kulit dan membran mukosa serta clubbing finger
3.Dorong/ajarkan berna-pas melalui mulut
selama ekshalasi
4. Tingkatkan bedrest/ pengurangan
aktifitas
5.Monitor ABGs bila per-lu
6.Kolaborasi suplemen oksigen bila perlu
1.Kaji status nutrisi saat MRS,
turgor kulit dan derjat penurunan BB,
kemampuan mengunyah, kelembaban mukosa membran, dan riwayat mual/muntah
2.Monitor intake dan out-put dan BB
secara perio-dik
3.Perhatikan adanya keluhan anorexia,
mual, muntah
4.Tingkatkan kebutuhan istrahat
5.Ajarkan pemeliharaan gigi dan mulut
1.Kaji kemampuan bela-jar, tingkat
kecemasan, partisipasi, media yang sesuai untuk belajar
2.Identifikasi simptom yang harus
dilaporkan ke dokter/perawat
3.Tingkatkan pengetahu-an tentang
kebutuhan TKTP
4.Jelaskan instruksi dan informasi
misalnya pen-jadwalan pengobatan
5.Kaji ulang potensial efek samping
pengobatan
6.Dorong klien mengeks-presikan
ketidaktahuan/ kecemasan dan beri infor-masi yang dibutuhkan
7.Evaluasi faktor resiko yang berhubungan
deng-an pekerjaan
8.Tingkatkan motivasi untuk berhenti
merokok
9.Review pengetahuan tentang tuberculosis
paru
|
Membantu klien
menyadari/menerima prosedur pengobatan dan perawatan untuk mencegah
komplikasi
Membiasakan pe- rilaku yang penting untuk
mencegah penularan infeksi
Reaksi febris merupakan indikator
berlanjutnya infeksi
Membantu memo-nitor efektif tidak-nya
pengobatan dan respons klien
INH adalah drug of choice untuk klien beresiko dan dikom-binasikan
dengan “primary drugs” lain khusus nya pada penyakit tahap lanjut.
1.
Penurunan bunyi nafas dapat menan-dakan
atelektasis, ronchi menunjukkan adanya akumulasi sekret, dan adanya
ketidakmampuan untuk membersihkan jalan napas menye-babkan penggunaan otot
asesori dan peningkatan usaha bernapas
Memaksimalkan ekspansi paru dan
menurunkan upaya pernafasan yang berlebihan. Ventilasi maksimal dapat membuka
area atelektasis, mening-katkan perpindahan sekret keluar
Intake cairan me-ngurangi penimbu-nan
sekret, memu-dahkan pembersihan
Memudahkan pengeluaran sekret jalan napas
secara efektif
Menurunkan sek-ret pulmonal dan
memfasilitasi bersi-han
TB Pulmonal dapat menyebabkan efek yang
luas, termasuk penimbunan cairan di pleura sehingga menghasilkan gejala
distres pernafasan
Akumulasi sekret yang berlebihan dapat
mengganggu oksigenasi organ / jaringan vital
Menciptakan usa-ha untuk melawan
outflow udara men-cegah kolaps karena
jalan napas yang sempit, membantu distribusi udara dan menurunkan napas
pendek.
Mengurangi kon-sumsi oksigen sela-ma periode
bernapas dan mengurangi ge-jala sesak napas
Penurunan tekanan O2(PaO2) dan satu-rasi
atau peningkatan PaCO2 munjukkan kebutuhan untuk pe-rubahan terapetik
Mengoreksi hipok-semia yang menye-babkan
terjadinya penurunan sekunder ventilasi dan berku-rangnnya permukaan alveolar
Berguna untuk menentukan derajat masalah
dan penen-tuan intervensi se-lanjutnya
Membantu meng-identifikasi kebutu-han
nutrisi
Dapat disebabkan kerena perubahan diet,
mengidentifika-si pemilihan nutrisi
yang sesuai
Membantu penyim panan enrgi bila
ke-butuhan metabolik meningkat terutama saat demam
Menurunkan rasa tidak nyaman karena
sputum atau pengo-batan tertentu yang bisa merangsang mual
Pembelajaran ter- gantung pada status
emosional dan kesia- pan fisik dalam pe-nerimaan belajar
Indikasi progresif atau reaktivasi
pe-nyakit atau efek sam-ping pengobatan, serta untuk evaluasi lebih lanjut
Meningkatkan ke-sadaran kebutuhan nutrisi
untuk memi-nimalkan kelemahan
Meningkatkan kerjasama /partisipa-si
terapetik dan men-cegah putus obat
Dapat mengurangi rasa kurang nyaman dari
pengobatan un-tuk perbaikan kondi-si klien
Memberikan kesempatan untuk mengoreksi
misper-sepsi dan mengura - ngi kecemasan
Paparan yang ber-lebihan dari polusi
udara meningkatkan resiko negatif fungsi pernapasan
Merokok dapat menyebabkan dis-fungsi
pernapasan
Pengetahuan dapat menurunkan resiko
penularan TB
|
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL
|
JAM
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
|
NAMA
PERAWAT
|
1/5/2001
1/5/2001
1/5/2001
2/5/2001
2/5/2001
|
13.30
13.45
12.00
14.00
14.00
13.20
13.40
13.50
14.00
13.20
13.20
14.10
07.00
07.10
07.15
07.30
13.00
s/d 14.00
|
DX No.1
1.Menjelaskan secara sederhana tentang :
- Patologi tuberkulosis
paru
-
Cara penularan dan pencegahannya
2.Mengajarkan penggunaan
tissue/saputangan bila batuk dan mencuci tangan dengan baik
3.Memonitor TTV :
- S
: 37 o C
- N
: 80 x/mnt
- P
: 20 x/mnt
- T
: 110/70 mmHg
4. Melakukan observasi :
- Dyspnea disaat duduk tegak
- Kelelahan tidak ada
- Sputum BTA negatif ( lab tgl 30/4/2001)
5. Memberikan informasi tentang waktu
minum obat :
- INH
- Multivit
DX No.2
1.Follow up suara nafas :
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Krepitasi diparu kanan, kiri tdak jelas
- Penggunaan otot aksesoti tidak ada
- RR : 20 x/mnt reguler
- Ekspansi dada kurang
2. Merubah posisi semi fowler
3.Mengajarkan pentingnya kebutuhan cairan
4.Mengajarkan teknik napas dalam dan
batuk
DX No.3
1.Follow up suara napas:
- Ronchi di paru kanan dan kiri
- Krepitasi di paru kanan, kiri tidak
jelas
- RR 20 x/mnt reguler
- Ekpansi dada kurang
2.Follow up
kesadaran :
- Composmentis, GCS 456
- Cyanosis tidak ada
- Membran mukosa kering
- Clibbing finger tidak ada
3.Menganjurkan bed rest dan mengurangi
aktifitas
DX No.4
1.Melakukan pengkajian status nutrisi
- BB 38 kg TB : 158 cm
-Membran mukosa kering
-Konjungtiva anemis
-Turgor kulit normal
2.Memonitor intake dan output:
-Intake pagi susu 1 gelas (200 cc)
sarapan dihabiskan separuh
-Output : BAK pagi kira-kira 200 cc
BAB pagi konsistensi keras
3.Mengobservasi keluhan gangguan nutrisi
-Mual/muntah tidak ada
4.Menganjurkan bedrest dan mengurangi
aktifitas
5.Menganjurkan melakukan oral hygiene
DX No. 5
1.Melakukan pengkajian terhadap kemampuan
belajar : klien mampu menangkap materi yang diberikan dengan baik
2.Mengajarkan hal-hal yang harus
dilaporkan tentang :
-
Hemoptysis
-
Nyeri dada
-
Dyspnea
-
Gangguan pendengaran
-
Vertigo
3.Mendorong
dan menajarkan pengetahuan tentang perlunya pengetahuan tentang perlunya
kebutuhan konsumsi TKTP bagi penderita TB paru
4.Menjelaskan fungsi obat :
- Asam mefenamat
- Etambutol
- INH
- Multivit
5.Mengobservasi efek samping
thoracentesis :
- Nyeri terdapat di daerah bekas
thoracentesis
-Dyspnea pada saat duduk tegak
6.Mendengarkan keluhan klien dan memberikan
informasi tentang perlunya pengobatan lanjutan bila pulang ke rumah
7.Mengkaji faktor resiko pekerjaan :
- Klien tinggal di daerah berpolusi
tinggi (dekat Pabrik Petrokimia)
- Klien serumah dengan penderita TB Paru
(istri dan anak no.2)
8.Mendorong/motivasi untuk berhenti
merolol
9.Mereview pengetahuan tentang TB :
-
Klien belum jelas tentang
penyakit yang diderita tapi mengerti penyebaran TB paru
|
SRI
W
SRI W
SRI W
SRI W
SRI W
|
1) EVALUASI
DX No.1
|
DX No.2
|
DX No.3
|
Tgl 2/5/2001
S:
-Klien menjelaskan secara sederhana
pencegahan penu-laran
O:
--Klien menutup mulut saat batuk dengan
menggunakan sapu tangan
-Klien memalingkan tubuh saat batuk
Sputum tidak ada
A: Masalah teratasi sebagian
P:
-Lanjutkan perencanaan no: 3,4,5
-Beri reinforcement terhdap hasil yang
dicapai
Tgl 3/5/2001
S:
-Klien menjelaskan penu-runan resiko
penularan pe-nyakit, cara pencegahan
O:
--Klien menutup mulut saat batuk dengan
menggunakan sapu tangan
-Klien memalingkan tubuh saat batuk
-Sputum tidak ada
A: Masalah teratasi
P:
-Beri reinforcement terhadap hasil yang
dicapai
-Follow kepatuhan dan pe-rubahan perilaku
sehat seti-ap sehat
Tgl.4/5/2001
S:
-Klien menjelaskan penu-runan resiko
penularan pe-nyakit, cara pencegahan
O:
--Klien menutup mulut saat batuk dengan
menggunakan sapu tangan
-Klien memalingkan tubuh saat batuk
-Sputum tidak ada
A: Masalah teratasi
P:
-Beri reinforcement terhadap hasil yang
dicapai
-Follow kepatuhan dan pe-rubahan perilaku
sehat seti-ap sehat
|
Tgl 2/5/2001
S:
-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat be-raktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas ringan
-Klien belum dapat mela-kukan teknik
nafas dalam dan batuk efektif
- Sputum tidak ada
-
Cairan yang dihabiskan
semalam kurang lebih 1250 cc
-
Ronchi di dada kanan-kiri, krepitasi
dominan di kanan
A: Masalah teratasi sebagian
P: -Lanjutkan perencanaan no: 1,3,4
Tgl 3/5/2001
S:
-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat be-raktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas
ringan
-
Klien memperagakan teknik napas dalam dan batuk efektif
-
Sputum tidak ada
-
Cairan yang dihabiskan
semalam 1500 cc
-
Ronchi di dada kanan-kiri,
krepitasi dominan di kanan
A: Masalah teratasi sebagian
P: -Lanjutkan perencanaan no 1,3
Tgl 4/5/2001
S:
Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat be-raktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas
ringan
-
Klien memperagakan teknik napas dalam dan batuk efektif
-
Sputum tidak ada
-
Cairan yang dihabiskan
semalam2000 cc
-
Ronchi di dada kanan-kiri,
krepitasi dominan di kanan
A: Masalah teratasi
P:
- Beri reinforcement terha-dap hasil yang
dicapai
-Follow up tentang pemenu-han hidrasi
untuk mengen-cerkan sputum
|
Tgl 2/5/2001
S:
-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat ber-aktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas ringan
-Ekspansi dada terbats
-Ronchi di paru kanan-kiri
-Rales dominan di kanan
-Demam tidak ada, S:36,5C
-Penggunaan otot aksesori tidak ada
A: Masalah sebagian teratasi
P:
-Lanjutkan perencanaan no:1,2,3,4
-Beri reinforcement terhadap kemajuan
yang dicapai
Tgl 3/5/2001
S:
Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat ber-aktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas ringan
-Ekspansi dada terbats
-Ronchi di paru kanan-kiri
-Rales dominan di kanan
-Demam tidak ada, S:36,5C
-Penggunaan otot aksesori tidak ada
A: Masalah sebagian teratasi
P:
- Lanjutkan perencanaan no: 1,2,4
-Beri reinforcement terhadap kemajuan
yang dicapai
Tgl4/5/2001
S:
-Klien mengungkapkan se-sak berkurang dan
dapat ber-aktifitas ringan
O:
-Klien dapat beraktifitas ringan
-Ekspansi dada terbats
-Ronchi di paru kanan-kiri
-Rales dominan di kanan
-Demam tidak ada, S:37C
-Penggunaan otot aksesori tidak ada
A: Masalah sebagian teratasi
P:
- Lanjutkan perencanaan no: 1,2,4
-Beri reinforcement terhadap kemajuan
yang dicapai
|
DX
No. 4
|
DX
No. 5
|
Tgl2/2001
S:
-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan
porsi yang diberikan
O:
-Porsi yang diberikan dihabiskan 1/2
bagian
-Mual/muntah tidak ada
-Konjungtiva pucat
-Turgor kulit normal
-Klien dapat beraktifitas ringan
A: Masalah teratasi sebagian
P:
-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5
-Beri rennforcement terhadap kemajuan
yang diperoleh
|
Tgl 2/5/2001
S:
-Klien mengemukakan pengertian dan
penularan penyakit paru
-Klien mengemukakan belum jelas tentang
diagnosa penyakitnya
O:
-Klien masih menanyakan informasi lanjut
tentang proses pengobatan
-Klien melakukan defek mechanism bila
disinggung tentang penyakit TB paru yang ia derita
A: Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
- Kaji faktor-faktor kelebihan dan
kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran
- Lakukan pendekatan lebih intensif
|
DX
No. 4
|
DX
No. 5
|
Tgl 3/5/2001
S:
-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan
porsi yang diberikan
O:
-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4
bagian
-Mual/muntah tidak ada
-Konjungtiva pucat
-Turgor kulit normal
-Klien dapat beraktifitas ringan
A: Masalah teratasi sebagian
P:
-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5
-Beri reninforcemen terhadap kemajuan
yang diperoleh
-Diskusikan tentang alternatif menu yang
disukai oleh klien
Tgl 4/5/2001
S:
-Klien mengeluh belum bisa menghabiskan
porsi yang diberikan
-Klien mengatakan ia sudah bisa
menghabiskan 1 gelas susu yang diberikan
O:
-Porsi yang diberikan dihabiskan 3/4
bagian
-Mual/muntah tidak ada
-Konjungtiva pucat
-Turgor kulit normal
-Klien dapat beraktifitas ringan
A: Masalah teratasi sebagian
P:
-Lanjutkan perencanaan no: 1,2,3,4,5
-Beri reninforcemen terhadap kemajuan
yang diperoleh
-Diskusikan tentang alternatif menu yang
disukai oleh klien
|
Tgl3/5/2001
S:
-Klien mengemukakan pengertian dan
penularan penyakit paru
-Klien mengemukakan belum jelas tentang
diagnosa penyakitnya
O:
-Klien masih menanyakan informasi lanjut
tentang proses pengobatan
-Klien mu;ai terbuka dengan perawat tapi
masih melakukan defek mechanism bila disinggung tentang penyakit TB paru yang
ia derita
A: Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
- Kaji faktor-faktor kelebihan dan
kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran
- Lakukan pendekatan lebih intensif
Tgl 4/5/2001
S:
-Klien mengemukakan pengertian dan
penularan penyakit paru
-Klien mengungkapkan mengerti ten -tang
penularan penyakit paru
O:
-Klien mulai terbuka dengan perawat tapi
masih melakukan defek mechanism bila disinggung tentang penyakit TB paru yang
ia derita
A: Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan perencanaan no:6,7,8,9
- Kaji faktor-faktor kelebihan dan
kekurangan yang bisa mendukung peningkatan pengetahuan dan kesadaran
- Lakukan pendekatan lebih intensif
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar