BATUK DARAH
I. Pendahuluan
Batuk darah adalah
suatu gejala yang paling penting pada penyakit paru karena :
Adanya
bahaya potensial terhadap perdarahan yang gawat
Hampir
selalu hemoptysis disebabkan oleh penyakit bronkopulmonal
Oleh sebab itu
perlu dibuktikan apakah benar bahwa darah berasal dari saluran pernafasan
bagian bawah
Apakah benar-benar
batuk darah dan bukan muntah darah
II. Definisi
Hemaptoe adalah batuk darah yang terjadi karena penyumbatan trakea
dan saluran nafas sehingga timbul sufokal yang sering fatal. Ini terjadi pada
batuk darah masif yaitu 600-1000cc/24 jam. Batuk darah pada penderita TB paru
disebabkan oleh terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah pada
dinding kapitas.(Hood Al sagaff dkk:1995;85-86).
Hemoptisis adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan berasal
dari saluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal,
batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah tidak luas , sehingga penutupan luka dengan
cepat terjadi . (Hood Alsagaff, 1995, hal 301)
Batuk darah adalah
suatu keadaan menakutkan/mengerikan yang menyebabkan beban mental bagi
penderita dan keluarga penderita sehingga menyebabakan takut untuk berobat ke
dokter .
Klien menahan
batuk karena takut kehilangan darah yang lebih banyak sehingga menyebabkan
penyumbatan karena bekuan darah.
Sebetulnya sudah
ada penyakit dasar tetapi keluhan penyakit tidak mendorong berobat ke dokter.
Batuk darah pada
dasarnya akan berhenti sendiri asal tidak ada robekan pembuluh darah,berhenti
sedikit-sedikit pada pengobatan penyakit dasar.
III Etiologi
Berdasar
etiologi maka dapat digolongkan :
1.
Batuk darah idiopatik.
2.
Batuk darah sekunder.
Ad 1. Batuk darah idiopatik.
Yaitu batuk darah yang tidak
diketahui penyebabnya:
_ insiden 0,5 sampai
58% {+ 15 %}
_ pria :wanita = 2 : 1
_ umur 30- 50 tahun kebanyakan
40-60 tahun
_
berhenti spontan dengan suportif terapi.
Ad 2.
Batuk darah sekunder.
Yaitu batuk darah yang diketahui
penyebabnya
a.
Oleh karena keradangan ,
ditandai vascularisasi arteri bronkiale
> 4% {normal 1%}
TB è batuk sedikit-sedikit èmasif darah melulu, bergumpal.
Bronkiektasis ®campur
purulen
Apses paru ®campur
purulen
Pneumonia®warna merah
bata encer berbuih
Bronkitis®sedikit-sedikit
campur darah atau lendir
b.
Neoplasma
_ karsinoma paru
_ adenoma
c.
Lain-lain:
_ trombo emboli paru – infark paru
_ mitral stenosis
_ kelainan kongenital aliran darah paru meningkat
@ ASD
@ VSD
_trauma dada
¨tumpul: perlukaan oleh costa
¨tajam : tusukan benda tajam
_hemorhagic diatese
_hipertensi pulmonal primer
Pembagian lain
Berdasar jumlah darah:
PURSEL :
1.
Blood streak
2.
minimal 1-30 cc
3.
mild 30-150 cc
4.
moderate 150-500 cc
5.
massive 600 cc
JOHNSON :
1.
Singgle : kurang dari 7 hari
2.
Repeated : lebih dari 7 hari dengan interfal 2-3 hari
3.
Frank : darah melulu tanpa dahak
RSUD Dr. Sutomo
SMF paru > 90% disebabkan :
1.
TB Paru
2.
Karsinoma paru
3.
Bronkiektasis
4.
Mitral stenosis
Patogenesis
Tergantung dr
penyakit yang mendasarinya.
Gejala klinis
Kita harus
memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring ,dengan cara membedakan ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Batuk darah
- Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
- Darah berbuih bercampur udara
- Darah segar berwarna merah muda
- Darah bersifat alkalis
- Anemia kadang-kadang terjadi
- Benzidin test negatif
·
Muntah darah
- Darah dimuntahkan dengan rasa mual
- Darah bercampur sisa makanan
- Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
- Darah bersifat asam
- Anemia seriang terjadi
- Benzidin test positif
·
Epistaksis
- Darah menetes dari hidung
- Batuk pelan kadang keluar
- Darah berwarna merah segar
- Darah bersifat alkalis
- Anemia jarang terjadi
Anamnesis
1.
Dari anamnesis dipastikan asal
darah
2.
Jumlah darah yang keluar,
bentuk,warna,lama.
3.
Penyakit batuknya
4.
Disertai nyeri dada
5.
Hubungan dengan
kerja,istirahat,posisi penderita
6.
Hubungan penyakit masa lalu
7.
Anamnesa merokok
Pemeriksaan fisik
# Panas, berarti ada proses peradangan
# Auskultasi: terdengar bunyi Rales
-
Kemungkinan menujukkan lokasi
-
Ada aspirasi
-
Ronki menetap, wheezing lokal,
kemungkinan penyumbatan oleh : Ca, bekuan darah
-
Friction rub:emboli paru
,infark paru
# Clubbing finger: bronkiektasis, neoplasma
Laboratorium:
-
Hb
-
Faal homeostasis dll menurut dugaan
Radiologi :
-
tergantung etiologi : X-photo thorak, PA Lateral
CT- scan
Pemeriksaan lain khusus :
-
anamnesa : memastikan asal
darah, berulang, jumlah, warna, menahun dll
-
pemeriksaan fisik : kemungkinan
penyebab
-
X-photo thorak : PA/Lateral,
brokografi dll
-
Pemeriksaan sputum
bakteriologi, sitologi
-
Bronkoskopi
Komplikasi :
-
Bahaya utama batuk darah adalah
terjadi penyumbatan trakea dan saluran nafas, sehingga timbul sufokasi yang
sering fatal. Penderita tidak nampak anemis tetapi sianosis, hal ini sering
terjadi pada batuk darah masif (600-1000 cc/24 jam)
-
Pneumonia aspirasi merupakan
salah satu penyulit yang terjadi karena darah terhisap kebagian paru yang sehat
-
Karena saluran nafas tersumbat,
maka paru bagiandistal akan kolaps dan terjadi atelektasis
-
Bila perdarahan banyak, terjadi
dalam waktu lama.
Penatalaksanaan
Tujuan Umum :
1.
membebaskan jalan nafas
2.
mencegah aspirasi
3.
menghentikan perdarahan dan
pengobatan penyakit dasar.
Konservative
~ Hemoptoe sedikit (<200ml/24jam}
dapat berhenti
-obat: codein, doveri,
penyakit dasar
- diminta tenang, istirahat
total, kalau perlu obat penenang
~
Tidur setengah duduk:
13-31% hemopthoe berhenti sendiri MRS
1-4 hari,
87 % berhenti sendiri setelah 4hari
MRS
~
Infus atau transfusi
Batuk darah masif:
-
tidur trendelenburg ke arah
sisi yang sakit{agar tidak aspirasi ke paru yang sehat}
-
infuse, penghisapan darah ,
pengambilan bekuan
-
waktu dulu setelah penderita
agak tenang
kolaps terapi: pnumoperitonium, pneumothoraks artifisial, operasi N.
phrenicus
! Tindakan-tindakan lebih agresif
-rigid bronkoskopi,jalan nafas terbuka
dan penghisapan darah lebih mudah
-FOB untuk suction darah dan mencari
lokasi perdarahan + dengan endotrakeal tube untuk keluar.
Masuk FOB lebih mudah
-pasang endotrakeal tamponade {balon
kateter tamponade}
- reseksi paru
-embolisasi a. bronkialis
Prognose
-
hemopthoe<200ml/24jam®supportifve baik
-
profuse massive >600cc/24jam®prognose jelek 85% meninggal
* dengan bilateral far advance
* faal paru kurang baik
* terdapat kelainan jantung
Daftar Pustaka
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit
Paru. Airlangga University Press. Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru.
Airlangga University Press. Surabaya.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical
Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.
Carpenito, L.J.,
(1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC Jakarta.
Mansjoer, Arif., et
all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius Jakarta.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk
Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995).
Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.
Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar