PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak
ginekologi yang paling sering dijumpai pada kurun reproduksi usia 30 tahun 20 –
25 % wanita ternayata mengidap penyakit tersebut. Dan kejadiannya meningkat 40
% pada usia lebih dari 35 tahun. (majalah obstreri Ginekologi, 1994 )
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7 %
dari semua penderita gynekologi yang di rawat. Di Jawa Timur sendiri dari data
kunjungan pasien di poliklinik Kandungan RSUD Dr Soetomo dari bulan Januari
sampai Juni 2000, mioma uteri menduduki urutan ke –4 dari 10 penyakit yang
diketemukan.
Untuk melaksanakan pengamatan
pada penyakit ini agak sukar karena tidak semua pasien mioma uteri mempunyai
keluhan. Walupun tumor ini sering tanpa gejala tetapi dapat mengalami
komplikasi yang menyebabkan keadaan darurat pada klien seperti nekrosis,
sarcoma dan infeksi sekunder.
Perawat sebagi bagian integral
dari pelayanan kesehatan memiliki peranan yang besar dalam proses penyembuhan
penderita. Sehingga perawat harus mampu melakukan asuhan keperawatan yang benar
pada pasien mioma uteri ini.
Tumor merupakan salah satu
penyakit yang ditakuti oleh wanita, sehingga masalah yang muncul pada klien
mioma uteri ini tidak hanyamasalah fisik tetapi juga terkait dengan masalah
psikososial. Masalah fisik umumnya menyangkut nyeri, perdarahan dan masalah
psikososial mencakup cemas, gangguan body image dan proses kehilangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar