GANGGUAN
KESADARAN
1.
PENDAHULUAN
Fungsi kesadaran
menyangkut :
-
tingkat kesadaran
-
isi kesadaran
2.
BATASAN
Kesadaran
yang utuh adalah suatu keadaan individu sadara akan dirinya dan lingkungannya
menghadapi stimulasi yang adekuat.
Kesadaran
yang utuh tergantung dari integritas dan interaski antara :
-
ARAS
(Ascending Reticuler Activating System) à kumpulan substansia
drisea di bagian sentral batang otak bagian rostral mulai dari mielum samapai
di subthalamus, menentukan tingkat kesadaran à WAKEFULLNESS-ARAOUSEL/KETERJAGAAN (keadaan yg. berhub. dengan
respon E, V dan M.
-
Korteks di hemisfer serebri kiri yang utuh, merupakan
substract anatomis untuk kebanyakan komponen psikologik yang khusus,
berbahasan, ingatan, intelek dan tanggapan proses pembelajaran. Dalam mekanismenya
digiatkan oleh thalamus, hipotalamus, mesensefalon, tegmentum pontis bagian
rostral.
Fungsi luhur/kortikal luhur/higher
cortical function adalah kemampuan otak untuk berinteraksi dengan
sekitarnya.
5 komponen fungsi luhur :
-
Kemampuan berbahasa
-
daya ingat
-
pengenalan visuospasial
-
emosi, dan kepribadian
Bentuk
sindroma hemisfer, kanan dan kiri :
KIRI
|
KANAN
|
Afasia (berbahasa)
Aleksia (membaca)
Agrafia (menulis)
Akalkulasi
(menghitung)
Apraksia (gerakan
motorik yang kompleks)
|
Pengabaian (neglect)
Visuospasial
(persepsi)
-
pengenalan tempat
-
Pengenalan wajah
Visuomotor
-
membuat kontruksi
-
berpakaian
Afek dan prosodi
|
Kebingungan/confusion/kesadaran
berkabut gangguan kapasitas berfikir, mengerti, dan berespon dan mengingat
kembali respon yang diterimanya, sehingga kehilangna kemampuan untuk berfikir
jernih, gangguan dalam membuat keputusan.
Menurut
Sukardi, Boss keadaan bingung dibagi menjadi :
Disoroentasi
|
Permulaan kehilangan
kesadran, disorientasi (waktu,. tempat, orang), gangguan memori
|
Lethargi
|
Keterabatasan
pembicaraan, gerakan motorik spontan, dapat dibangungkan dengan pembicaran
dna perabaan normal, dapat/tidak disorientasi.
|
Obtudation
|
Kesadaran yg tumpul,
keterbatsan keterjagaan, acuh thd lingkungan, mudah tertidur, kecuali
dirangsangan secara verbal/perabaan, menjawab pertanyaan dengan seminimal
mungkin.
|
Delirium
|
Ketidaktenangan
motorik, halusinasi, disorientasi, delusi/waham. ketakutan dna mudah
terasangsang, kelainan metabolik/toksik, impending coma.
|
Stupor
|
Tidur yang dalam,
tidak responsif, hanya dapat dinagunkan /jawaban motorik/verbal dengan
rangsangan yang kuat dan berulang, respon menghindara/memegang rasngangan
tersebut.
|
Koma
|
Hilangnya kesadaran,
tampak seperti tidur, tidak berespon terhadap rangsangan eksternal
|
Keadaan Vegetatif
|
Bernafas spontan,
sirkulasi nomral, siklue membukan dan menutup mata seperti tidur, tapi tidak
tanggap lingkungan, sepintas penyembuhan dari keadaan koma dan menetap sampai
akhir kematian.
Kelainan difus
bilateral pada korteks serebri dengan BO, trauma kapitis, hipoksik-eskemia,
|
PSYCHONEPHIC
UNRESPONSIVENESS à keadaan
tidak sadar/koma, tetapi sebetulnya tidak.
Caranya
:
tes
okulovestibuler, nistagmus menunjukkan bahwa tidak dalam keadaan tidak sadar.
3.
KEADAAN YANG MENYEBABKAN GANGGUAN KESADARAN
Plum
F dan Saper CB membagi gangguan kesadaran menjadi 3 bagian :
a. Gangguan
tingkat kesadaran
-
Lesi distruktif yang mempengaruhi mekanisme kesadaran
Ø Keruskan
difus bilateral otak bagian depan
Ø kerusakan
disensefalon
Ø kerusakan
midbrain atas
-
Lesi kompresi yang mempengaruhi mekanisme kesadaran
Ø hidrosefalus
Ø herniasi
central
Ø herniasi
unkus
Ø herniasi
ke atas masa di ensephalon
Ø kompresi
pons akibat masa diserebral
b. Gangguan
isi kesadaran
-
anterograde amnesia
-
afasia
-
apraksia
-
defisit spasial (amorfosintesis)
-
gangguan perhatian
c. Gangguan
kesadaran umum (general disorders of conciousness)
-
encephalopati akut
Ø penyakit
multifaktorial
Ø penyakit
metabolik difus
-
encephalo kronis
Ø retardasi
mental
Ø demensia
Ø persistent
vegetative state
4.
MEKANISME KESADARAN DAN GANGGUAN KESADARAN
Proses
supratentorial dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran :
1) Disfungsi
difus kortikal dari korteks serebri, seperti ensefalitis, neoplasma, trauma
kepala tertutup dengan peradrahan, empiema subdural (akumulasi nanah) Intra
serebral (perdarahan, infark, emboli dan tumor)
2) Disfungsi
subkortikal bilateral seperti, trauma batang otak, GPDO.
3) Kelainan
okal hemesfer sereberi dsiebabkan masa yang menjepit, menekan struktur bagian
dalam disensefalon, herniasi mengganggu thalamus dan activating hipotalammus.
Proses
infratentorial à
penurunan kesadaran :
1)
destruksi langsung pada ARAS
2)
BO rusak akibat invasi langsung (GPDO, demeilinasasi,
neoplasma, granuloma, abses trauma kapitis) /tidak langsung
3)
Kompressi ARAS :
-
tekanan langsung pada pons dan midbrain à iskemia dan edema
neuron
-
Herniasi ke atas serebelum menekan atas dari midbrain
dan diensefalon
-
herniasi ke bawah melalui foramen magnum, menekan dan
menggeser MO.
Manifestasi klini dan
evaluasi , melalu pemeriksaan :
1. pemeriksaan
TTV
2. Pemeriksaan
interne
3. Pemeriksaan
neurologik
-
derajat kesadaran
-
pola pernafasan
-
ukuran dan reaksi pupil
-
posisi bola mata
-
refleks batang otak
-
respon motorik
4. Pemeriksaan
tambahan
-
laboratorium
-
radiologi
-
neurofisiologik klinik
-
neuroperilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar