ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan
keperawatan secara keseluruhan. Pengkajian terdiri dari tiga tahapan yaitu ;
pengumpulan data, pengelompakan data atau analisa data dan perumusan diagnose
keperawatan (Depkes RI, 1991 ).
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan
data merupakan kegiatan dalam menghimpun imformasi (data-data) dari klien. Data
yang dapat dikumpulkan pada klien sesudah pembedahan Total Abdominal Hysterektomy
and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO ) adalah sebagai berikut :
Usia :
a.
Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling
sering ditemukan pada usia 35 tahun keatas.
b.
Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan
berkurang
c.
Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif
dalam menyesuaikan diri terutama terhadap
perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan TAH-BSO.
2. Keluhan Utama
Keluhan
yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena terjadi
torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa nyeri setelah bedah biasanya
berlangsung 24-48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
- Lokasi nyeri :
- Intensitas nyeri
- Waktu dan durasi
- Kwalitas nyeri.
3. Riwayat Reproduksi
- Haid
Dikaji tentang
riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan
sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause
- Hamil dan Persalinan
1)
Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma
uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan
dengan hormon estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah yang besar.
2)
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi
psikologi klien dan keluarga terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.
4. Data Psikologi.
Pengangkatan
organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional klien dan
diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ reproduksi
merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang
feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya
perasaan kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti
hubungan seksual perlu ditangani . Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan
seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang
dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.
5. Status Respiratori
Respirasi
bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat
lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada saluran
nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien yang memakai anaestesi general.
6. Tingkat Kesadaran
Tingkat
kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan
sederhana yang harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan
perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus
di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
7. Status Urinari
Retensi
urine paling umum terjadi setelah pembedahan
ginekologi, klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh
saat operasi, muntah akibat anestesi.
8. Status Gastrointestinal
Fungsi
gastrointestinal biasanya pulih pada
24-74 jam setelah pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada
penekanan intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk
menghilangkan gas dalam usus.
B. Pengelompokan Data
Analisa
data adalah mengkaitkan, menghubungkan data yang telah diperoleh dengan teori,
prinsip yang relevan guna mengetahui masalah keperawatan klien (Depkes RI 1991
; 14 )
B.
Diagnose Keperawatan
1)
Gangguan Rsa nyaman (nyeri ) sehubungan dengan
kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri,
ekpresi wajah neyeringai.
2)
Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) sehubungan dengan trauma
mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom,
kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
3)
Gangguan konsep diri sehubungan dengan kekawatiran
tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan,
akibat pada hubungan seksual .
4)
Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan
perawatan selanjutnya sehubungan dengan salah dalam menafsirkan imformasi dan
sumber imformasi yang kurang benar.
C.
Perencanaan
Perencanaan adalah penyusunan
rencana tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan,
criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes
RI 1991 ; 20 ).
Intervensi keperawatan pada diagnose Gangguan rasa nyaman
(nyeri) sehubungan dengan kerusakan jaringan otot an system saraf. :
1)
Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan
nyeri.
2)
Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring
kesalah satu sisi.
3)
Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam,
bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi,
pernafasan cepat.
4)
Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah
pembedahan bila sudah diperbolehkan.
5)
Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik
intravena.
6)
Observasi efek analgetik (narkotik )
7)
Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.
Intervensi keperawatan pada
diagnose keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) sehubungan
dengan trauma mekanis, manipulasipembedahan, oedema jaringan setempat,
hemaloma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf.
1)
Catat poal miksi dan minitor pengeluaran urine
2)
Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya
ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
3)
Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan
pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
4)
Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang
kateter dalam keadaan baik, monitor intake autput, bersihkan daerah pemasangan
kateter satu kali dalamsehari, periksa keadaan selang kateter
(kekakuan,tertekuk )
5)
Perhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan bau.
6)
Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan
perperental dan obat obat untuk melancarkan urine.
7)
Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual
urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih
kuat kembali.
Intervensi keperawatan pada
diagnose keperawatan Ganguan konsep diri sehubungan dengan kekawatiran tentang
ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada
hubungan seksual.
1)
Beritahu klien tentang sispa saja yang bisa dilakukan
histerektomi dan anjurkan klien untuk mengekpresikan perasaannya tentang
histerektomi
2)
Kaji apakah klien mempunyai konsep diri yang negatif.
3)
Libatkan klien dalam perawatannya
4)
Kontak dengan klien sesering mungkin dan ciptakan
suasana yang hangat dan menyenangkan.
5)
Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya mengenai
tindakan pembedahan dan pengaruhnya terhadap diri klien
6)
Berikan dukungan emosional dalam teknik perawatan,
misalnya perawatan luka dan mandi.
7)
Ciptakan lingkungan atau suasana yang terbuka bagi
klien untuk membicarakan keluhan-keluhannya.
Intervensi keperawatan pada
diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi,
tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, menopause, therapy hormon dan
perawatan selanjutnya sehubungan dengan terbatasnya imformasi.
1)
Jelaskan bahwa tindakan histerektomi abdominal mempunyi
kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama untuk puli,
mengguanakan anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang sangat setelah
operasi.
2)
Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi
yang tepat
3)
Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
4)
Jelaskan efek dari pembedahan terhadap menstruasi dan
ovulasi
5)
Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan.
6)
Jelaskan bahwa pengangkatan uterus secara total
menyebabkan tidak bisa hamil dan menstruasi
7)
Jika klien memakai therapy estrogen maka ajari klien :
·
Bahwa estrogen itu biasanya diberikan dengan
dosis renda, dengan sirklus penggunaannya adalah selama 5 hari kemudian
berhenti selama dua hari begitu seterusnya sampai umur menopause.
·
Diskusi tentang rasional penggunaan therapy
yaitu memberikan rasa sehatdan mengurangi resiko osteoporosis
·
Jelaskan resiko penggunaan therapy
·
Ajarkan untuk melapor jika terjadi perubahan
sikap ( depresi ), tan da troboplebitis, retensi cairan berlebihan, kulit
kuning,rasa mual/muntah, pusing dan sakit kepala,rambut rontok, gangguan
penglihatan,benjolan pada payudara.
D.
Pelaksanaan
Pelaksanaan
adalah perwujudan ari rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan klien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatanini dapat
dilaksanakan oleh klien sendiri, oleh perawat secara mandiri maupun
bekerjasama engan tim kesehatan lainnya.
(Depkes RI 1991 ; 28 )
E.
Evaluasi.
Evaluasi
adalah proses penilaian pencapaian tujuan, sedang tujuan evaluasi itu
sendiri adalah menentukan kemampuan
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai keberhasilan dari rencana
keperawatan atau asuhan keperawatan ( Depkes RI 1991 ; 31 )
Adapun evaluasi yang di harapkan
pada klien dengan Post TAH-BSO adalah sebagai berikut :
1.
Rasa nyama klien terpenuhi
2.
Pola eleminasi miksi dan defekasi kembali normal
3.
Klien menunjukkan respon adaptif
4.
Pengetahuan klien mengenai keadaan dirinya bertambah
5.
Pola nafas klien kembali efektif
6.
Klien mengerti mengenai adanya perubahan seksualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar