BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan
ibu merupakan salah satu sasaran dari
upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan
kesehatan pada ibu dan wanita pada umumnya adalah kesehatan reproduksi wanita.
Perkembangan disegala bidang sebagai dampak dari keberhasilan pembangunan,
memberikan berbagai nilai positif bagi perkembangan kesehatan diIndonesia.
Namun, dilain pihak dampak pembangunan juga sangat mempengaruhi prilaku
masyarakat. Pergeseran norma dan pola hidup mengakibatkan pergeseran prilaku
lapisan masyarakat termasuk didalamnya wanita. Perubahan terhadap prilaku sex,
kebiasaan konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan memiliki kontribusi terhadap
munculnya berbagai penyakit degeneratif maupun infeksi. Salah satu
bentuk penyakit ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks (E. Sutarto,
1989 hal 1). Penyakit ini merupakan hal yang terpenting diantara
penyakit-penyakit alat kandungan lainnya,disebabkan oleh karena frekuensinya
yang tinggi dan akibatnya terhadap penderita karena lebih sering mematikan.
Diseluruh
dunia ditemukan 400.000 kasus baru Ca serviks,80 % diantaranya ditemukan
dinegara berkembang dan diperkirakan terdapat 200.000 hingga 300.000 wanita
meninggal setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh di Poiklinik
Kandungan RSUD Dr. Soetomo, angka kejadian kanker serviks menempati urutan tetinggi dibandingkan kasus
keganasan lain pada wanita. Kasus Ca. Serviks merupakan salah satu dari 10
kasus terbanyak yang ditemukan di Poliklinik
Kandungan RSUD Dr. Soetomo sepanjang bulan Januari-Juni 2000, dengan
jumlah kasus sebanyak 73 (Grafik kasus
di Poliklinik Kandungan Dr. Soetomo, 2000). Data ini didukung oleh data
epidemiologi dari beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Data dari RSCM Jakarta
selama 3 tahun terdapat 2606 kasus kanker, dengan kanker serviks menempati
urutan terbanyak ( 24,3 %), (E. Sutarto, 1989). Data dari Rumah-sakit di
seluruh Jakarta pada tahun 1977 ditemukan 1.183 kasus dengan kanker cerviks
menempati urutan pertama : 21 % ( E. Sutarto, 1989). Dari 13 pusat Patologi
Anatomi di Indonesia tahun 1983 menempatkan kanker serviks sebagai kanker
terbanyak,Laporan dari bagian Patologi Anatomi FK.Unair (1993) selama 4 tahun
ditemukan 2304 kanker serviks dan hanya 22 kasus (0,12 %) in situ jadi lebih
dari 99 % sudah pada stadium invasif. Data ini dikuatkan dengan adanya prediksi bahwa wanita usia 50 tahun keatas 3 % mengalami kanker Leher
rahim (FKKP SPK se Jawa Barat, 1997). Dengan prediksi ini dapat diasumsikan
bahwa angka kejadian ca. Serviks akan semakin meningkat dimasa yang akan datang
seiring dengan makin meningkatnya umur harapan hidup wanita Indonesia.
Berdasarkan
data-data diatas, jelas terlihat bahwa angka kejadian kanker serviks masih
merupakan momok bagi semua wanita dan merupakan masalah besar dalam upaya
pengembangan kesehatan di Indonesia sehingga penatalaksanaanya memerlukan
partisipasi dan kerjasama dari semua pihak termasuk profesi keperawatan.
B. Tujuan
I. Tujuan Penulisan
- Tujuan Instruksional Umum
Untuk memberikan
Asuhan Keperawatan kepada ibu dengan Suspek Ca. Serviks di Poliklinik Kandungan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
- Tujuan Instruksional Khusus
2.1.
Dapat melakukan pengkajian pada ibu dengan suspek Ca.
Serviks
2.2.
Dapat menentukan masalah keperawatan pada ibu dengan
suspeks Ca. Serviks.
2.3.
Dapat menetapkan rencana keperawatan pada ibu dengan
suspek Ca. Serviks.
2.4.
Dapat menerapkan rencana perawatan pada ibu dengan
suspeks Ca. Serviks.
2.5.
Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada ibu
dengan suspeks Ca. Serviks.
II. C. METODE PENULISAN
Metode penulisan makalah ini
menggunakan metode studi kasus dengan pengumpulan data secara observasi
langsung dan wawancara .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
III. A. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
IV. B. Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada
beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa
semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker
serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai
pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan
hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar
terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks
(HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor
penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai
pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat
kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah
terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum
disirkumsisi. Hal ini karena pada pria
non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan
smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang
terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap
serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi
yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.
C. Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada
sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga
epidermi hampir tdk dapat dibedakan
dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan
sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel
skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah
ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif,
disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus
membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana
basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining
kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan
derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir
posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks
posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina
dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk
pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh
progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan
parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang
lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat
dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak
sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai
sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan
serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah
berdarah.
V. D. Gejala Klinis
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak,
kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi
lambat.
2.Biasanya
menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan
keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah
dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak
dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak
mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel
karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma
tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat
untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas
daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa
daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar
junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina
(Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi
dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan
yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi
meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
VI. F. Klasifikasi klinis
· Stage 0: Ca.Pre invasif
· Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
· Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang
hanya diketahui secara histopatologis
· Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
·
Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian
proksimal
· Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan
sepertiga bagian bawah vagina
·
Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
G. Terapi
1. Irradiasi
·
Dapat dipakai untuk semua stadium
·
Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
·
Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis :
Penyinaran
ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi
Irradiasi
·
Kerentanan kandungan kencing
·
Diarrhea
·
Perdarahan rectal
·
Fistula vesico atau rectovaginalis
2.Operasi
·
Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
·
Operasi histerektomi vagina yang radikal
3.Kombinasi
· Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin,
sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat
mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah
penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
4.
Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5 % dari karsinoma serviks
adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post
terapi keadaan masih tetap sama.
VII. H. Hubungan Kanker Serviks dengan Masalah Keperawatan
Jika diperhatikan secara keseluruhan maka proses terjadinya
Ca. Serviks dan masalah keperawatan yang muncul dapat diperhatikan pada bagan
berikut :
Faktor :
Prilaku Lingkungan
( Sex aktif, paritas, personal higiene)
( Polusi, onkogenik agent,virus,
radiasi)
Kanker
Serviks
Pelayanan Kesehatan Genetika
( Deteksi dini penyakit, laboraorium, (Keluarga yang menderita Ca,
Penanganan kasus P.
Kelamin keluarga dengan ambang stress rendah)
penyuluhan pencegahan
Ca. Serviks)
- Kelemahan jaringan/ dinding menjadi
rapuh à
perdarahan masif à anemia
- Peningkatan kadar leukosit /
kerusakan nonreseptor/ penekanan pada dinding serviks à
Nyeri
- Gangguan peran sebagai istri dan gangguan gambaran diri à Ggn konsep diri.
- Gejala tidak nyata à adanya berbagai macam tindakan untuk menegakkan
diagnose®
terdiagnose Ca à kecemasan
I. Konsep
Keperawatan
1. Pengkajian
Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
Data pasien :
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah
anak, agama, alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
Keluhan utama : pasien biasanya datang dengan keluhan intra
servikal dan disertai keputihan menyerupai air.
Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan
yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan
seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
Riwayat penyakit sebelumnya :
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas,
riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita
kanker.
Keadaan Psiko-sosial-ekonomi dan budaya:
Ca. Serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi
yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau gizi
yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene terutama kebersihan dari
saluran urogenital.
Data khusus:
1. Riwayat
kebidanan ; paritas, kelainan menstruasi, lama,jumlah dan warna darah, adakah hubungan
perdarahan dengan aktifitas, apakah darah keluar setelah koitus, pekerjaan yang
dilakukan sekarang
2. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan
Pap Smear, kolposkopi, servikografi, pemeriksaan visual langsung, gineskopi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d
perdarahn intraservikal
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
c. Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses desakan
pada jaringan intra servikal
d. Cemas b.d
terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang Ca.
Serviks dan pengobatannya.
e. Resiko
tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan terhadap
pemberian sitostatika.
3.
Perencanaan
Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d
perdarahan masif intra cervikal
Tujuan
:
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24
jam diharapkan perfusi jaringan membaik :
Kriteria hasil :
a. Perdarahan intra servikal sudah
berkurang
b. Konjunctiva tidak pucat
c. Mukosa bibir basah dan kemerahan
d. Ektremitas hangat
e. Hb 11-15 gr %
d. Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg,
Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi perdarahan ( jumlah, warna,
lama )
- Cek Hb
- Cek golongan darah
- Beri O2 jika diperlukan
- Pemasangan vaginal tampon.
- Therapi IV
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan nafsu makan.
Tujuan :
- Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien
akan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi penurunan
berat badan
- Porsi makan yang
disediakan habis.
- Keluhan mual dan muntah
kurang
Intervensi :
- Jelaskan tentang pentingnya
nutrisi untuk penyembuhan
- Berika makan TKTP
- Anjurkan makan sedikit tapi
sering
- Jaga lingkungan pada saat
makan
- Pasang NGT jika perlu
- Beri Nutrisi parenteral
jika perlu.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada
jaringan intra servikal
Tujuan
- Setelah dilakukan tindakan
1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat
kanker yang dialami
Kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan
cara-cara menguangi nyeri yang dirasakan
- Intensitas nyeri
berkurangnya
- Ekpresi muka dan tubuh
rileks
Intervensi :
- Tanyakan lokasi nyeri yang
dirasakan klien
- Tanyakan derajat nyeri yang
dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
- Ajarkan teknik relasasi dan
distraksi
- Anjurkan keluarga untuk
mendampingi klien
- Kolaborasi dengan tim
paliatif nyeri
Cemas yang b.d terdiagnose kanker
serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang kanker serviks, penanganan dan
prognosenya.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan
selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit kanker yang
diderita, penanganan dan prognosenya.
Kriteria hasil :
- Klien mengetahui diagnose
kanker yang diderita
- Klien mengetahui tindakan -
tindakan yang harus dilalui klien.
- Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah
untuk mencegah komplikasi.
- Sumber-sumber koping
teridentifikasi
- Ansietas berkurang
- Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.
Tindakan :
- Berikan kesempatan pada
klien dan klien mengungkapkan persaannya.
- Dorong diskusi terbuka
tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengentrol dirinya.
- Identifikasi mereka yang
beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian. ( Ego yang buruk, kemampuan
pemecahan masalah tidak efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung
yang positif).
- Tunjukkan adanya harapan
- Tingkatkan aktivitas dan
latihan fisik
Resiko tinggi terhadap gangguan
konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian
sitostatika.
Tujuan
:
Setelah diberikan tindakan
perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil
Kriteria hasil :
- Klien mampu untuk
mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
- Klien mampu membagi
perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien mengkomunikasikan
perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi
dalam perawatan diri.
Intervensi :
- Kontak dengan klien sering
dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
- Berikan dorongan pada klien
untuk mengekpresikanbperasaan dan pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose,
sisem pendukung dan pengobatan.
- Berikan informasi yang
dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.
- Bantu klien
mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan
kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan
pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
- Kaji respon negatif
terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan
merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.
- Bantu dalam penatalaksanaan
alopesia sesuai dengan kebutuhan.
- Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.
BAB III
LAPORAN KASUS
Pengkajian dilakukan hari senin, 20 Agustus 2001
A. Pengkajian
1. Identitas
Klien Suami
Nama : -
Ny. N.H -
Alm.Tn. T
Umur : -
45 tahun -
(Kx. Lupa)
Suku/bangsa : - Banjar -
Banjar
Agama : -
Islam - Islam
Pendidikan : -
SD -
SLTA
Pekerjaan : -
Swasta -
Swasta
Alamat : Gadukan Timur
No.112 RT.02/RW.9 Surabaya
Nomor Rekam medik :
10076301.
Status perkawinan :
Suami pertama (Janda sudah 7 tahun sampai se- karang)
2. Riwayat
Keperawatan
Keluhan utama : Ibu
mengeluh keluar darah beku,banyak,warna kehitam an dan berbau setelah nyeri
pinggang,bawah pusat dan kemaluan sejak 10 hari yang lalu (10/8/ 2001),saat
pengkajian menurut ibu darah keluar encer,ba-nyak, warna merah biasa dan bau.
3. Riwayat
Obstetri
Klien mengatakan menarche umur 12
tahun, klien sudah tidak haid lagi/meno-pouse sejak umur 40 tahun (5 tahun yang
lalu) tapi 10 hari yang lalu klien me-ngeluarkan darah seperti haid. Sebelum
menopouse siklus haid 28 hari,lama haid 3 hari,sedikit,encer warna merah,tidak
berbau, nyeri tidak ada. Keputih an 1 bulan yang lalu warna kuning, sedikit,
bau. Anak 7 orang,hidup 6 orang,ma ti 1 0rang karena sakit saat berumur 3
tahun,anak terkecil berumur 15 tahun. Abortus tidak pernah.
4.
Riwayat Perkawinan
Klien menikah pada umur 12
tahun,perkawinan pertama, saat ini klien janda su dah 7 tahun, punya anak saat berumur 16 tahun.
5. Riwayat Keluarga Berencana
KB steril setelah anak yang
terkecil lahir
6. Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah
menderita suatu penyakit yang be rat hingga harus dirawat dirumah sakit,
kecuali saat KB steril, demikian juga penyakitnya saat ini baru dirasa
mengganggu sejak 10 hari yang lalu itupun ka rena anjuran anak dan
menantunya,klien khawatir/cemas kalau diiagnosa kan-ker.
7. Riwayat menderita penyakit lain
·
DM disangkal
·
Hipertensi disangkal
·
Hepatitis disangkal
·
Jantung disangkal
Kebutuhan Dasar Khusus
a.
Pola Nutrisi
Klien biasa makan 3 kali sehari
dengan nasi, sayur dan lauk lengkap. Nafsu makan klien baik,walau agak risih
dengan bau yang keluar dari kemaluannya sehingga klien memilih makan terpisah
dari anggota keluarga yang lain.
b.
Pola eliminasi
Bab 1 kali sehari lembek dan warna kuning. Bak
3-4 kali sehari, pada ma-lam hari klien selalu ingin kencing.
c.
Personal Hygiene
Klien senantiasa menjaga
kebersihan tubuhnya, terutama vaginanya dengan menggunakan rebusan daun
sirih,tetapi bau tetap timbul.
d.
Istirahat dan tidur
Klien biasa tidur Pk. 21.00 dan
bangun Pk. 04.30 pagi. Siang hari istirahat tidur 4 – 5 jam,malam sering
terbangun karena ingin kencing.
e.
Pola aktivitas dan istirahat
Klien bekerja menjaga toko yang
merupakan peninggalan suaminya bergan-tian dengan anak dan menantunya,pukul
11.00 Wib klien pulang digantikan oleh anak/menantunya.
f.
Pola hubungan seksual
Sejak suami klien meninggal 7 tahun yang
lalu klien tidak pernah lagi
berhubungan suami-isteri.
g.
Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Riwayat merokok : disangkal
Minum-minuman keras : disangkal
Ketergantungan obat : disangkal
h. Pengetahuan tentang kesehatan
Klien mengungkapkan ketakutannya jika dia benar-benar
menderita kanker, klien menanyakan apa
lagi pemeriksaan yang harus dilakukan.
Saya takut jika pemeriksaan yang
akan dilakukan akan menyebabkan kesakitan dan perdarahan.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis, GCS :
15, klien tampak lesu dan ekspresi
wajah klien datar.
b. Penginderaan
Mata normal, konjunctiva agak
pucat.
Telinga : bentuk dan fungsi
normal
Lidah : bentuk dan fungsi normal
Hidung : bentuk dan fungsi normal
c. Pernafasan
RR : 20 X/mnt, gerakan dada simetris, retraksi (-), Wh -/-,
Rh -/-, Rales -/-, Sesak (-).
d. Kardiovaskuler
T : 110/80 mmHg, N : 96 X/mnt, S
: 36,8 oC, Kapillary Refill 2 dt, Cyanosis (-), S1 S2 normal.
e. Pencernaan
Periastaltik (N),BAB (normal),
Kelainan pada bentuk dan fungsi rektum (-)
Abdomen asites (-),nyeri tekan
(-).
f. Urogenital
Vulva : Fulsus (+), Fluor
albus (-)
Vagina : Normal
Portio : Rapat berdungkul
Corpus Uteri : Antefleksi, massa
(-),kesan normal
Adneksa
Parametrium kanan dan kiri : Supel, Nyeri (-), Massa (-),
Cavum
Douglas : Tidak menonjol, infiltrasi (-)
Insipikulo :
Porsio terlihatrapat,berdungkul,fluksus (+),Fluor (-)
g. Integumen
Kulit warna putih,Turgor baik,
kelainan tidak ada
h.
Muskuloskeletal
Otot dan tulang intak.
i.
Endokrin
Kelenjar tyroid : normal, payudara normal.
Data Penunjang
Biopsi : Belum ada hasil
Hb : 10 gr %
Therapi dan perawatan :
·
Amoxicillin 500 mg 3 x 1 tab
·
Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 tab
·
Aff tampon 2 x 24 jam
Analisa Data
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||||||||
S Klien mengungkapkan keta-kutannya jika dia benar-be-nar
menderita kanker, klien menanyakan apa
lagi peme-riksaan yang harus dilakukan
Saya takut jika
pemeriksa-an yang akan dilakukan akan
menyebabkan kesakitan dan perdarahan.
O : RR= 20 X/mnt, N= 96 X/
mnt, T= 110/80 mm Hg. S= 36.8 o C.
Ekpresi
wajah klien datar. bau (+). Perdarahan sewaktu VT
|
Kurangnya pengetahuan tentang Kanker
Serviks dan Prosedur Pemeriksaan untuk menegakkan diagnose Ca. Serviks.
Stress
Rangsangan
terhadap HPA Aksis
Ketakutan
Medula
adrenal
Peningkatan
kerja saraf otonom
Peningkatan katakolamin,
noradrenalin
Muka
pucat nadi meningkat
|
Kecemasan
|
B. Diagnose Keperawatan
Cemas berhubungan dengan
terdiagnosa suspek Ca. serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang Ca.
Serviks, pemeriksaan yang dilakukan serta prognosanya
C. Rencana Keperawatan
Hari
Tgl
Jam
|
Diagnose
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasinalisasi
|
Senin
20/8/2001
|
Cemas berhubu ngan dengan
terdiagnosa suspek Ca ser viks sekunder kurangnya pe-ngetahuan ten tang
Ca.Ser-viks, pemerik-saan yang dila-kukan serta prognosanya
|
Setelah di beri-kan tindakan
pera watan selama 30 menit perasaan cemas klien ber-kurang.
Kriteria :
- Pasien berbagi beban masalah yang dihadapi sehubungan di-diagnose
sus-pek Ca.serviks.
- Koping dan sum ber pendukung
teridentifikasi
- Klien komunika-tif, ekpresi
wa-jah jelas.
- Postur tubuh rileks
- Klien tahu ten-tang kanker,
tindakan serta prognosenya.
- Bersedia dilaku-kan pemeriksa-an penunjang berupa
Hb dan biopsi.
-
Mengutarakan dan mengerti cara mengantisipasi stress.
|
1.
Berikan ke-sempatan kepa-da klien & kelu-arga
mengung kapkan perasa-annya & dengar kan secara em-pati.
2.
Dorong dis-kusi terbuka te ntang kanker, & pemeriksaan pe-nunjang yang harus di laku-kan.
3.
Jelaskan tindakan , tuju an serta akibat
dari pemeriksa- an penunjang
harus dijalani klien.
4.
Identifikasi terhadap faktor yang beresiko terhadap
keti-dak berhasilan penyesuaian diri klien
5.
Tunjukkan adanya harapan.
6.
Anjurkan untuk tetap beraktivitas
|
Untuk menimbulkan rasa percaya.
Untuk menyiapkan mental klien
sehubung an dgn pemeriksaan yang akan dilakukan.
Klien akan bersedia mengikuti
prosedur pemeriksaan penunja-ng yang harus dilaku kan pada klien.
Kekuatan ego yang bu ruk,
kemampuan peme cahan masalah yang
tidak efektif,kurangnya motivasi & kurangnya sistem pendukung akan
meningkatkan kecemasan,meningkatkan kadar kortisol, menu-runkan sistem imun klien dan selanjutnya berakibat
pada kondi-si klien.
Harapan untuk mengu-rangi
tingkat stress me-rangsang peningkat an sistem imun sehing-ga memperbaiki
kuali -tas hidup klien.
Aktivitas akan mengu-rangi
inpuls psikologis yang negatif yang ber-pengaruh pada daya ta han tubuh klien
|
D.
Tindakan
Keperawatan
Dx
|
Hari/Tgl/jam
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Cemas berhubungan de-ngan
terdiagnosa sus-pek Ca. serviks sekun-der kurangnya pengeta huan tentang Ca.
Ser-viks,pemeriksaan yang dilakukan serta prog-nosanya.
Nyeri sebagai efek tin-dakan
biopsi ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan perih pada vagina.
Resiko terjadi perdara han b.d
adanya perluka an pada serviks
Resiko terjadi infeksi b/d
perlukaan pada serviks.
|
Senin,
20/8/2001
09.30
– 10.15
10.15
11.00
11.15
11.30
11.30
11.30
|
Mefenamad
Acid 3 x 500
Mg.
|
Klien mengerti. Akan tetapi
takut jika hasil pemeriksaan nantinya benar-benar menunjuk-kan kanker.
Klien memahami dan bersedia
untuk dilaku-kan pemeriksaan penun-jang berupa pemeriksa-an Hb dan biopsi
agar semuanya menjadi jelas dan klien tidak cemas dalam ketidakpastian.
Klien menanyakan apa-kah jika
hasil pemeriksa an benar kanker,nanti-nya bisa disembuhkan.
Klien dapat memahami dan
berjanji mengha-dapi apapun yang akan terjadi.
Klien mau terbuka meng ungkap
permasalahan-nya
Klien bersikap tabah
Klien bersedia
S : Klien dan keluarga
berusaha menghadapi apapun yang akan
terjadi. Klien siap dilakukan pemeriksaan penunjang.
O : Klien expresinya tenang.
A : Kecemasan ber-kurang danbersedia dilakukan pemeriksaan tambahan.
P : Siapkan pemeriksaan HB dan Persiapan biopsi.
Klien melakukan peme-riksaan Hb di kamar 14 dengan hasil 10 gr %
Klien dan alat siap
Tampon (+), perdarahan
(sedikit), perdarahan abnormal (-), Nyeri (+). Klien bertanya bagaima na
dengan tampon yang ada di vaginanya , Kapan harus dibuka dan bagai-mana jika
cebok diru-mah.
Klien istirahat.
Resep sudah diterima.
Perdarahan (-)
Klien mengerti cara
mengobservasi tanda perdarahan pada tam-pon.
Klien mengerti dan ber sedia
Klien mengerti
Klien paham
Resep diterima
|
E.
Evaluasi
Dx
|
Hari/Tgl/Jam
|
Perkembangan
|
Nyeri sebagai efek tin-dakan
biopsi ditandai dengan klien mengeluh nyeri dan perih pada vagina.
Resiko terjadi perda-rahan b/d
adanya perlu kaan pada serviks.
Resiko terjadi infeksi b/d
perlukaan pada serviks
|
Senin,
20/8/2001 11.50
11.55
12.00
|
S : Klien tahu cara mengurangi nyeri. Kien mengerti cara minum obat
anti nyeri.
O : Resep Mef Acid 3 X 500 mg
A : Nyeri masih dirasakan
P : Anjurkan klien kontrol pd tgl 23 Agustus 2001
S : Klien tahu tanda-tanda perdarahan dan cara mengpbservasi
perdarahan. Klien akan membuka tamponnya di Poli kandungan
O : Tanda perdarahan tidak ada
A : Masalah teratasi sebagian
P : ingatkan tanda-tanda
perdarahan dan buka tampon di Poli
kandungan
S : Klien tahu tanda-tanda infeksi dan cara perawatan kebersihan
vagina di rumah. Klien tahu cara minum Amoxicilin
O : Tanda infeksi (-). Resep Amoxicilin 3 X 500 mg.
A : Masalah teratasi sebagian
P : He agar klien kontrol ke Poli kandungan tanggal 23 Agustus 2001.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar
Secara umum kanker serviks
diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol pada
leher rahim yang dapat menyebabkan gangguan terhadap bentuk maupun fungsi dari
jaringan leher rahim yang normal. Pada kasus
keganasn secara obyektif masih belum bisa diketahui secara pasti akibat
belum akuratnya data-data penunjang untuk dapat ditegakkanya suatu diagnose
kanker serviks. Adanya tanda-tanda keganasan yang diketahui dari hasil Pap
smear bukan merupakan tanda pasti dari kanker serviks sehingga penegakan
diagnose harus ditunjang dengan hasil biopsi. Kondisi ini dipersulit oleh karena derajat kanker klien
masih tahap dini sehingga secara makroskopis penegakkan diagnosenya masih belum
akurat.
Jika dilihat dari etiologi
terjadinya kanker leher rahim, pada kasus ini tidak ditemukan kecurigaan
keterlibatan salah satu faktor secara dominan, seperti prilaku seksual klien
amupun pasangan, faktor karsinogenik
dari lingkungan maupun penyakit yang bisa menjadi predisposisi timbulnya kanker
serviks. Penelusuran terhadap keturunan sebagai upaya penemuan faktor genetika,
juga tidak mampu dijadikan pedoman faktor yang terlibat dalam terjadinya kanker
pada klien.
Kebiasaan penggunaan pembersih
vagina (Lab. Ilmu Penyakit Kandungan
RSUD Dr. Soetomo, 1994), dapat menjadi predisposisi timbulnya vaginitis maupun
infeksi jamur lainnya. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa bisa saja kontak
dengan pembersih vagina ini menjadi faktor pencetus gangguan keseimbangan
asam-basa dalam vagina yang dapat mempermudah timbulnya infeksi intravgina baik
oleh bakteri maupun virus yang pada akhirnya dapat menyebabkan iritasi dan
tanda-tanda keganasan.
B. Pengkajian
Dari
pengkajian yang dilakukan tidak ditemukan faktor dominan yang memicu timbulnya
Ca pada klien. Disamping itu tanda-tanda positif Ca sampai saat ini juga belum
pasti, mengingat data penunjang yang mendukung belum lengkap yakni berupa
pengambilan hasil biopsi.Penegakan diagnose Ca. Serviks berdasarkan atas hasil
pemeriksaan Pap smear, hasil pemeriksaan
dalam dan Biopsi merupakan standar yang ditetapkan oleh RSUD Dr. Soetomo,
sehingga pemeriksaan lain berdarakan teori yang ada tidak perlu dilakukan. Data
yang berhasil ditemukan pada pengkajian klien ini secara umum masih berupa
data-data psikologis. Hal ini disebabkan oleh karena diagnose yang sesungguhnya
belum bisa ditegakkan sampai hasil biopsi selesai dikerjakan. Kondisi ini mengakibatkan ketegangan dan
kecemasan untuk menunggu kepastian.
Selain itu banyaknya tindakan yang harus dijalani untuk menegakkan diagnose
menyebabkan klien makin cemas dan takut. Hal itu menyebabkan dampak psikologis
jauh lebih dominan tampak pada klien.
C. Diagnose
Berdasarkan
teori yang ada diagnose keperawatan yang biasanya muncul sebanyak 5 buah. Namun pada kasus ini diagnose yang
muncul hanya satu yakni cemas. Hal ini diakibatkan belum adanya tanda-tanda
pasti dari Ca Serviks. Dari data yang dikumpulkan baru dicurigai adanya Ca
Serviks. Keadaan ini mengakibatkan masih perlunya berbagai tindakan untuk
mendapatkan data penunjang dalam menegakkan diagnose, yang mana ketidakpastian
diagnose dan berbagai rencana tindakan yang harus dijalani klien berdampak pada
psikologis klien sehingga klien menjadi cemas.
Ketika
kecemasan telah diatasi dan muncul suatu kesiapan untuk mengikuti serangkaian
tindakan untuk menegakkan diagnose seperti pemeriksaan Hb dan pengambilan
biopsi pada serviks, akan menimbulkan persoalan baru sebagai akibat dari
tindakan tersebut. Masalah tersebut memunculkan sejumlah diagnose keperawatan
seperti Nyeri, Potensial perdarahan, potensial infeksi sebagai dampak dari
tindakan biopsi yang perlu penanganan secara komprehensif, baik ketika habis tindakan di poliklinik maupun
setelah pulang kerumah. Sejumlah
tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah dampak dari tindakan biopsi
yang dilakukan selama di poliklinik maupun di rumah. Sehingga disasmping mengatasi kecemasan, penatalaksanaan klien
yang yang terdiagnose suspek Ca. Serviks juga mencakup upaya pencegahan akibat
skunder dari tindakan yang telah dilakukan di poliklinik.
D. Perencanaan
Perencanaan
yang dilakukan pada tahap awal sebelum dilakukan biopsi berupa tindakan untuk
mengatasi cemas akibat dicurigai ca. Serviks dan rangkaian tindakan pemeriksaan
penunjang dibuat sesuai dengan teori yang telah ada pada konsep dasar. Sedangkan perencanaan yang dibuat untuk
mengatasi masalah keperawatan pasca biopsi meliputi tindakan untuk mengurangi
nyeri, mencegah perdarahan dan mencegah infeksi setelah tindakan biopsi
dilakukan.
E. Pelaksanaan
Mengingat
waktu yang tersedia dipoliklinik sangat terbatas, pelaksanaan berbagai
macam tindakan dilakukan secara
komprehensif dalam waktu terbatas secara simultan sehingga alokasi waktunya
terlihat sangat global. Sedangkan tindakan untuk mengatasi nyeri, mencegah
perdarahan serta infeksi pasca biopsi dilakukan setelah tindakan biopsi
dilakukan serta mengikutsertakan klien beserta keluarga secara aktif agar jika
pulang klien dan keluarga mampu melakukan asuhan secara mandiri.
F. Evaluasi
Secara
umum masalah teratasi sebagian. Hal ini disebabkan karena kontak sangat
terbatas dan kesempatan untuk melakukan komunikasi secara interpersonal sangat
kurang sehingga kualitas asuhan yang diberikan juga menjadi terbatas. Namun
demikian hal itu sudah cukup membantu mengatasi masalah klien.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Ca. serviks merupakan kanker
terbanyak pada wanita. Ca serviks
penyebabnya tidak jelas namun diduga dipengaruhi oleh : perilaku seks,
personal hygiene, lingkungan maupun pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan pada klien
yang menderita Suspek Ca. serviks merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan
yang komprehensif dan unik tergantung dari fase dan derajat kanker yang
ditemukan serta kondisi bio-psiko-sosial dari klien.
Diagnose dan tindakan yang muncul
tidak sama pada setiap klien tergantung dari situasi dan keadaan individu saat
kasus tersebut ditemukan.
Asuhan keperawatan yang dilakukan
di poliklinik kandungan sangat terbatas waktu dan kualitasnya, sehingga
diperlukan suatu teknik pendekatan skala prioritas agar masalah pokok bisa
diatasi tanpa melupakan masalah yang lain
- Saran
Pemberian asuhan keperawatan
keperawatan harus memperhatikan sumber daya dan kesiapan mental yang dimiliki
oleh klien untuk mencegah timbulnya
masalah yang yang tidak diinginkan.
Perlu adanya pola pendekatan
dengan model asuhan Keperawatan yang benar dalam perawatan klien di poliklinik
Kandungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Diperlukan peran petugas
kesehatan khususnya perawat dalam memberikan informasi yang sejelas-jelasnya
kepada mengenai penyebab,prosedur perawat an & pengobatan serta prognosa
penyakitnya kepada klien karena hampir se-mua klien yang terdiagnosa kanker
sangat takut & cemas,dengan mendapat informasi yang jelas & tepat
diharapkan tidak mencari kesumber yang salah seperti dukun,orang pintar atau
orang yang tidak berkompeten untuk mem-berikan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian
Obstetri & Ginekologi FK. Unpad.1993. Ginekologi.
Elstar. Bandung
Carpenito,Lynda
Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta
Friedman,Borten,Chapin.
1998. Seri Skema Diagnosa &
Penatalaksanaan Ginekologi. Edisi 2. Bina Rupa Aksara. Jakarta
Galle,Danielle.
Charette,Jane. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.
Hartono,Poedjo.
2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining Di Indonesia.Kursus
Pra Kongres KOGI XI Denpasar.Mombar Vol. 5 No.2 Mei 2001
……………...2001. Diktat
Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
Saifudin,Abdul
Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo & JNKKR -POGI, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. N.H DENGAN
SUSPEK Ca. SERVIKS DI POLI KANDUNGAN, RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
LATAR BELAKANG
Pergeseran
norma & pola hidup masyarakat(wanita) ® Peru-bahan prilaku
sex,kebiasaan konsumsi,personal hygiene & kebersih an lingkungan ®
Penyakit degeneratif yaitu kanker serviks.
Didunia ditemukan 400.000 kasus baru,80 % dinegara sedang
ber- kembang ®
di RSCM selama 3 tahun Ca serviks menempati urutan terbanyak (24,3 %) dari 2606
kasus kanker(E.Sutarto 1989) ® Di surabaya sendiri menurut laporan bagian Patologi
anatomi FK.Unair (1993) selama 4 tahun ditemukan 2304 kasus kanker serviks ® data
dipoli kandungan RSUD.Dr.Soetomo Kanker servik merupakan salah satu dari 10
kasus terbanyak sepanjang bulan Januari s/d Juni 2000 sebanyak 73 kasus (Grafik
kasus dipoli kandungan) ® Kanker serviks merupakan momok bagi wanita ®
diperlukan peran & partisipasi semua pihak termasuk profesi keperawatan.
TUJUAN
1. TIU
: U/ memberikan Askep kepada ibu dengan Suspek Ca. Servik di Poli kandungan
RSDS.
2. TIK :
- Dapat melakukan pengkajian pd ibu dng Susp.Ca serviks
- Dapat menentukan masalah keperawatan pd ibu dng Susp.Ca serviks
- Dapat menetapkan renpra pd ibu dng Susp.Ca serviks
- Dapat menerapkan renpra pd ibu dng Susp.Ca serviks
- Dapat melakukan evaluasi pd ibu dng Susp.Ca serviks
METODE PENULISAN
Studi Kasus ®
Tehnik pengumpulan data secara observasi & wa-wancara.
I. Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat
tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan
jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI,
1990; FKKP, 1997).
II. Patofisologi
Prilaku Lingkungan
( Sex aktif, paritas, personal higiene)
( Polusi, onkonenik agent, virus,
radiasi)
Kanker
Serviks
Pelayanan Kesehatan Genetika
( Deteksi dini penyakit, laboratorium, (Keluarga yang menderita Ca,
Penanganan kasus P.
Kelamin keluarga dengan ambang stress rendah)
penyuluhan pencegahan
Ca. Serviks)
- Kelemahan jaringan/ dinding menjadi
rapuh à
perdarahan masif à anemia
- Peningkatan kadar leukosit /
kerusakan nosiseptor / penekanan pada dinding serviks à
Nyeri
- Gangguan peran sebagai istri dan gangguan gambaran diri à Ggn konsep diri.
- Gejala tidak nyata à adanya berbagai macam tindakan untuk menegakkan
diagnose®
terdiagnose Ca à kecemasan
Diagnosa
Keperawatan :
a. Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d
perdarahn intraservikal
b. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
c. Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses
desakan pada jaringan intra ser-vikal
d. Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder
akibat kurangnya pengetahu-an tentang Ca. Serviks dan pengobatannya.
e. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri
b.d perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika.
Pemeriksaan Diagnostik & Terapi
·
Sitologi/Pap Smear
·
Schillentest
·
Koloskopi
·
Kolpomikroskopi
·
Biopsi
·
Konisasi
Terapi :
v
Irradiasi
v
Operasi
v
Kombinasi (Irradiasi & Operasi)
v
Cytostika
Pembahasan
A.Konsep dasar
Kanker
servik merupakan kondisi patologis à penyebab secara pasti
belum diketahui à data belum lengkap & akurat juga derajat kanker yg masih dini à secara makroskopis penegakan diagnosanya belum akurat à secara etiologi belum mendukung juga penyebab lainnya.
B. Pengkajian
Belum
ditemukan faktor dominan yg memicu timbulnya Ca à tanda pasti belum ditemukan hanya secara klinis saja à Biopsi & pap smear mrpk
standart tetap RSDS belum ada à prosedur ini menimbulkan kecemasan pada klien à dampak psikologis dominan pada klien.
C. Diagnosa
Yang Muncul
Dx.cemas à tanda pasti Ca servik
belum ada serta banyak prosedur diagostik yg harus dijalani à timbul Dx baru spt :
Nyeri,resiko perdarahan resiko terjadi
infeksi
D. Perencanaan
Dilakukan
sebelum Biopsi dilakukan à tindakan u/ mengatasi kecemasan à Nyeri,resiko perdarahan & resiko terjadi infeksi
dilakukan sebagai tindakan pasca Biopsià tidakan menurangi
nyeri,mencegah terjadi perdarahan & mencegah terjadi infeksi.
E. Pelaksanaan
Waktu
terbatas àdilakukan secara
komprehensif dlm waktu terbatas secara simultanà u/ tindakan mengatasi nyerimencegah perdarahan &
infeksi dilakukan pasca Biopsi mengikut sertakan klien & keluarga secara
aktifà saat pulang mampu
melakukan secara mandiri.
F. Evaluasi.
Masalah
teratasi sebagian à waktu terbatas à komunikasi secara interpersonal terbatas/kurangà kualitas Askep
terbatas à membantu mengatasi
masalah klien.
KESIMPULAN
·
Ca. Serviks kenker terbanyak pada wanita
·
Penyebabnya tidak jelas,diduga karena perilaku
sex,personal hygiene,lingkungan maupun pelayanan kesehatan.
·
Askep pada klien Ca serviks merupakan askep yg
komprehensif & unik tergantung dari fase & derajat kanker yg
ditemukan,diagnosa & tindakan tidak
sama pada setiap orang
·
Askep dipoliklinik kandungan sangat terbatas
waktu & kualitasnya sehingga diperlukan suatu tehnik pendekatan skala
prioritas agar masalah pokok teratasi tanpa mengabaikan masalah lain.
SARAN
·
Pemberian Askep harus memperhatikan sumber daya
& kesiapan mental klien
·
Perlu pendekatan model Asuhan keperawatan yang
benar.
·
Perlunya peran petugas kesehatan khususnya
perawat dalam memberikan informasi yg jelas terutama mengenai
penyakit,perawatan/pengobatan (prosedur diagnostik & terapi),prognosis
& perawatan dirumah.
LAPORAN KASUS
Pengkajian dilakukan hari senin, 20 Agustus 2001
F. Pengkajian
1. Identitas
Klien Suami
Nama : - Ny.
N.H -
Alm.Tn. T
Umur : -
45 tahun -
(Kx. Lupa)
Suku/bangsa : -
Banjar -
Banjar
Agama : - Islam - Islam
Pendidikan : -
SD -
SLTA
Pekerjaan : -
Swasta -
Swasta
Alamat :
Gadukan Timur No.112 RT.02/RW.9
Surabaya
Nomor Rekam medik : 10076301.
Status
perkawinan : Suami pertama (Janda
sudah 7 tahun sampai sekarang)
2. Riwayat
Keperawatan
Keluhan utama : Ibu
mengeluh keluar darah beku,banyak, warna kehitam an dan berbau setelah nyeri
pinggang,bawah pusat dan kemaluan sejak 10 hari yang lalu (10/8/ 2001),saat
pengkajian menurut ibu darah keluar encer,banyak, warna me rah biasa dan bau.
3. Riwayat
Obstetri
Klien mengatakan menarche umur 12
tahun, klien sudah tidak haid lagi/menopouse sejak umur 40 tahun (5 tahun yang
la-lu) tapi 10 hari yang lalu klien mengeluarkan darah seperti haid. Sebelum
menopouse siklus haid 28 hari,lama haid 3 ha-ri,sedikit,encer warna merah,tidak
berbau, nyeri tidak ada. Keputihan 1 bulan yang lalu warna kuning, sedikit,
bau. Anak 7 orang,hidup 6 orang,mati 1 0rang karena sakit saat berumur 3
tahun,anak terkecil berumur 15 tahun. Abortus tidak per-nah.
4.
Riwayat Perkawinan
Klien menikah pada umur 12
tahun,perkawinan pertama, saat ini klien janda sudah 7 tahun, punya anak saat berumur 16 tahun.
LIHAT DIMAKALAH !!!
Pemeriksaan Fisik
Urogenital
Vulva : Fulsus (+), Fluor
albus (-)
Vagina : Normal
Portio : Rapat berdungkul
Corpus Uteri : Antefleksi,
massa (-),kesan normal
Adneksa Parametrium kanan dan kiri :Supel,Nyeri (-), Massa (-),
Cavum
Douglas : Tidak menonjol, infiltrasi (-)
Insipikulo :
Porsio terlihatrapat,berdungkul,fluksus (+),Fluor (-)
Data Penunjang
Biopsi : Belum ada hasil
Therapi dan perawatan :
Hb : 10 gr %
·
Amoxicillin 500 mg 3 x 1 tab
·
Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 tab
·
Aff tampon 2 x 24 jam
ANALISA DATA
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
||||||||||||
S Klien mengungkapkan ketakutannya jika dia benar-benar men
derita kanker, klien menanyakan apa
lagi pemeriksaan yang ha rus dilakukan Saya ta kutjika pemeriksaan yang akan dilakukan akan menyebabkan
kesakitan dan perda-rahan.
O : RR= 20 X/mnt, N= 96 X/
mnt, T= 110/-80 mm Hg.S=36.8 o C
Ekpresi
wajah klien datar. Terdapat mas sa berdungkul pada portio, fulsus (+),bau
(+). Perdarahan se-waktu VT
|
Kurangnya pengetahuan tentang Kanker
Serviks dan Prosedur
Pemeriksaan
untuk menegakkan diagnose Ca. Serviks.
Stress
Rangsangan
terhadap HPA Aksis
Ketakutan
Medula
adrenal
Peningkatan
kerja saraf otonom
Peningkatan katakolamin,
noradrenalin
Muka
pucat nadi meningkat
|
Kecemasan
|
G. Diagnose Keperawatan
Cemas berhubungan dengan
terdiagnosa suspek Ca. serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang Ca.
Serviks, pemeriksaan yang dilakukan serta prognosanya
H. Rencana Keperawatan
Hari
Tgl
Jam
|
Diagnose
|
Tujuan
|
Tindakan
|
Rasinalisasi
|
Senin 20/8/2001
|
Cemas berhu bungan deng an terdiagno sa suspek Ca serviks
se-kunder kura ngnya penge-tahuan tenta ng Ca Servik pemeriksaan yang dilaku-kan serta
prognosanya
|
Setelah di be-rikan tindakan perawatan se-lama 30 menit
perasaan ce-mas klien ber-kurang.
Kriteria :
- Pasien
berba gi beban masa lah yang diha-dapi sehubung an didiagnose suspek
Ca.-serviks.
- Koping
dan sumber pen-dukung ter-identifikasi
- Klien
komuni katif, ekpre-si wajah je-las.
- Postur
tubuh rileks
- Klien tahu tentang kan-ker, tindakan serta
progno-senya.
- Bersedia di-lakukan peme-riksaan penun-jang berupa Hb dan biopsi.
-Mengutarakan dan mengerti cara mengan-tisipasi stres.
|
1. Berikan
kesempatan kepada klien & keluarga mengungkapkan pera-saannya &
dengarkan secara em-pati.
2. Dorong
diskusi terbuka tentang kanker, &
pemeriksaan penunja-ng yang
harus di lakukan.
3. Jelaskan
tindakan , tujuan serta akibat dari pemeriksaan penun-jang harus dijalani klien.
4. Identifikasi
terhadap faktor ya-ng beresiko terhadap ketidak ber hasilan penyesuaian diri
klien
5. Tunjukkan
adanya harapan.
6. Anjurkan untuk tetap beraktivi-tas
|
Untuk menimbulkan rasa percaya.
Untuk menyiapkan mental klien sehubung an dgn pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Klien akan
bersedia meng ikuti prosedur pemeriksa an penunjang yang harus
di lakukan pada klien.
Kekuatan ego yang buruk, kemampuan pemecahan ma-salah yang
tidak efektif,ku rangnya motivasi & kurang nya sistem pendukung akan
meningkatkan kecemasan, meningkatkan kadar korti-sol, menurunkan sistem im-
un klien & selanjutnya ber akibat pada kondisi klien.
Harapan untuk mengurangi tingkat stress merangsang
peningkatan sistem imun se hingga memperbaiki kuali- tas hidup klien.
Aktivitas akan mengu-rangi inpuls psikologis yang negatif
yang ber-pengaruh pada daya ta han tubuh klien
|
Tindakan Keperawatan
Dx
|
Hari/Tgl/jam
|
Tindakan
|
Evaluasi
|
Cemas berhubu-ngan dengan ter-diagnosa suspek Ca. serviks
sekun der kurangnya pe ngetahuan tenta-ng Ca. Serviks,pe meriksaan yang
dilakukan serta prognosanya.
Nyeri sebagai ef-ek tindakan biop- si ditandai deng- an
klien menge-luh nyeri dan pe-rih pada vagina.
Resiko terjadi perdarahan b/d adanya perlukaan pada
serviks.
Resiko terjadi in-feksi b/d perluka an pada serviks.
|
Senin, 20/8/2001
09.30 – 10.15
10.15
11.00
11.15
11.30
11.30
11.30
|
1. Berdiskusi
secara terbuka ten tang kanker, dan pemeriksaan penunjang yg harus dilakukan.
2. Menjelaskan
tindakan, tujuan serta akibat dari peme riksa-an penunjang harus dijalani
klien.
3. Memberikan
ke sempatan ke pada klien dan
keluarga meng ungkapkan perasaannya
dan de ngarkan secara empati tenta-ng tanggapan klien terhadap penyakit yang
dialami serta pemeriksaan yang akan dilaku kan.
4. MenJelaskan
tindakan yang akan dilakukan jika klien be-nar terdiagnose kanker, serta ke
mungkinan kesembuhannya
5. Mengidentifikasi
terhadap faktor yang beresiko terha-dap ketidakberhasilan penye-suaian diri
klien
6. Tunjukkan
adanya harapan.
Menjelaskan
bahwa banyak pa
sien yg bisa
sembuh dng peng
obatan teratur
& stadium ma
sih dini.
7. Menganjurkan
untuk tetap beraktivitas
8. KIE
prosedur pemeriksaan Hb.
9. Menyiapkan
tindakan biopsi.
10. Observasi
klien setelah tin-dakan biopsi.
11. Anjurkan
klien sementara isti-rahat di TT.
12. Kolaborasi
:
v
Mefenamid Acid 3 x 500 mg
13. Anjurkan
mengobservasi per-darahan pada vagina setelah dirumah. HE tanda-tanda
per-darahan.
14. Anjurkan
klien membuka tampon 2 hari lagi di Poli kandungan
15. KIE
tanda-tanda infeksi.
16. KIE
tentang ke bersihan vagi-na
17. HE
Cara membersihkan vagi-na yang dapat mencegah
in-feksi.
18. Kolaborasi
Amoksisilin 3x 500 mg
|
Klien mengerti. Akan tetapi takut jika hasil pemeriksaan
nantinya benar-benar menunjukkan
kanker.
Klien memahami dan bersedia untuk dila kukan pemeriksaan
penunjang berupa pe meriksaan Hb dan biopsi agar semuanya menjadi jelas dan
klien tidak cemas da-lam ketidakpastian.
Klien menanyakan apakah jika hasil pe-meriksa an benar
kanker,nantinya bisa disembuhkan.
Klien dapat memahami dan berjanji me-nghadapi apapun yang
akan terjadi.
Klien mau terbuka meng ungkap permasa lahannya
Klien bersikap tabah
Klien bersedia
S :
Klien dan keluarga berusaha meng-hadapi apapun yang akan terjadi. Klien
siap dilakukan pemeriksaan pe-nunjang.
O : Klien
expresinya tenang.
A :
Kecemasan berkurang danbersedia dilakukan pemeriksaan tambahan.
P : Siapkan
pemeriksaan HB dan Persi-apan biopsi.
Klien melakukan
pemeriksaan Hb di kamar 14 dengan hasil 10 gr %
Klien dan
alat siap
Tampon (+), perdarahan (sedikit), perdarahan abnormal (-),
Nyeri (+). Klien bertanya bagaimana dengan tam-pon yang ada di vaginanya ,
Kapan harus dibuka dan bagaimana jika cebok diru-mah.
Klien
istirahat.
Resep sudah
diterima.
Perdarahan
(-)
Klien mengerti cara mengobservasi tanda perdarahan pada
tampon.
Klien mengerti
dan bersedia
Klien
mengerti
Klien paham
Resep
diterima
|
Evaluasi
Dx
|
Hari/Tgl/Jam
|
Perkembangan
|
Nyeri sebagai ef-ek tindakan biop-si ditandai deng-an
klien mengeluh nyeri dan perih pada vagina.
Resiko terjadi perdarahan b/d adanya perlukaan pada
serviks.
Resiko terjadi infek-si b/d perlukaan pada serviks
|
Senin,
20/8/2001 11.50
11.55
12.00
|
S : Klien
tahu cara mengurangi nye ri. Kien mengerti cara minum obat anti nyeri.
O : Resep
Mef. Acid 3 X 500 mg
A : Nyeri
masih dirasakan
P :
Anjurkan klien kontrol pd tgl 23 Agustus 2001
S : Klien
tahu tanda-tanda perda- rahan dan cara mengpbservasi perdarahan. Klien akan
membu-ka tamponnya di Poli kandungan
O : Tanda
perdarahan tidak ada
A : Masalah
teratasi sebagian
P :
ingatkan tanda-tanda perdarah an
dan buka tampon di Poli kan-dungan
S : Klien
tahu tanda-tanda infeksi dan cara perawatan kebersihan vagina di rumah. Klien
tahu cara minum Amoxicilin
O : Tanda
infeksi (-). Resep Amoxi-cilin 3 X 500 mg.
A : Masalah teratasi sebagian
P : He agar
klien kontrol ke Poli kandungan tanggal 23 Agustus 2001.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar