Jumat, 16 Desember 2011

Kehamilan dengan Preeklamsi


LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH KESEHATAN             : Kehamilan dengan Preeklamsi
Preeklamsi                                           :  Merupakan komplikasi kehamilan yang timbul sesudah minggu ke 20 yang diketahui dengan timbulnya hypertensi, proteinuria dan oedema
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Dikaitkan Dengan Patofisiologi




Masalah keperawatan:                                                                       Masalah kolaborasi:
-          Keseimbangan cairan                                                                  - Potensial kejang
-          Potensial kejang
-          Pola nafas tidak efektif
-          Injury gangguan penglihatan
-          Ganguan rasa nyaman pusing
Pemeriksaan Diagnostik: Urine lengkap, hematokrit, kreatinin, elektrolit
Diagnosa Keperawatan:
1.        Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan oedema pada paru
2.        Gangguan keseimbangan cairan berlebihan sehubungan dengan oedema
3.        Potensi kejang sehubungan dengan oedema pada otak
4.        Potensial injury sehubungan dengan gangguan penglihatan
5.        Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan pusing.
Intervensi Keperawatan
Dx 1: Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan oedema pada paru
  1. Beri posisi tidur semi fowler
  2. Beri oksigen
  3. Longgarkan pakaian
  4. Observasi vital sign terutama pernafasan
  5. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi

Dx 2: Gangguan keseimbangan cairan berlebihan sehubungan dengan oedema
  1. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
  2. Beri diet tinggi protein dengan asupan natrium sedang 2,5 sampai 7,0 dan diet rendah garam.
  3. Atur istirahat dengan posisi dorsal recumbert kearah kiri karena akan lebih baik dengan peningkatan aliran plasma ginjal, kecepatan glomerulus dan perfusi placenta. Berbaring terlentang adalah berbahaya karena menekan vena cava inferior dan aorta serta mengurangi suplai daerah ke uterus. Posisi terlentang juga menekan arteri rea\nails dan mengurangi aliran darah ke ginjal.
  4. Jaga ekstermitas yang mengalami oedema setinggi di atas jantung bila mungkin.
  5. Beri penjelasan pada klien tentang kunjungan klinik satu minggu sekali atau kurang tergantung pada gejala.
  6. Beri penjelasan pada klien tentang tanda-tanda bahaya dan klien dianjurkan untuk melaporkan setiap perubahan yang tiba-tiba terjadi seperti oedema umum, sakit kepala yang sangat, demam, tremor otot atau kejang.
  7. Kaji tingkat kesadaran terus menerus apakah ada perubahan atau tidak.

Dx 3: Potensi kejang sehubungan dengan oedema pada otak
  1. Beri penjelasan pada klien tentang tanda-tanda bahaya dan klien dianjurkan untuk melaporkan setiap perubahan yang tiba-tiba terjadi agar tidak terjadi kejang-kejang.
  2. Beri penjelasan pada klien tentang kunjungan ke klinik satu minggu sekali atau kurang tergantung pada gejala agar dapat dideteksi sedini mungkin jangan sampai kejang.
  3. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
  4. Beri diet tinggi protein dengan asupan natrium sedang 2,5 sampai 7,0 dan diet rendah garam.
  5. Kolaborasikan dengan dokter untuk menghindari oedema pada otak

Dx 4: Potensial injury sehubungan dengan gangguan penglihatan
  1. Beri penjelasan pada klien tentang tanda-tanda bahaya dan klien dianjurkan untuk melaporkan setiap perubahan yang tiba-tiba terjadi agar tidak terjadi gangguan penglihatan.
  2. Beri penjelasan pada klien tentang kunjungan ke klinik satu minggu sekali atau kurang tergantung pada gejala agar dapat dideteksi sedini mungkin jangan sampai terjadi gangguan penglihatan.
  3. Kolaborasikan dengan dokter bila ada tanda-tanda gangguan penglihatan

Dx 5: Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan pusing 
  1. Menjelaskan penyebab rasa pusing, dengan mengetahui penyebab rasa pusing klien dapat menerima keadaan yang dialami dan dapat membantu setiap tindakan perawatan.
  2. Mengatur posis klien senyaman mungkin agar rasa nyaman dapat terpenuhi dan dapat mengurangi rasa pusing.
  1. Mengatur istirahat dengan posisi dorsal recumbert kearah kiri karena akan lebih baik dengan peningkatan aliran plasma ginjal, kecepatan glomerulus dan perfusi placenta. Berbaring terlentang adalah berbahaya karena menekan vena cava inferior dan aorta serta mengurangi suplai daerah ke uterus. Posisi terlentang juga menekan arteri rea\nails dan mengurangi aliran darah ke ginjal.
  1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang, kebersihan diri dan lingkungan dapat menimbulkan rasa nyaman dan aman.
  2.  Kolaborasikan dengan tim medis dalam memberikan analgetik, golongan bertujuan menghilangkan ras pusing dan menurunkan tekanan darah.
Daftar Bacaan:
Diknakes RI. (1993) Asuhan Kebidanan Pada Perawatan Payudara Dalam Konteks Keluarga, Depkes RI, Jakarta.
FK-Unpad. (1984) Obstetri Patologi, Elstar offset, Bandung
Hamilton, Persis Mary. (1995) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. (1986) Ilmu Kebidanan¸ Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Rustam. (1988) Sinopsis Obstetri, Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar