Jumat, 16 Desember 2011

LP MOLA HIDATIDOSA

LAPORAN PENDAHULUAN

MASALAH KESEHATAN   : MOLA HIDATIDOSA
   
MOLA HIDATIDOSA          : Kehamilan abnormal berupa jonjot-jonjot korion yang tumbuh berganda yaitu gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur/mata ikan.
Masalah Keperawatan:                                                         Masalah kolaborasi:
1.      Syok hipovolemik karena perdarahan                                  * Perdarahan
2.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi terganggu
3.      Gangguan keseimbangan cairan tubuh
4.      Gangguan body image
5.      Cemas

Pemeriksaan Diagnostik

1.      Darah lengkap
2.      Urine lengkap
3.      Patologik Anatomi
4.   USG
Diagnosa Keperawatan:
1.      Syok hipovolemik sehubungan dengan perdarahan yang terus menerus.
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan mual, muntah, stomatitis, faringitis.
3.      Gangguan keseimbangan cairan (kurang) sehubungan dengan pengeluaran yang berlebihan (muntah dan diare) karena efek dari kemoterapi/sitostatika profilaksis.
4.      Gangguan body image sehubungan dengan histeraktomi dan alopesia.
5.      Cemas sehubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
Intervensi
Dx 1:  Sock hipovonik sehubungan dengan perdarahan yang terus menerus.
a.   Pemberian infus dextrose 5% yang berisi 50 satuan oksitosia (pitosin/sintosinon).
b.  Melakukan   manual digital untuk mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah.
c.   Curettage untuk evakuasi sisa jaringan yang tertinggal
d.  Jika perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan lakukan tampon utero-vaginal selama 24 jam.
Dx 2:  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan mual, muntah, stomatitis, faringitis.
a.   Bersama klien menegakkan skala berat badan yang diharapkan. Rasionalnya; keikutsertaan secara akif dalam menentukan asupan, klien akan mempunyai perasaan kontrol terhadap hidup.
b.  Menegakkan diit yang ditentukan bekerjasama dengan ahli gizi.
c.   Mengharuskan diit tambahan (yang diambil 1-2 jam setelah makan).
d.  Membantu klien dalam mengidentifikasi acuan makanan, meliputi makanan yang tinggi protein dan kompleks karbohidrat.
e.   Bantu anggota keluarga dalam merencanakan makanan yang tinggi kalori dan protein.
f.    Berikan dorongan pada keluarga untuk menghindari pemaksaan diit.
g.   Ajarkan kepentingan kebersihan oral.
h.   Jelaskan efek samping pemasangan sitostatika.
Dx 3:  Gangguan keseimbangan cairan (kurang) sehubungan dengan pengeluaran yang berlebihan (muntah dan diare) karena efek dari kemoterapi/sitostatika profilaksis.
a.       Jelaskan tentang pentingnya asupan nutrisi yang baik dan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
b.      Jelaskan pada klien/anggota keluarga agar selalu melaporkan berat badan, masukan dan pengeluaran cairan setiap hari.
c.       Awasi turgor kulit dan hindari kekeringan kulit yang berlebihan.
d.      Monitor tanda-tanda vital.
e.       Hindari lingkungan yang sangat panas karena panas dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan.
f.        Memberikan cairan intravena/infus
g.       Jelaskan penyebab muntah dan diare diderita klien.
Dx 4:  Gangguan body image sehubungan dengan histerektomi dan alopesia.
a.       Kaji perasaan-perasaan dan persepsi klien tentang histerektomy dab alopesia serta akibatnya terhadap body image.
b.      Kaji persepsi klien tentang akibat histeretomy terhadap hubungannya dengan pasangan hidupnya/orang terdekat untuk mengidentifikasi adanya penyimpangan.
c.       Bantu klien dalam mengekspresikan tentang perasaan-perasaan kehilangan. Tujuan untuk mendapatkan dukungan proses berkabung yang normal.
d.      Beri dorongan atas partisipasi pasien dalam pelayanan yang memberikan dukungan dan kelompok-kelompok dalam masyarakat.
e.       Hargai pemecahan masalah yang konstruksif untuk meningkatkan penampilan. Tujuannya untuk memberikan penekanan pada perilaku adaptif.

Dx 5:  Cemas sehubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
a.       Mengkaji tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.
b.      Menjelaskan:
-         Pengertian mola hidatidosa.
-         Gejala-gejala yang timbul akibat mola hidatidosa.
-         Tindakan-tindakan sehubungan dengan mola hidatidosa.
-         Program Keluarga Berencana (KB) karena selama 2-3 tahun klien belum boleh hamil.
-         Pemeriksaan ulang yang harus dilakukan klien yaitu:
-Setiap minggu selama triwulan I
-Setiap 2 minggu selama triwulan II
-Setiap bulan selama 6-bulan berikutnya
-Setiap 2 bulan selama 1 tahun berikutnya

Sumber Bacaan:

Wiknjosastro, Hanifa. (1999), Ilmu Kandungan, EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam. (1998), Sinopsis Obstetri Fisiologi, Patologi,  EGC, Jakarta.
Kim, Mi Ja, et. al. (1995), Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta
Doengoes Em, 1988, Maternal Newborn Care Plane
Hamilton P, (Gde, Yasmin), Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas
Langman, 1993, Embriologi Kedokteran
Rustam, 1998, Sinopsis Obserteri I dan II


Tidak ada komentar:

Posting Komentar