BAB
1
TINJAUAN PUSTAKA CYSTOMA OVARI
OLEH:
ADE RAMA KAMANJAYA
1001200002
POLTEKKES KEMENKES MALANG
JURUAN KEPERAWATAN
PRODI KEPERAWATAN LAWANG
2011
1.1
Pengertian
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang
dapat tumbuh secara alami. Tumor ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka
besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini
dari keganasan.
1.2
Klasifikasi
1.2.1
Benigna
A . Kistik
1.
Non Neolastik
a.
Folikel
b.
Lutein
c.
Stein Levental
d.
Endometrial
e.
Peradangan tuba ovarial
f.
Inclusion Germinal
2. Neoplastik
a.
Cystadenoma Mucinosium
b.
Cystadenoma Serosum
c.
Oermoid
B . Solid
a.
Fibroma
b.
Lymphangioma
c.
Mesothelioma
d.
Osteochondroma
e.
Brenner
1.2.2
Maligna
a.
Kistik
b.
Solid
1.2.3
Tumor Maligna yang lain ( jarang )
a.
Teratoma
b.
Chorionephithelioma
c.
Sarkoma
d.
Lymphoma
e.
Melanoma
1.2.4
Tumor dengan
potensi endokrin ( Malignitas Rendah )
a.
Dysontogenik
b.
Tumor sisa adrenat, biasanya mengadakan virilisasi
c.
Adenoma sel hilus, pengaruhnya virilisasi
Pembagian Kista Ovarium berdasarkan
lokaslisasi
1.
Kista Bebas ( Pedunculata ) :
a.
Gerakan Bebas
b.
Batas jelas
2.
Kista Intraligamentair
a.
Letaknya diantara dua ligamentum latum
b.
Gerakan terbatas
c.
Tampak pembuluh pembuluh darah yang bersilangan antara
satu sama lain
3.
Kista Psedu Intraligamentair
a.
Letaknya diluar Ligamen latum
b.
Gerakan terbatas, karena perlekatan
c.
Gambaran pembuluh darah biasa
1.3
Etiologi
1.3.1
Sampai sekarang
penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi beberapa
pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat heriditor
menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang tidak mempunyai
riwayat tumor
1.3.2
Mengenai
terjadinya Kista ada dua teori
1.
Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna
pada akhir Stadium Glastomer.
2.
Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang
tidak dibuahi dalam ovarium.
1.4
Gejala
Gejala yang timbul merupakan asosiasi dari
penekanan meliputi konstipasi, sering kencing, terasa penuh diperut dan terasa
berat nyeri pada saat defekasi dan dispareunia ( nyeri waktu koitus ). Nyeri
akut biasanya terjadi pada saat menstruasi, perutnya membesar dan pakaiannya
tidak muat / cukup. Umumnya mereka hamil, gejala akhir meliputi distensi
abdominal dengan dyspnea, edoma perifer dan anorexia. Nyeri pelvis muncul
sebagai gejala lanjut, jika tumor ovari tumbuh secara cepat dan jika tumor
memproduksi hormon akan mempengaruhi menstruasi menjadi irreguler dan efek
maskulin atau feminin.
1.5
Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel
permukaan Ovarium
invaginasi yang sederhana dari epitel Germinal
sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan
kista yang luas
Terjadi pembentukan papil – papil
Kearah dalam
Tumor Kistik
1.6
Komplikasi
1.6.1
Torsi
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam,
yaitu penting adalah faktor faktor dari tumor sendiri, gerakan yang sekonyang –
konyang dan gerakan peristaltik dari usus.
1.6.2
Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara
spontan atau oleh trauma. Pada kedua – duanya disertai gejala sakit, eneg dan
muntah – muntah.
1.6.3
Superasi dari kista
Kista Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena
isinya yang merangsang atau mungkin pula berat tumornya yang dapat mengganggu
peredaran darah, gejala – gejalanya seperti pada peradangan biasanya, yaitu :
sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis, kalau dibiarkan
bisa terjadi peritonitis.
1.6.4
Perubahan Keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan
lebih kecil dibandingkan dengan jenis serosum. Biasanya bila terjadi keganasan,
berupa Ca. Epidermoid, kadang – kadang berbentuk sarcoma.
1.7
Pemeriksaan
Diagnostic
1.7.1
Laparoscopi
Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari
uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat-sifat tumor
tersebut.
1.7.2
Ultrasonografi
Untuk menentukan letak tumor dan batasnya, apakah
tumor berasal di uterus, ovarium atau dari blader, apakah , tumor kistik atau
soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
1.7.3
Parasentesis
Fungsi pada ascites berguna untuk menentukan
sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum
peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk
1.8
Penatalaksanaan
1.8.1
Satu-satunya
pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Jenis dan luasnya
operasi tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil
lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
1.8.2
Pada wanita
yang lebih tua ( lebih dari 40 tahun ) jalan yang baik adalah hysterectomy
totalis dan salping – oophorectomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda
keganasan
BAB 2
ASKEP TEORI
2.1 Ketakutan / ansietas :
peningkatan ketegangan, ketakutan, penurunan
kepercayaan diri.
2.1.1
Kiteria hasil / tujuan :
Pasien dapat melakukan penurunan rasa takut atau cemas yang berkurang
ketingkat yang dapat diatai.
2.1.2 Interfensi
Keperawatan :
1) Identifikasi dan rasa cemas
dan takut yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan.
R :Rasa takut yang berlebihan atau yerus menerus akan mengakibatkan stress yang berlebihan, resiko
potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat – zat anestesi.
2)
Validasi dari rasa takut, sediakan informasi yang akurat dan actual.
R : Mengidensifikasi rasa takut yang
spesifik akan membantu pasien untuk
menghadapinya secara realitas, misalnya kesalahan identifikasi / operai
yang salah, kesalahan anggota tubuh yang dioperai, penggambaran yang salah.
3) Informasikan pasien / orang
terdekat tentang perang advokat perawat intraoprasional.
R : Kembangkan rasa percaya /
hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan control pada lingkungan asing.
4) Berikan petunjuk / penjelasan yang
sederhana pada pasien yang
tenang.Tinjau lingkungan sesuai kebutuhan.
R : Ketidak seimbangan dari proses pemikiran akan
membuat pasien menemui kesulitan untuk memahami petunjuk – petunjuk yang
panjang dan berbelit – belit.
5)
Kontrol stimuli ekstrenal
R :
Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas.
6) Diskusikan penundaan atau
penangguhan pembedahan dengan dokter, anestesiologi, pasien dan keluarga sesuai
kebutuhan.
R :Mungkin diperlukan rasa takut yang berlebihan
tidak berkurang atau tidak teratasi.
2.2 Kurang pengetahuan : mengenai kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan.
2.2.1 Kriteria Hasil / Tujuan :
Mengutarakan pemahaman proses penyakit / proses preoperasi dan harapan
paskal operasi.
2.2.2 Interfensi keperawatan
1) Kaji tingkat pemahaman pasien.
R : Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran paskal
operasi.
2) Tinjau ulang patologi khusus dan
antipati prosedur pembendahan.
R: Sediakan pengetahuan berdasarkan hal dimana pasien dapat
membuat pilihan terapi berdasarkan informasi dan setuju untuk mengikuti
prosedur, dan adanya kesempatan untuk menjelaskan kesalahan konsep.
3)
Sediakan kesempatan untuk melatih
batuk, napas dalam dan latihan otot.
R : Meningkatkan pengajaran dan
aktifitas paskal operasi.
4) Informasikan
pasien / orang terdekat mengenahi rencana perjalanan, komonikasi dokter / orang
terdekat.
R : Informasi logistic mengenahi jadwal dan kamar operasi dan
juga dimana dan kapan ahli bedah akan berkomonikasi dengan orang terdekat untuk
mengurangi stress dan menjelaskan kesalahan konsep, mencegah kebingungan dan
keraguan akan kesehatan pasien.
2.3 Resiko terhadap
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia,
penurunan masukan sekunder terhadap pembedahan, terapi radiasi ,penurunan
pemasukan oral, mual muntah dan ketidak nyamanan mulut.
2.3.1 Tujuan
Asupan nutrisi terpenuhi secara adekuat
2.3.2 Kriteria Hasil
-
Berat badan stabil
-
Nafsu makan meningkat
-
Porsi makanan yang dihidangkan dihabiskan
2.3.3 Intervensi
1)
Pantau masukan makanan setiap hari
R : Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi
nutrisi
2)
Motivasi pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya
nutrien dengan masukan cairan adekuat
R : Kebutuhan jaringan
metabolic ditingkatkan serta cairan ( menghilangkan produksi sisa )
3)
Hidangkan makanan yang sesuai selera pasien
R : Untuk
menambah nafsu makan pasien
4)
Hindari makanan dengan bumbu merangsang dan berlemak
R : Dapat menstimulus respon mual muntah
5)
Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik
R : Obat antiemetik menurunkan reaksi mual
muntah
2.4 Ancietas
berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian, ancaman atau perubahan
pada status kesehatan / sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, kuranganya
informasi mengenai penyakitnya dan prosedur pemeriksaan
2.4.1 Tujuan
Pasien mampu menunjukkan hilangnya
/ berkurangnya kecemasan
2.4.2 Kriteria hasil
-
Pasien mengatakan rasa cemas hilang atau berkurang
-
Ekspesi wajah tenang
-
Tanda – tanda vital dalam batas normal
2.4.3 Intervensi
1)
Motivasi pasien pasien untuk mengungkapkan perasaan
cemasnya
R : Pengungkapan
perasaan akan mengurangi cemasnya
2)
Beri penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan
cara mengatasinya
R : Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi
kecemasan akibat kurang informasi
3)
Ciptakan suasana lingklungan yang aman, nyaman dan
tenang
R : Lingkungan yang nyaman mengurangi kecemasan
4)
Anjurkan keluarga untuk terus mendampingi dan memberi
motivasi pada pasien
R : Peran keluarga sangat mendukung secara
psikologis untuk mengurangi kecemasan
5)
Ciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien
R : Hubungan
terapeutik membantu pasien mengungkapkan perasaan cemasnya
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1
BIODATA :
Nama pasien : Ny Wasilah No.
Reg 319688
Umur : 20 th
Status : Janda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Guru MTS
Alamat : Ds. Wonosari RT. 2 RW. 3 Gondang Wetan
Pasuruan
Diagnosa Medis :
Cystoma Ovari
Tanggal MRS : 10 – 9 – 2003
Tanggal
Pengkajian : 24 – 9 – 2003
Golaongan Darah
: O
Suami
Nama : Tn. Suadi
Umur : 30 th
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
3.2
KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Perut terasa kembung sejak 26
hari yang lalu.
Saat Pengkajian :
Nyeri abdomen skala 5, sesak, perut terasa kembung.
3.3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Perut kembung sejak 26 hari yang lalu
berobat kedokter tidak ada perubahan, lalu dibawa ke RS. Pasuruan dan MRS 1
minggu, lalu dirujuk ke RSSA Malang didiagnosa cystoma ovari, tanggal 10 – 9 –
2003, MRS diruang 9 gynecology.
3.4
RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
Pasien tidak pernah mempunyai penyakit
sampai menyebabkan harus dirawat dirumah sakit.
3.5
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Dari anggota keluarga
pasien tidak ada yang menderita penyakit menular, penyakit kronis atau akut
maupun menurun seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung atau TBC
Genogram
Keterangan
:
:
Laki – laki : Pasien
:
Wanita : Cerai
:
Meninggal
3.6
DATA PSIKO SOSIAL
Orang yang paling dekat dengan pasien
adalah Bapak dan Ibu pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan
orang lain, lingkungannya, teman, sesama pasien di RS dan perawat.
3.7
POLA SEHARI – HARI
Dirumah
|
Dirumah
sakit
|
Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk, 3 x / hari ( oral )
Minum : ½ gelas air putuh / susu, 5 x / hari ( diminum )
Istirahat tidur : Pasien tidur 4 – 5 jam
Aktifitas : Pasien mengajar di MTS ± 6 jam
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari,
keramas 3 x / minggu
Eliminasi : BAB : 1 x / hari
BAK : 6 x / hari
|
Nutrisi
: Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk buah, 3 x / hari ( oral ), porsi rumah sakit
Minum : 100 CC air putuh + susu, 5 x / hari (
diminum )
Istirahat Tidur : Pasien tidur 3 – 4 jam, sering terbangun karena
sesak, tidur siang ± 1 jam.
Aktifitas : Pasien hanya tiduran, jalan – jalan sebentar, kadang –
kadang kekamar kecil untuk personal hygieme dan kancing.
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari diseka
keluarga, gosok gigi 2 x / hari
Eliminasi : BAB : 3hari 1 x
BAK : 4 x / hari
|
3.8
KEADAAN / PENAMPILAN / KESAN UMUM PASIEN
KU gelisah dan cemas, pasien pucat,
pasien selalu memegangi perutnya, wajah tampak grimace.
Pasien terpasang infus NS 20 tetes /mnt
pada kangan kiri.
3.9
TANDA – TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 376 0 C
Denyut Nadi : 96 x
/ menit
Tekanan Darah :
110 / 80 mmHg
Pernafasan : 28 x / menit
BB : -
TB : 145 cm
3.10
PEMERIKSAAN FISIK
3.10.1 Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kepala
/ rambut : Bentuk kepala lonjong
wajah simetris, rambut tipis agak kotor
Mata
: Simetris kanan kiri, reflek pupil ( + ),
konjuctiva anemis, sclera tidak icterus.
Hidung : Simetris, secret ( - ), PCH ( - )
Telinga : Simetris kanan kiri, serumen ( - )
Mulut : Bibir pucat, tidak ada luka dan sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
3.10.2 Pemeriksaan payudarah dan ketiak
Inspeksi : Puting tampak menonjol, tidak ada peradangan
Papasil
: Tidak ada penonjolan pada
daerah axilla dan mammae
3.10.3 Pemeriksaan
Dada / Thorak
Inspeksi :
Dada simetris, tidak ada luka
Auskultasi : Ada
suara tambahan ( Whezing )
3.10.4 Pemeriksaan
Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat membesar ( buncit )
Auskultasi : Bising usus ( + ) 15 x / menit, Djj tidak
terdengar
Papalsi : Ada
nyeri tekan pada abdomen bawah, masa ( + ), φ 20 x 30 cm
Perkusi : asitas ( + ),
suara pekak.
3.10.5 Pemeriksaan
Genetalia dan sekitarnya
Inspeksi : tidak keluar darah, tidak ada
oedema dan varices
3.10.6 Pemeriksaan
Punggung
Punggung tidak terdapat skoliasis,
Kypose, hyperlordose
3.10.7 pemeriksaan Ekstremitas
Tidak ada oedema,varices, kelainan
kongenital, reflek patella ( + )
3.10.8 Pengkajian status obstetric
·
Menarche : 13 th
·
Lamanya haid : 8 hari
·
Sklus Haid : 30 hari
·
HPHT : -
·
Kelainan – kelainan haid :
tidak pernah mengalami keputihan
·
Menopause : -
·
Riwayat persalinan terdahulu : GoPooo
3.11
DATA KELUARGA BERENCANA
Pasien belum pernah
menggunakan alat konstrasepsi
3.12
INFORMASI LAIN
Terapi :
Amoksilin, Ferofat ( 3 x 1)
Lab :
18 – 9 – 2003 : Leukosit :
2100 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB
: 7,9 gr / dl ( N : 11,0 –
16,5 )
PCV ;
22,8 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit
:505.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
26 – 9 – 2003 : Leukosit : 22.800 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB
: 7,7 gr / dl ( N : 11,0 –
16,5 )
PCV ;
22,5 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit
:504.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
29 – 9 – 2003 : GD puasa : 100 mg / dl
Ureum : 34.9 mg / dl
Kreatinin ; 1,1 mg / dl
SGOT
: 27
mU / ml
SGPT :
14 mU / ml
Albumin
:
1,9 g / dl
USG : 11 – 9 – 2003 : Tampak suatu masa padat dan sebagian kistik
dengan bintik – bintik klasifikasi mengisi cavum pelvis, Cu antofleksi dengan
endometrialline, terdorong oleh masa tumor keatas, acites ( + )
3.13
PENATALAKSANAAN
3.13.1 Beri posisi ½
duduk
3.13.2 Transfusi PRC
sampai dengan HB > 10 gr /dl
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi ; GINEKOLOGI,
Fakultas Kedokteran Unifersitas Padjajaran – Bandung : 1981.
2. Hilgers R . G : Malignan Neoplasma Of The Vagina Gynekol.
Obstet . 4 : 44, 1980
3. Lynda Juall Carpenito , Dianogsa
Keperawatan ( Handbook Of Nursing Dianogsis ) Penerbit EGC , 1995.
4. Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse,
Alice C, Geissler, Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit ECG, 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar