SATUAN
ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok Bahasan :
Dekubitus
Hari, tanggal : Senin,8 oktober
2012
Waktu :
Tempat :ruang
angsoka 2 RSUP Sanglah Denpasar
Sasaran :
pasien dan keluarga pasien ruang Angsoka 2
I.
Tujuan Instruksional
Umum (TIU)
setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga
mampu merawat pasien dekubitus dengan baik dirumah sakit maupun dirumah.
II.
Tujuan Khusus
setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga
pasien mampu:
1. menyebut
pengertian dekubitus
2. menyebut
etiologi dekubitus
3. mengenali
gejala terjadinya dekubitus
4. mengetahui
penangan dekubitus
5. mengetahui
pencegahan dekubitus
III.
Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Dekubitus
2. Etiologi
dan faktor resiko dekubitus
3. Gejala
Dekubitus
4. Penanganan
Dekubitus
5. Pencegahan
Dekubitus
IV.
Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya
jawab
V.
Media
1. Flipchart
2. Leaflet
VI.
Kegiatan Penyuluhan
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Peserta
|
Pendahuluan
(10 menit)
|
08 oktober 2012
09.00-09.10 WITA
|
Pembukaan Acara oleh moderator
1.
salam pembuka
2.
memperkenalkan diri
3.
kontrak waktu
4.
menjelaskan mekanisme kegiatan
|
Mendengarkan pembukaan yang
disampaikan oleh moderator.
|
Pelaksanaan
(30 menit)
|
|
Penyampaian materi oleh
pemateri:
1.
Mengenali pengetahuan dan pengalaman
peserta penyuluhan
2.
Pengertian dekubitus
3.
Etiologi dan faktor resiko terjadinya
dekubitus
4.
Gejala dekubitus
5.
Penanganan Dekubitus
6.
Pencegahan Dekubitus
|
Mendengarkan dan memberikan
umpan balik terhadap materi yang disampaikan.
|
|
1.
Sesi Tanya jawab
2.
Evaluasi hasil yang dipandu oleh
moderator
|
1.
Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
kurang paham
2.
Menjawab pertanyaan yang diajukan
|
|
Penutup
(10 menit)
|
|
Moderator:
1.
Mempersilahkan Fasilitator dari
pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban pertanyaan peserta yang belum terjawab.
2.
Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
3.
Ucapan terimakasih
4.
Salam penutup
|
Mendengarkan dengan seksama
|
VII.
Pengorganisasian
Moderator:
Penyaji
Fasilitator
Observer
pembimbing klinik
pembimbing pendidikan
VIII. Job
Description
1. Moderator
: Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan
menjawab pertanyaan
3. Fasilitator
: Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam diskusi
4. Observer
: Mengamati dan mencatat hasil jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya
penyuluhan
IX.
Setting
X.
Evaluasi
1. Evaluasi
Struktur
a. Penyelenggaraan
pembelajaran dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama dengan perawat ruangan
b. Pengorganisasian
dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
2. Evaluasi
Proses
a. Peserta
antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
b. peserta
tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung atau meninggalkan acara
dengan ijin kepada panitia.
c. peserta
terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi
Hasil
a. Peserta
memahami materi yang telah disampaikan pemateri.
b. Ada
umpan balik positif dari peserta, yang ditunjukkan dengan peserta penyuluhan
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
c. Jumlah
peserta minimal 10 orang
DEKUBITUS
1. DEFINISI
Ulkus dekubitus atau
Bedsores adalah kerusakan/kematian kulit yang terjadi akibat gangguan aliran
darah setempat dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol,
dimana kulit tersebut mendapat tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras
lainnya dalam jangka waktu yang lama. Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus
dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku,
tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang
(Budiartha, Putu, 2010).
2. Etiologi
Penyebab
utama dekubitus adalah tekanan terus menerus pada kulit dan jaringan yang
terjadi pada orang dengan tirah baring lama, tidak sadar, penginderaan sensasi
nyeri yang berkurang, imobilisai dalam waktu yang lama, kekurangan nutrisi pada
jaringan bawah kulit serta kurangnya monitoring dan perawatan pada bagian kulit
yang tertekan (Ari, PN, 2008)
Menurut Kadir, Subhan (2008) etiologi dekubitus, antara
lain:
a. Faktor
Intrinsik
a. Selama
penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan
menjadi tipis.
b. Kandungan
kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang
sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan
c. Kemampuan
system kardiovaskuler yang menurun dan system arteriovenosus yang kurang
kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.
d. Sejumlah
penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi
kardiovaskular perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada pasien
pernapasan menyebabkan tingkat oksigenasi darah pada kulit menurun.
e. Status
gizi, underweight atau kebalikannya overweight
f. Anemia
g. Hipoalbuminemia
yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus,
sebaliknya bila ada dekubitus akan menyebabkan kadar albumin darah menurun.
h. Penyakit-penyakit
neurologic, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga mempermudah dan
memperparah dekubitus
i.
Keadaan hidrasi atau
cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor
Ekstrinsik
a. Kebersihan
tempat tidur
b. Alat-alat
tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medic yang menyebabkan penderita terfiksasi
pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.
c. Posisi
yang tidak tepat
d. perubahan
posisi yang jarang dilakukan
3. Faktor
Resiko
menurut budiartha
(2010) resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada :
1. orang-orang
yang tidak dapat bergerak misalnya lumpuh, sangat lemah
2. orang-orang
yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu tanda yang
normal mendorong seseorang untuk bergerak. Kerusakan saraf misalnya akibat
cedera, stroke, diabetis dan koma bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan
merasakan nyeri.
3. orang-orang
yang mengalami kekureangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemak
sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena
kekurangan zat-zat gizi yang penting.
4. gesekan
dan kerusakan lainya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkan
terbentguknya ulkus. baju yang terlalu besar atau terlalu kecil, kerutan pada
seprai yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan cedera pada kulit.
Pemaparan oleh kelembaban dalam jangka panjang (karena berkeringat, air kemih
atau tinja) bisa merusak permukaan kulit.
4. Manifestasi
Klinis
Karakteristik
penampilan klinis dari dekubitus menurut Ari, PN (2008) dapat dibagi sebagai
berikut
1. Derajat
1 : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampat sebagai daerah
kemerahan atau lecet. ini terjadi di superficial setelah minimal dua jam
penekanan pada daerah tertentu.
2. Derajat
2 : Reaksi yang lebih dalam sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemak
sub kutan, tanpak sebagai ulkus yang dangkal dengan tepi yang jelas dan
perubahan pigmen kulit.
3. Derajat
3 : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak sub kutan dan berbatasan
dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan
nekrotik yang berbau. Luka meluas sampai semua lapisan kulit hilang, menembus
jaringan dibawahnya dan mulai merusak jaringan.
4. Derajat
4 : perluasan Ulkus menembus otot hingga tampat tulang di dasar ulkus yang
dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi
5. Klasifikasi
Berdasarkan waktu yang
diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dan perbedaan temperature dari
ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus di bagi menjadi 3 (Budiartha, Putu
2010):
1. Tipe
Normal
Mempunyai beda temperature lebih kurang 2,5°C
dabandingkan dengan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan 6 minggu.
Ulkus ini terjadi karena Iskemia jaringan tempat akibat tekanan, tetapi aliran
darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2. Tipe
Arterioskelerosis
Mempunyai beda temperature kurang dari 1 °C antara
aerahy ulkus dan kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran
darah akibat penyakit pada pembuluh darah ikut berperan untuk terjadinya
dekubitus di samping faktor tekanan. Dengan perawatan, Ulkus ini sembuh dalam
16 minngu.
3. Tipe
Terminal
Terjadi pada klien yang akan meninggal dunia dan
tidak akan sembuh.
6. Perawatan
Pengelolaan dikubitus
diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dekubitus dengan mengenal
klien resiko tinggi terjadinya dekubitus , misalnya pada klien yang imobiliasi
dan konfusio. Usaha untuk menentukan resiko terjadinya dekubitus ini antara
lain dengan memakai scor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya resiko
tinggi terjadinya dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat
perkembangan klien. Tindakan berikutnya adalah menjaga kebersihan diri klien
khususx kulit dengan mandi setiap hari, dikeringkan dengan baik lalu digosok
dengan lotion terutam dibagian kulit yang ada pada tonjolan-tontolan tulang.
Sebaiknya diberikan masase untuk melancarkan sirkulasi darah, semua ekskreta harus
dibersihkan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan lecet pada kulit klien
(Budiartha, 2010)
SKOR NORTON UNTUK MENGUKUR RISIKO DEKUBITUS.
Sedangakan menurut Ari, PN (2008) perawatan dekubitus
dapat dilakukan berdasarkan derajat dekubitus yaitu:
1. Derajat
1: Pengawasan terpenting adalah memberikan perhatian agar tidak meningkat
menjadi lebih lanjut dengan memberikan perubahan posisi minimal 2 jam sekali
agar tidak menjadi lebih parah. Kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati
dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dimasase 2-3 kali/hari.
Tetap memberikan asupan gizi yang baik sehingga terbentuk jaringan penyokong
yang baik dan memberikan pergerakan pasif pada pasien pasien yang mengalami
paralise.
2. Derajat
2 : Perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat aseptic dan antiseptic.
Daerah yang bersangkutan de gesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat
bergantian untuk merangsang sirkulasi kemudian memberikan salep topical,
mungkin juga untuk merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Penggantian
balut dan salep jangan terlalu sering karena dapat merusak pertumbuhan jaringan
yang diharapkan.
3. Derajat
3 : Tujuan perawatan derajat ini adalah tetap mengurangi tekanan dan
menghindari perluasan yang tidak kompleks. Pengobatan topical di daerah ulkus
diberikan dan didukung dengan perawatan luka. Pengobatan menggunakan antibiotic
untuk infeksi yang timbul. Usahan luka tetap bersih dan eksudat dapat mengalir
keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeabel
untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan. Kelembaban luka dijaga tetap basah,
karena akan mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Jika luka kotor dapat dicuci
dengan larutan NaCl fisiologis.
4. Derajat
4 : Pengobatan infeksi sekunder menjadi penting agar tidak mengarah ke sepsis.
Sangat perlu dilakukan operasi plastic dengan tujuan untuk mengurangi perluasan
dan perbaikan jaringan yang rusak. Semua langkah-langkah perawatan derajat I
hingga III tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan
sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat
enzim dapat diberikan dengan tujuan mengurangi pendarahan dibandingkan tindakan
bedah yang juga merupakan alternative lain. Setelah jaringan nekrotik dibuang
dan luka bersih, penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan. Beberapa usaha
mempercepat adalah antara lain dengan memberikan oksigenasi pada daerah luka.
7. Pencegahan
Tindakan pencegahan dekubitus yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Meningkatkan
status kesehatan klien
Memperbaiki dan menjaga
keadaan umum klien, misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia dikoreksi, nutrisi
dan hidarasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn) ditambahkan.
Mengobati/mengatasi penyakit-penyakit yang ada pada klien, misalnya DM.
2. Mengurangi/memeratakan
faktor tekanan yang mengganggu aliran arah dengan cara:
a. alih
posisi/alih baring/tidur selang-seling paling lama tiap 2 jam sekali.keburukan
pada cara ini adalah ketergantungan pada perawat yang kadang-kadang sudah
sangat kurang, dan mengganggu istirahat klien bahwa menyakitkan.
b. kasur
khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi pada tubuh klien.misalnya
kasur dengan gelembung udara , kasur air yang temperature airnya dapat diatur.
c. regangan
kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempatterganggu
dapat dikurangi antara lain: menjaga posisi klien,apa ditidurkan rata pada
tempat tidurnya atau sudah memungkinkan untuk duduk dikursi.bantuan balok
penyangga kedua kaki, bantal-bantal keciluntuk menahan tubuh klien.
DAFTAR
PUSTAKA
Ari, PN.2008.Perawatan Dekubitus. http://www.slideshare
.net/aripurwahyudi/perawatan dekubitus-3617137,
Putu Budiartha.2010.Ulkus Dekubitus.
http;//nursing begin.com/ulkus-dekubitus/, diakses tanggal 4 oktober 2012
Kadir, Subhan. 2008. Dekubitus. http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/dekubitus.doc,
diakses tanggal 4 oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar