Jumat, 14 Desember 2012

TEORI – TEORI PROSES MENUA




TEORI – TEORI  PROSES  MENUA
A. Teori Biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi :
1. Teori Instrinsik
Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.
2. Teori Ekstrinsik
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.

Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
1. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species – species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.


2. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope.

3. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

4. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel – sel tidak dapat beregenerasi.

B. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur – angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :
1. kehilangan peran
2. hambatan kontak fisik
3. berkurangnya komitmen

C. Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu  harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural  masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan  fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang – orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.

Lingkaran tertutup antara proses menua dan penyakit.

Proses Menua

Penyakit Menua Menurunkan Tenaga


Banyak Kelainan aktifitas menurun


Refleksi dari penyakit lain  aktifitas mencari nafkah


Kesegaran jasmani dan nutrisi  sumber dana dan nafkah 


Kemauan memelihara diri menurun


Gangguan psikologis ( mengisolasi diri )




Focus Assesment
A. Fisik / biologis
1. Wawancara riwayat kesehatan
- Pandangan lansia  tentang kesehatannya
- Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
- Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan).
- Kebiasaan lansia merawat diri sendiri .
- Kebiasaan makan  , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK .
- Kebiasaan gerak badan / olah raga .
- Perubahan – perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan .
- Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat .
- Masalah – masalah seksual yang dirasakan .

2. Pemeriksaan  fisik
- Sistem intergumen / kulit
- Muskuluskleta
- Respirasi
- Kardiovaskuler
- Perkemihan
- Persyarafan
- Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan penciuman ).

B. Psikologis
Dilakukan saat berkomunikasi  untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir
Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam  menyelesaikan masalah.
Perubahan umum yang terjadi :
~  Penurunan daya ingat
~  Proses pikir lambat
~  Adanya perasaan sedih
~  Merasakan kurang perhatian
Hal hal yang perlu dikaji meliputi
- Apakah mengenal masalah masalah utamanya
- Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan
- Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
- Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
- Bagaimana  mengatasi , masalah atas stress yang dialami
- Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
- Apakah usila untuk menyesuikan diri
- Apakah usila menggali kegagalan
- Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll.

C. Sosial ekonomi
Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan  dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi sosial .
Penghasilan yang diperoleh
Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi .
Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain :
- Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang .
- Sumber keuangan .
- Dengan siapa yang ia tinggal .
- Kegiatan organisasi sosial yang diikuti
- Pandangan lansia terhadap lingkungannya
- Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
- Siapa saja yang bisa mengunjunginya
- Seberapa besar ketergantungannya
- Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada  
   

D. Spiritual
Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat diterapkan.
Hal – hal yang perlu dikaji antara lain
- Kegiatan ibadah setiap hari
- Kegiatan keagamaan
- Cara menyelesaikan masalah ( Doa )
- Terlihat sabar dan tawakal

Masalah / Diagnosa Keperawatan
Fisik / Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d. intake yang tidak adekuat)
b. Gangguan persepsi s.d. gangguan pendengaran/penglihatan.
c. kurangnya perawtan diri s.d.  menurunnya minat dalam merawat diri.
d. resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.
e. perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang tidak efektif.
f. gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri.
g. gangguan pola nafas s.d. penyempitan jalan nafas.
h. gangguan mobilisasi s.d. kek sendi.

A. Spiritual
1. reaksi berkabung / berduka s.d. ditinggal pasangan.
2. penolakan terhadap proses penuaan s.d. ketidaksiapan menghadapi kematian.
3. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami.
4. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan ibadah secara tidak tepat.

Intervensi keperawatan
Tujuan perencanaan :
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.

Tujuan tindakan keperawatan :
Diarahkan untuk memenuhi kebuutuhan dasar :
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan.
c. Memlihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur.
e. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui komunikasi efektif.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Peran pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan kebugaran serta memperlambat timbulnya penyakit degenaratif  sehingga menjamin hari tua tetap sehat dan aktif.
Masalah yang sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi tidak lengkap, rasa penuh diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya otot lambung dan peristaltik usus sehingga nafsu makan berkurang.
Menolak makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat gangguan tugas perkembangan.
Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin, kelebihan vitamin.

Intervensi :
1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
2) Berikan banyak minum dan kurangi makan.
3) Usahakan makanan banyak mengandung serat..
4) Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan berlemak).
5) Kebutuhan kalori laki-laki  2100 kalori, wanita 1700 kalori:
6) KH 60% dari jumlah kalori
7) Lemak 15 – 20%
8) Protein 20 – 25%
9) Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda.
10) Air 6 – 8 gelang/hari.
11) Membatasi minum kopi dan teh.

Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran  karena fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan, lingkungan yang kurang aman

Intervensi:
1) biarkan menggunakan alat bantu
2) latih untuk / mobilisasi
3) menggunakan kaca mata
4) menemani bila berpergian
5) ruangan dekat kantor
6) meletakkan bel dibawah bantal
7) tempat tidur tidak terlalu tinggi
8) menyediakan meja kecil dekat tempat tidur
9) lantai bersih, rata dan tidak licin / basah
10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci
11) Pasang pengaman dikamar mandi
12) Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100 watt)
13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet

Memelihara kebersihan diri :
Sebagaian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda, kelemahan dan tidakmampuan.
Masalah :keringat berkurang  kulit lansia bersisik, kering

Intervensi :
1) Mengingatkan / membantu
2) Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.

Memelihara keseimbangan istirahat / tidur :
Masalah yang sering terjadi :gangguan tidur

Intervensi :
1) Menyediakan tempat tidur yang nyaman
2) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi
3) Melatih melakukan latihan  fisik yang ringan (berkebun, berjalan, dll)

Meningkatkan hubungan interpersonal  :
Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah mudah tersinggung, curiga  dapat terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat

Intervensi
1) Berkomunikasi dengan kontak mata
2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
4) Menghargai pendapat lansia
5) Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari–hari sesuai dengan kemampuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar