Kamis, 13 Desember 2012

LANDASAN TEORI MENUA(LANSIA)


LANDASAN TEORI


A. Definisi
Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan = kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinindes, 1994).

B. Teori-Teori Proses Menua
1. Teori “GENETIK CLOCK”
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies  tertentu. Kelompok ahli gerontology mengatakan bahwa umur seorang sudah ditentukan oleh sel pembawa keturunan (sel genetic), sel genetik itu telah diprogramkan (dirancang) untuk tahan hidup dalam waktu tertentu.
2. Teori mutasi somatik
Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif atas DNA sel somatic, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel salah satu hipotesanya adalah Error Catastrophe yaitu terjadinya kesalahan dalam proses transkripsi (DNARNA) maupun dalam proses translasi (RNAPerotein/enzim) yang menyebabkan terbentuknya enzim yang salah sehingga terjadi reaksi metabolisme yang salah yang akan mengurangi fungsional sel.
3. Teori kesalahan genetik
Menurut Dr. Orgehl proses menjadi tua disebabkan oleh tumpukan kesalahan sel genetic DNA, hal ini terjadi sewaktu sel tersebut memperbaiki diri. Teori tersebut berdasarkan bahwa gen (zat pembawa sifat keturuna) dari sel yang terdapat dalam kromosom memperbanyak diri sendiri sebelum terjadi pembelahan sel, yaitu sebelum terjadi generasi baru.
4. Rusaknya sistem imun tubuh
Mutasi yang berulang atau perubahan protein paska translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition), jika mutasi somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan system imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan dihancurkannya.
Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. Dipihak lain system imun tubuh sendiri daya tahannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun sehingga sel kanker leluasa membelah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.
5. Kerusakan akibat radikal bebas
Radikal bebas (RB) dapat tebentuk di alam bebas, dan didalam tubuh jika fagosit pecah, serta sebagai produk sampingan didalam rantai pernapasan di dalam mitokondria.
Untuk organisme aerobik, radikal bebas terutama terbentuk pada waktu respirasi (aerob) di dalam mitokondria waktu terjadi proses respirasi  tersebut oksigen dilibatkan dalam mengolah bahan bakar menjadi ATP, melalui enzim-enzim respirasi di dalam mitokondria, maka radikal bebas akan dihasilkan sebagian perantara. Radikal yang terbentuuk tersebut adalahsuperperoksida (O2), radiakal hidroksil (OH) dan proksida hydrogen (H2O2). Radikal bebas bersifat merusak karena sangat kreatif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tidak jenuh seperti dalam membran sel dengan gugus SH.

C. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
a. Perubahan fisik
- Sel jumlahnya menurun.
- Sel lebih besar ukurannya.
- Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan tubuh.
b. Sistem persyarafan
- Cepat menurunnya hubungan persyarafan.
- Lambat dalam respon dan waktu beraksi.
- Mengecilnya syaraf panca indera.
c. Sistem pendengaran
- Prebiakus = hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam.
- Membran timpani atropi = otosklerosis.
- Pengumpulan cerumen.
d. Sistem penglihatan
- Sklerosis spingter pupil = respon terhadap sinar hilang.
- Kornea lebih berbentuk sferis.
- Lensa suram.
- Ambang pengamatan sinar meningkat.
- Daya akomodasi menurun.
e. Sistem kardiovaskuler
- Katup jantung tebal dan kaku.
- Kemampuan pompa jantung menurun.
- Elastisitas pembuluh darah menurun.
- Tekanan darah meningkat.
f. Sistem respirasi
- Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku.
- Aktivitas silia menurun.
- Elastisitas paru menurun.
- Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya menurun.
- Oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg.
- Karbondioksida arteri tidak berganti.
- Kemampuan batuk menurun.
g. Sistem gastro intestinal
- Kehilangan gigi.
- Indra pengecap menurun.
- Esofagur melebar.
- Lambung rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun.
- Peristaltik lemah dan konstipasi.
- Liver mengecil.
h. Sistem genito urinaria
- Ginjal mengecil dan otropi.
- Vesika urinaria otot menjadi lemah, kapasitas menurun.
- Pembesaran prostat.
- Atropi vulva.
- Vagina selaput lendir menjadi kuning.
i. Sistem endrokin
- Produksi hormon menurun.
- Fungsi paratikoid dan sekresinya menurun.
j. Sistem kulit
- Kulit menkerut / keriput.
- Kulit kepala dan rambut tipis.
- Rambut hidung dan telinga menebal.
- Elstisitas menurun.
- Kuku keras dan rapuh.
- Kelenjar keringat menurun.
k. Sistem muskuloskeletal
- Tulang kehilangan density.
- Rifosis.
- Punggung, lutut dan jari gerakan terbatas.
- Persendian membesar dan menjadi kaku.
- Atropsi serabut otot.
l. Perubahan psikososial
- Pensiun.
- Merasakan / sadar akan kematian.
- Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan.
- Ekonomi penghasilan sulit.
- Penyakit kronis dan ketidak mampuan.
- Kesepian akibat pengasingan dari ligkungan sosial.
- Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan famili.
m. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
- Perubahan fisik kesehatan umum menurun.
- Tingkat pendidikan.
- Keturunan, lingkungan.

POHON PERMASALAHAN





























Masalah  keperawatan yang mungkin timbul.
a. Fisik / biologis
1. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
2. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan.
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat diri.
4. Resiko cidera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.
5. Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif, peristaltik lemah.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
7. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya skrit pada jalan napas.
8. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropis serabut otot.

b. Psikologis-sosial
1. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
3. Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
4. Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
5. Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan menghilangkan perasaan secara tepat.
6. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.

c. Spiritual
1. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
2. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian.
3. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
4. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.

Rencana Keperawatan
1. Tujuan perencanaan
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psiko, sosial dengan tak tergantung pada orang lain.
2. Tujuan tindakan keperawatan
Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi :
- Pemenuhan kebutuhan keselamatan
- Peningkatan keamanan dan keselamatan
- Memelihara kebersihan diri
- Memelihara keseimbangan istirahat tidur
- Peningkatan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif

Rencana dan Rasional
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Makanan porsi kecil tapi sering, lunak.
R. Menyesuaikan fungsi lambung dan melemahnya otot lambung dan usus.
Banyak minum dan kurangi makanan asin.
R. Mencegah kekeringan kulit dan kendor.
Makan mengandung serat.
R. Membantu pencernaan karena peristaltik menurun.
Batasi makan yang mengandung gula tinggi, minyak tinggi, tinggi lemak kecukupan kalori : laki-laki 2100 kal, perempuan 1800 kal yang terdiri dari :
- KH 60% dari jumlah kal.
- Lemak 15-20%.
- Protein 20-25%.
- Vitamin dan mineral air 6-8 gelas / hari.
- Hindari kopi / teh.
- Insulin  pemecahan glukosa dan lemah menurun.

2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia
- Biarkan lansia menggunakan alat bantu / tongkat.
- Latih untuk pindah / mobilisasi.
- Menggunakan pengaman tempat tidur.
- Membantu ke kamar mandi.
- Menggunakan kacamata.
- Menemani bila bepergian.
- Ruangan dekat kantor.
- Meletakkan bel di bawah bantal.
- Tempat tidur tidak terlalu tinggi.
- Menyediakan meja kecil dekat tempat tidur.
- Lantai bersih, rata, tidak licin / basah.
- Peralatan menggunakan roda dikunci.
- Pasang pengaman di kamar mandi.
- Hindari lampu redup dan menyilaukan.
- Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.

3. Memelihara kebersihan diri
- Mengingatkan / membantu waktu mandi, gosok gigi.
- Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.

4. Memelihara keseimbangan istirahat
- Sediakan tempat tidur nyaman.
- Atur lingkungan cukup ventilasi, bebas bau.
- Melatih melakukan latihan fisik yang ringan.

5. Meningkatkan hubungan interpersonal
- Berkomunikasi dengan kontak mata.
- Memberi stimulus / mengingatkan terhadap kegiatan.
- Menyediakan waktu untuk berbincang.
- Menghargai pendapat lansia.
- Melibatkan kegiatan harian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar