Rabu, 12 Desember 2012

KTI KEBIDANAN JADI

INVESTASI 5 JUTA >> UNTUK MEMULAI MEMBUKA TOKO PARFUM SENDIRI >> BISA KLIK : http://adeparfum.blogspot.com/2012/12/supplier-parfume-household-and-laundry_8.html


ARSIP INI DI DAPAT DARI FILE MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES MALANG. . . :D

BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Berisi uraian tentang apa yang menjadi masalah Karya Tulis Ilmiah, alasan mengapa masalah tersebut penting atau perlu diteliti. Masalah tersebut harus didukung fakta empiris sehingga jelas, memang ada, perlu peneliti. Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.

Masalah kesehatan terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya ada (teori) dengan kenyataan yang dijumpai di lapangan dan memerlukan suatu pemecahan (Nursalam, 2003 : 207).

Pada latar belakang masalah juga perlu diuraikan introduksi masalah dalam KTI, skala besarnya masalah dan pengaruh yang timbul terhadap kesehatan, waktu terjadinya masalah pada saat ini, tempat kejadian, karakteristik masalah yang terkena, penyebab masalah dan dampak dari masalah serta konsep solusi berupa konsep pemecahan yang sudah dan yang akan digunakan (Nursalam, 2003 : 207).

 

1.2    Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan tentang kasus ibu nifas dan terbatasnya waktu dan pengetahuan, maka penulis membatasi ruang lingkup karya tulis ilmiah ini dalam asuhan kebidanan pada ibu post partum.

1.3    Rumusan Masalah

Berdasar permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana ……………….”.

 

1.4    Tujuan Penulisan

1.4.1   Tujuan Umum

Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses Asuhan Kebidanan nyata.

1.4.2   Tujuan Khusus

Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. ……. penulis diharapkan mampu :

1.4.2.1    Melakukan pengkajian data

1.4.2.2    Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

1.4.2.3    Mengantisipasi masalah potensial

1.4.2.4    Mengidentifikasi kebutuhan segera

1.4.2.5    Merumuskan suatu rencana asuhan yang komprehensif

1.4.2.6    Melaksanakan asuhan sesuai rencana

1.4.2.7    Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan

 

1.5    Manfaat Penulisan

Yang dimaksud dengan manfaat penulisan adalah kegunaan dari hasil karya ilmiah nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan.

1.5.1   Bagi institusi

Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan di bidang kebidanan sebagai wacana.

1.5.2   Bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada klien dan masyarakat tentang post partum dan masalah-masalah yang mungkin menyertai masa nifas.

1.5.3   Bagi penulis

Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

 

1.6    Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1   Metode penulisan

Metode penulisan berisi tentang metode apa yang akan digunakan dalam karya tulis ilmiah yang akan dibuat. Dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang mempunyai tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif.

1.6.2   Teknik Pengumpulan Data

Dalam karya tulis ilmiah ini teknik pengumpulan data yang dibuat antara lain :

1.      Wawancara

Suatu cara yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data dimana penulis mendapatkan keterangan atau data secara lisan dari seorang sasaran akan bercakap-cakap, berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

2.      Observasi

Suatu prosedur berencana yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diamati.

3.      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada klien meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data yang obyektif.

4.      Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa, seperti laboratorium, foto rontgen dan USG.

5.      Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan data dengan jalan mengambil literatur dari buku-buku di perpustakaan dan makalah-makalah yang ada hubungannya dengan karya tulis ilmiah.

6.      Studi Dokumentasi

Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien, catatan medik dan penunjang lainnya.

1.7    Lokasi dan Waktu

1.7.1   Lokasi

Berisi tentang dimana dilakukan pengamatan pada seorang responden yang akan dibuat karya tulis ilmiah. Studi kasus (pengambilan kasus) dalam KTI ini dilakukan Praktek Kerja Lapangan di BPS Ny. Ni’mah MZ. Ds. Bawangan Ploso Jombang.

1.7.2   Waktu

Berisi tentang kapan dilakukan pengamatan pada responden yang akan dibuat karya tulis ilmiah. Studi kasus dalam KTI ini dilakukan pada tanggal 28 April s/d ………………., 2006.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB  II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Tinjauan pustaka memuat uraian yang sistematik tentang fakta yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat teori, proposisi, konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan KTI yang akan dilakukan dalam penulisan. Fakta yang digunakan sejauh mungkin diambil dari sumber primer atau aslinya. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulisnya. Teori dan fakta yang digunakan sebaiknya dari sumber primer dengan mencantumkan nama sumbernya dan tata cara penulisan kepustakaan harus sesuai dengan ketentuan pada panduan yang digunakan (Nursalam, 2003 : 203).

Tinjauan pustaka merupakan analisa teoritik tentang masalah yang diteliti (dalam hal ini pemberian asuhan kebidanan) yang dikaitkan dengan pemberian asuhan kebidanan yang telah ada atau hasil studi kepustakaan, pengambilan teori atau statement dari berbagai sumber kepustakaan, dapat dilakukan dengan mengambil intisarinya saja atau dengan cara “mengutip” bagian tertentu untuk mempertegas atau memperkuat pendapat atau pandangan.

Dalam karya tulis ilmiah “Asuhan Kebidanan Nifas” dituliskan tinjauan pustaka antara lain :

2.1    Konsep Dasar Nifas

2.1.1        Definisi

2.1.2        Pembagian Masa Nifas

2.1.3        Involusi Alat-alat Kandungan

2.1.4        Aspek-aspek Klinis Masa Nifas

2.1.5        Program dan Kebijakan Teknis

2.1.6        Unit Perawatan Maternal Anak

2.1.7        Perawatan Masa Nifas

2.1.8        Nasehat yang Diberikan pada Ibu Nifas

2.1.9        Pengawasan Akhir Nifas

2.1.10    Perubahan Psikososial Ibu Nifas

2.1.11    Pengkajian pada Ibu Post Partum (Kala IV – 2 jam PP)

2.1.12    Perawatan Post Partum Lanjutan

 

2.2    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas

2.2.1        Pengkajian

2.2.2        Identifikasi, Diagnosa Masalah

2.2.3        Antisipasi Masalah Potensial

2.2.4        Identifikasi Kebutuhan Segera

2.2.5        Pengembangan Rencana

2.2.6        Implementasi

2.2.7        Evaluasi

 

 


I.         KONSEP DASAR TEORI NIFAS

1.1  Definisi

Nifas adalah :  -    Masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh genital baru pulih kembali, seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

                             (Ilmu Kebidanan, 1999, hal : 237).

                        -    Masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

                            (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002, hal 1.22)

                        -    Masa Sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Obstetri Fisiologi hal : 315).

                        -    Masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.

                             (Sinopsis Obstetri, hal : 115)

 

1.2  Pembagian Masa Nifas

Nifas yang dibagi dalam 3 periode yaitu :

a.       Puerperium Dini

Yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b.      Puerperium Latermediate

Yaitu keputihan menyeluruh alat-alat, ganital yang lamanya 6-8 minggu.

c.       Remote Puerperium

Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat, sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

 

1.3  Involusi Alat-alat Kandungan

1.      Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi obat-obatan involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasmanya yang berlebihan di buang involusi disebabkan oleh proses autolysis. Pada masa zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang dengan air kencing sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar Nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.

Protein plasenta dan Selaput janin dan dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas skortum slongidusum yang tinggi menjadi nekrotis sedangkan lapisan otot terpelihara dengan baik.

Bagian yang Nekrotis dikeluarkan dengan lochea sedangkan lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru.

Epitel baru terjadi dengan profilasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara kelenjar-kelenjar.

Epitel siang dalam 10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelasi memakan waktu 3 minggu.

Tonus otot uterus dipelihara oleh kontrol persyarafan dan dapat dirangsang dengan massage / rangsangan putting susu.

Tabel Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi.

Involusi

TFU

Berat Uterus

Bayi lahir

Setinggi pusat

1000 gram

Uri lahir

2 jari bawah pusat

750 gram

1 minggu

Pertengahan pusat simphisis

500 gram

2 minggu

Tidak teraba di atas simphisis

350 gram

6 minggu

Bertambah kecil

30 gram

8 minggu

Sebesar normal

30 gram

 

Ÿ  Rata-rata TFU berkurang 1-2 cm/hari sampai  akhir minggu pertama

Ÿ  Involusi uterus terjadi sangat lambat bila uterus terinfeksi

2.      Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak ada dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm. Dan pada akhir nifas yang ke 1-2 cm. Penyumbatan luka bekas plasenta khas sekali.

Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trhombus.

Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggikan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ialah dilepaskan dan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan baru.

Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sia / kelenjar pada dasar luka.

3.      Perubahan Pembuluh Dasar Rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi dalam nifas. Orang menduga bahwa pembuluh darah yang besar tersumbat karena perubahan-perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang lebih kecil.

4.      Perubahan Pada Cervix dan Vagina

Beberapa hari setelah persalinan, ostium uteri externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.

Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui 1 jari saja, dan Lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari Canalis cervikalis pada cervix terbentuk sel-sel otot baru karena hyperplasia ini dan karena retraksi dari cervix. Robekan cervix menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium externum lebih besar dan tetap pada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya oleh robekan samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang dari cervix. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat lain mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke-3 post partum rogae mulai tampak kembali.

5.      Dinding Perut dan Peritonium

Setelah persalinan dinding perut karena direnggang begitu dalam tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastonis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding pusat di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.

6.      Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi trefleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor setelah melahirkan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan ”berkuruk” atau berurat dimana Sewaktu dikuruk tekanan infra abdomen bertambah tinggi, karena setelah melahirkan ligam lafasio dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan kuruk/urut, banyak wanita akan mengeluh kandungannya turun atau terbalik untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan and Gymnastik pasca persalinan.

7.      Saluran Kencing

-          Dinding kandung kemih memperlihatkan oedem dan nyperomeia

-          Kadang-kadang oedem dari triganum menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga retensio urine.

-          Urine residu dan trauma pada dinding kandung kemih pada waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi

-          Dilatasi uterus dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu

8.      Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans peroral atau per rectal jika belum bisa dilakukan klisma.

9.      Laktasi

Sejak dari kehamilan terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar mammae untuk menghadapi masa laktasi. Perubahan yang terdapat pada kedua mammae antara lain :

1.      Proliferasi jaringan terutama kelenjar-kelenjar alveolus mammae dan lemah

2.      pada duktus laktifarus cairan yang kadang-kadang dikeluarkan berwarna kuning (colostrum)

3.      hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mammae.

Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula acini yang menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran disebut ductus lactiferus yang memusat menuju putting susu. Umumnya produksi air susu baru berlangsung 2-3 hari.

Post partum pada hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin karena  mengandung banyak protein dan mudah dicerna sebaiknya kolostrum tidak dibuang.

-          Setelah partus pengaruh protein dan mudah dicerna sebaiknya kolostrum tidak dibuang

-          Timbul pengaruh hormon hipofisis kembali antara lain lactogenic hormon (prolaktin)

-          Dengan rangsangan fisik pada putting susu atau dengan meneteknya bayi pada ibunya akan meningkatkan produksi ASI

-          Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu ke otak mengakibatkan oksitersi dihasilkan, sehingga air susu dapat dikeluarkan dan memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah menjelmanya rasa kasih sayang antara ibu dan bayi.

 

1.4  Program dan Kebijakan Teknis

Paling sekidit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan mencegah, mendekati dan menangani masalah yang terjadi.

Kunjungan

Waktu

Tujuan

I

6-8 jam setelah persalinan

1)    Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2)    Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut

3)    Memberikan konseling pada ibu/salah satu keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena Atonia Uteri

4)    Pemberian ASI awal

5)    Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6)    Menjaga bayi tetap hangat dengan mencegah hipotermi

II

6 hari setelah persalinan

7)    Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi , fundus dibawah pusat tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau.

8)    Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan normal

9)    Memasukkan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat

10)   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit

11)   Membersihkan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

III

2 minggu setelah persalinan

12)   Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah pusat, tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau

13)   Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan normal

14)   Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat

15)   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit

16)   Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

IV

6 minggu setelah persalinan

17)   Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu/bayi alami

18)   Memberikan konseling untuk KB secara dini

 


BAB III

TINJAUAN KASUS

 

Agar bisa mendapat gambaran yang nyata dan jelas tentang tahapan pelaksanaan asuhan kebidanan maka penulis menyajikan sebuah kasus pada ibu nifas.

3.1      Pengkajian

                      Identitas

Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, kabangsaan/suku, agama, umur, pertama kali menikah, kawin ke, lama perkawinan.

                      Keluhan Utama

Apa yang dirasakan ibu saat ini yang menjadi alasan ibu untuk memeriksakan diri/ibu dirawat di rumah sakit.

                      Riwayat Kesehatan yang Lalu

Penyakit kronis/menahun yang dapat mempengaruhi kehamilan baik langsung/tidak seperti penyakit hipertensi, ginjal, jantung dll.

                      Riwayat Kesehatan Keluarga

Penyakit dalam keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan baik langsung/tidak seperti : TBC, Epilepsi, Lepra, penyakit menular, Seksual, DM, Hipertensi dan adanya riwayat bayi kembar.

 

                      Riwayat Kebidanan

Menarche, haid teratur/tidak, lama haid, siklus haid, jumlah darah haid yang keluar per hari, flour albus, waktunya kapan, jumlah, bau, warna dan merasa gatal/tidak mengalami dismenorhoe/tidak.

                      Riwayat Kehamilan Sekarang

Amenorhoe, HPT, HPL, umur kehamilan, ANC (berapa kali, dimana saja) keluhan yang dirasakan selama hamil, obat yang sudah didapat, pernah/tidak melakukan perawatan buah dada maupun senam hamil.

                      Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

Perkawinan ke, anak ke, jenis kelamin, ditolong oleh bidan/dokter/dukun berat badan lahir, panjang badan, masa nifas normal/tidak, keterangan lainnya (sekarang anaknya masih hidup/sudah mati, usia berapa sekarang.

                      Riwayat Persalinan

Persalinan ke berapa, hodge pada UT terakhir, letak janin, ketubannya (warnanya, jumlah, bau) jam berapa bayi lahir, jenis kelamin, tanggal berapa, Asnya, BBL, P, UL, LP, keadaan plasenta, tali pusat (panjang) jumlah perdarahan.

                      Keluarga Berencana

Metode KB yang pernah digunakan ibu sebelumnya, berapa lama, alasan/berhenti memakai metode KB tersebut, rencana metode KB yang akan digunakan setelah persalinan.

 

                      Pola Kebiasaan Sehari-hari

1.      Pola Nutrisi

Hal yang perlu ditanyakan, nafsu makan, berapa makannya dalam sehari, jumlah minumnya ditanyakan, pola makannya selama hamil karena makanan dan minuman merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembung janin serta mempertahankan kondisi pasien.

2.      Pola Eliminasi

Apakah ibu selama ini ada keluhan BAB/BAK, lancar/tidak berapa kali dalam sehari, konsistensinya, warnanya.

3.      Pola Aktivitas

Apa yang dilakukan ibu sehari-hari

4.      Pola Istirahat / tidur

Dalam 1 hari ibu tidur berapa jam, siang tidur/tidak, berapa jam, malamnya tidur berapa jam, jam berapa.

5.      Personal Hygiene

Bagaimana ibu menjaga kebersihan dirinya seperti berapa kali mandi dalam sehari, gosok gigi, ganti pakaian dalam sehabis mandi/tidak, keramas dalam seminggu.

                      Keadaan Psikososial

Bagaimana keadaan psikis ibu saat ini, bagaimana hubungan ibu dan dengan suami, keluarga dan tetangga apakah kehamilan saat ini diharapkan/tidak menginginkan jenis kelamin tertentu/tidak, apakah ada harapan lain dari kehamilannya ini.

                      Latar Belakang Budaya

Apakah selama hamil ibu minum jamu, apakah ada pantangan makanan bagi ibu dan apakah adat-istiadat yang mengikat yang dapat menjadi kendala kehamilan ini.

                      Pemeriksaan Umum

1.      Keadaan umum ibu

Ibu lemah/tidak, pucat/tidak

2.      Tinggi badan

Dilakukan sewaktu ibu datang pertama kali periksa, terutama pada ibu bertubuh pendek (< 145 cm)

3.      Berat badan

Dilakukan setiap kali datang periksa, pertambahan BB, ibu hamil berasal dari :

1)      Placenta dan janin

2)      Uterus dan buah dada membesar

3)      Volume darah yang bertambah

4.      Pemeriksaan fisik

Kepala           :    Adanya benjolan/tidak, ketombe (-), kulit kepala bersih

Muka             :    Chloasma gravidarum, cemas (-), pucat (-)

Mata              :    Simetris, juling -/-, conjungtiva merah muda, sklera putih

Telinga           :    Simetris, bersih, serumen (-), kelainan bentuk (-)

Hidung          :    Simetris, polip, tidak ada sekret

Mulut             :    Stomatitis, bibir kering/tidak, gigi caries, gigi palsu (-), lidah kotor

Leher             :    Pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran vena jugularis

Dada              :    Simetris, putting susu menonjol, hyperpigmentasi, aerola mammae, pengeluaran colostrum

Abdomen      :    Pembesaran abdomen, triae gravidarum, linea laba, linea nigra, adanya bekas operasi

Punggung      :    Simetris, adanya kelainan bentuk punggung

Genetalia       :    Bersih, oedem, varises, pengeluaran pervaginam

Ekstremitas atas dan bawah    :    Reflek, oedem, varices, simetris polidaktili / sindaktili

 

3.2      Identifikasi Diagnosa Masalah

Merupakan pengembangan mengenai masalah dari inter prestasi data dasar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai diagnosa masalah.

 

 

3.3      Antisipasi Masalah Potensial

Mengantisipasi masalah yang timbul dan bila tidak segera ditangani akan mengganggu keselamatan hidup klien.

 

3.4      Identifikasi Kebutuhan Segera

Merupakan langkah yang membutuhkan sifat kesinambungan dari proses pertidaksamaan asuhan primer periodik dan saat bidan berada bersama data-data baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi berupa data yang memberikan indikasi adanya situasi yang gawat dimana bidan harus segera bertindak demi keselamatan klien.

 

3.5      Intervensi

Merupakan rencana yang akan dilakukan pada klien.

 

3.6      Implementasi

Merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat

 

3.7      Evaluasi

S       :   Data yang didapat dari pernyataan klien secara langsung

O       :   Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan

A       :   Penilaian yang terjadi antara S dan O

P       :   Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

Pada bab ini, dikemukakan hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien. Kemudian dilakukan komparasi (perbandingan) antara pelaksanaan asuhan kebidanan nyata tersebut, dengan asuhan kebidanan menurut teori (tinjauan pustaka). Setelah itu penulis menilai apakah terdapat kesenjangan atau tidak, antara tinjauan kasus dengan tinjauan pustaka. Dikemukakan juga kemungkinan penyebab mengapa kesenjangan tersebut terjadi.

Oleh karena proses asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai 7 langkah manajemen Varney, maka pembahasan yang dilakukan juga harus sesuai dengan ketujuh langkah tersebut.

4.1    Pengkajian

Pengkajian atau pengumpulan data merupakan langkah awal untuk mendapatkan data klien yang diperoleh melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang. Dari data tersebut dibandingkan dengan kasus nyata sehingga diperoleh adanya kesenjangan atau tidak.

 

4.2    Identifikasi Diagnosa, Masalah

Merupakan pengembangan mengenai masalah dari interprestasi data dasar kedalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa. Beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai diagnosa dari data subyektif dan obyektif yang kemudian dibandingkan dengan kasus nyata untuk mendapatkan adanya kesenjangan atau tidak.

 

4.3    Identifikasi Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah potensial berdasar rangkaian diagnosa yang ada kemudian dibandingkan dengan kasus nyata untuk mendapatkan adanya kesenjangan atau tidak.

 

4.4    Identifikasi Kebutuhan Segera

Merupakan langkah yang membutuhkan sifat kesinambungan dari proses penatalaksanaan asuhan primer periodik saat penulis menyimpulkan data-data yang diperoleh dan dievaluasi sehingga penulis harus segera bertindak untuk keselamatan pasien. Dari data tersebut dapat dibandingkan dengan kasus nyata sehingga diperoleh adanya kesenjangan atau tidak.

 

4.5    Intervensi

Merupakan pengembangan rencana yang harus disesuaikan dengan teori dan dibandingkan sehingga didapatkan suatu kesenjangan atau kesesuaian.

 

4.6    Implementasi

Merupakan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dari rencana tersebut disesuaikan dengan teori dan kasus nyata.

4.7    Evaluasi

Pada evaluasi penulis melakukan penilaian berdasarkan dari kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam bentuk SOAP yang kemudian dibandingkan dengan kasus nyata untuk mengetahui adanya kesenjangan atau kesesuaian.


BAB V

PENUTUP

 

5.1      Kesimpulan

Kesimpulan merupakan sintetis dari pembahasan yang sekurang-kurangnya terdiri atas :

Jawaban terhadap rumusan masalah dan tujuan KTI

Hal baru yang ditentukan dan prospek temuan (dalam bab ini baik saat melakukan pengkajian maupun pelaksanaan asuhan.

 

5.2      Saran

Merupakan implikasi dari hasil penelitian (dalam hal ini pelaksanaan asuhan kebidanan) terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis. Saran diharapkan lebih operasional dalam pelaksanaannya. Saran yang diberikan meliputi :

5.2.1     Bagi institusi pendidikan

5.2.2     Bagi lahan praktek

5.2.3     Bagi pelaksana

 

Nursalam, 2003 : 218


DAFTAR PUSTAKA

 

Penulisan daftar pustaka menerangkan semua pustaka yang telah dijadikan sumber. Tujuan penyusunan usulan Karya Tulis Ilmiah minimal 10 sumber pustaka dalam 7 tahun terakhir dan telah dicantumkan dalam teks usulan Karya Tulis Ilmiah. Cara penulisan mengacu pada Ketentuan American Psychologist Association (APA, 2001). Tujuan utama penyajian daftar Pustaka adalah memberikan informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebut dalam usulan Karya Tulis Ilmiah. Biasanya hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah sebagai berikut :

a.       Untuk buku

1.      Nama terang

2.      Tahun penerbitan

3.      Judul buku (cetak italic / miring)

4.      Kota terbit

5.      Nama penerbit

b.      Untuk jurnal dan kumpulan karangan

1.      Nama penulis

2.      Tahun penerbitan

3.      Judul penulisan

4.      Nama jurnal / kumpulan karangan

5.      Jilid / volume (cetak italic)

6.      Nomor

7.      Halaman  

LAMPIRAN

 

Lampiran merupakan bagian yang memuat keterangan atau data tambahan. Didalamnya dapat dihimpun cara pengamatan yang dianggap dapat melengkapi penulisan KTI.

Format penyajian sesuai contoh KTI.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar