Jumat, 14 Desember 2012

PRE PLANNING PENYULUHAN ASKEP LANSIA DENGAN HIPERTENSI


PRE  PLANNING
PENYULUHAN ASKEP LANSIA DENGAN HIPERTENSI


I. Latar belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik  140 mmHg dan tekanan darah diastolik  90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Dengan kata lain hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan / atau diastolik yang tidak normal. Klien yang menderita hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang benar bisa menyebabkan berbagai resiko yang berakibat fatal.
Pada lansia menderita hipertensi, dirasa perlu mendapatkan informasi yang berhubungan dengan hipertensi untuk kepentingan perawatan bagi penderita.

II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, lansia diharapkan mampu mengenal penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri yang menderita penyakit hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan cara pencegahan hipertensi

IV. Sasaran
Seluruh anggota panti

V. Media
Media penyuluhan yang akan digunakan : leaflet

VI. Metode
Metode yang digunakan : ceramah, diskusi / tanya jawab

VII. Strategi pelaksanaan
- Memperkenalkan pembimbing, kontrak waktu, dan pembukaan : 5 menit
- Menyampaikan materi hipertensi dan diskusi : 30 menit
- Melakukan evaluasi dan terminasi : 15 menit

VIII. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari : Senin, 17 Maret 2003, pukul 09.00 WIB.
Tempat : Panti Sosial Tresna Werda Sejahtera Pandaan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan Gerontik
Topik : Penyakit hipertensi
Sasaran : Penghuni Panti Sosial Tresna Werda Sejahtera Pandaan
Tempat : Panti Sosial Tresna Werda Sejahtera Pandaan
Hari / tanggal : Senin, 17 Maret 2003, pukul 09.00 WIB.
Waktu : 50 menit

Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan, penghuni panti diharapkan mampu mengenal penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, penghuni panti diharapkan mampu :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan cara pencegahan hipertensi

Sasaran
Seluruh penghuni Panti Sosial Tresna Werda Sejahtera Pandaan

Materi
1. Penyakit  Hipertensi
2. Diit Rendah Garam

Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

Media
Leaflet:  Hipertensi Dan Diit Rendah Garam

Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Semua penghuni panti hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda Sejahtera Pandaan
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya
2. Evaluasi proses
Penghuni panti antusias terhadap materi penyuluhan
Penghuni panti tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Penghuni panti terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Penghuni panti mengerti tentang penyakit hipertensi, dapat menyebutkan pengerian, penyebab, tanda dan gejala, hal – hal yang memperberat penyakit hipertensi serta upaya - upaya pencegahannya

Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : Wahyu Widayat dkk.
Supervisor :Petugas Panti.

Materi :
HIPERTENSI

Pengertian Hipertensi adalah tekanan darah sistolik  140 mmHg dan tekanan darah diastolik  90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. (Kapita Selekta Kedokteran,  2001).
Berdasarkan penyebabnya :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus .
2. Hipertensi skunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui terdapat sekitar 5 % kasus.
Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. Kelebihan beban kerja pada jantung, yang menimbulakan perkembangan awal dari penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner atau keduanya, yang seringkali menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
2. Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan robeknya pembuluh darah utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan ini disebut infark serebral, yang secara klinis dikenal dengan nama “ stroke “. Bergantung pada bagian otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, atau berbagai gangguan otak yang serius lainnya.
3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan pada ginjal, yang menimbulkan kerusakan pada area ginjal, dan akhirnya terjadi gagal ginjal, air kencing bercampur darah dan kematian. ( Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 1997 )
Faktor resiko hipertensi adalah faktor yang bila semakin banyak menyertai penderita maka dapat menyebabkan orang tersebut akan menderita tekanan darah tinggi yang lebih berat lagi. Ada faktor resiko yang dapat dihindari atau dirubah dan ada juga yang tidak dapat dihindari. Faktor resiko yang tidak dapat dihindari atau dirubah adalah keturunan/genetik, suku bangsa dan umur. Berbagai macam faktor resiko yang dapat dihindari karena dapat memperberat keadaan hipertensi antara lain makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi, garam, makanan asin atau yang diasinkan, daging kambing, buah durian, minuman alkohol yang berlebihan, makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet, rokok, kopi, kegemukan (obesitas) dan stress (MKI. 2000 : 58).
Ada gejala yang tidak boleh diabaikan oleh penderita tekanan darah tinggi karena gejala tersebut berhubungan dengan organ-organ yang menderita kerugian karena hipertensi yang tidak terkendali, antara lain : serangan pusing, kekakuan, kehilangan keseimbangan, sakit kepala pagi hari, penglihatan yang memburuk, semuanya secara bersama-sama menunjukkan adanya masalah dengan peredaran darah di otak. Kelumpuhan anggota badan, khususnya sebelah badan atau salah satu bagian muka, atau salah satu tangan, atau kemampuan berbicara menurun dapat menjadi tanda peringatan adanya stroke. Terengah-engah pada waktu bekerja, dengan rasa sakit pada dada yang menjalar ke rahang, lengan, punggung atau perut bagian atas, menjadi tanda permulaan nyeri dada. Susah nafas dapat menjadi tanda yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi kegagalan jantung. Sering bangun setiap malam untuk buang air kecil dan lebih banyak serta lebih sering mengeluarkan urine siang hari dapat menjadi tanda pertama gangguan ginjal (Tom Smith. 1986 : 144).
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non farmakologis sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada hipertensi ringan, diantaranya dengan menurunkan berat badan dan mengurangi asupan garam, menghindari merokok, minum alkohol, hiperlipedemia dan stress (MKI. 2000 : 60).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar