Kisah seorang anak yang DIABORSI
----------------------------------------------
Bulan 1:
Ma, panjangku itu cuma 2 cm,
tapi aku udah ada di badan mama, aku
sayang mama, bunyi detak jantung
mama itu jadi lantunan terindah yang
menemaniku di sini.
Bulan 2:
Ma, aku udah bisa ngisep jari
imutku lho, di sini hangat ma, nanti
kalau aku sudah keluar mama janji ya
mau main sama aku.
Bulan 3:
Ma, meskipun aku belum tau
jenis kelaminku, tapi apapun aku, aku
harap mama dan papa bahagia kelak
ketika aku keluar, jangan nangis ya ma,
kalau mama nangis di sini aku juga ikut
nangis.
Bulan 4:
Ma, rambutku sudah mulai
tumbuh lho, ini jadi mainan baruku,
aku bisa menggerakan kepalaku putar
kiri putar kanan.
Bulan 5:
Ma, mama tadi ke dokter ya,
dokter bilang apa? Αpa itu aborsi ma?
Αku nggak diapa-apain kan ma?
Bulan 6:
Mama datang ke dokter itu
lagi ya? Ma, tolong kasih tau dokter itu,
aku di sini baik-baik aja! Tapi kok
dokter itu mulai memasukan benda
tajam? Benda tajam itu mulai
memotong rambutku ma tolong, aku
takut. Benda tajam itu mulai
memotong kakiku, sakiit ma. Tapi
meskipun aku tidak punya kaki, aku
masih punya tangan yang bisa
memeluk mama. Ma, benda itu
sekarang mulai memotong tanganku,
mama tolong aku. Aku janji nggak akan
nakal ma. Tapi, meskipun aku tidak
punya tangan dan kaki, aku masih
punya mata dan telinga untuk melihat
senyum mama, mendengar suara
mama, tapi.. Benda itu sekarang sudah
mulai memotong leherku, mama..
Ampun ma.. Beri aku kesempatan
hidup, aku sayang mama, aku pengen
meluk mama.
Bulan 7:
Ma, aku di sini baik-baik aja,
aku udah sama Allah di surga, Allah
mengembalikan semua organ tubuhku
yang dipotong benda tajam itu, Allah
memeluku, memegang tanganku,
menggendongku dengan lembut dan
Allah membisikan tentang apa itu
aborsi. Kenapa mama tega melakukan
itu? Kenapa mama nggak mau main
sama aku? Αpa salah aku ma?
Mama taubat yah, biar Allah mau antar
mama ke sini, nanti kita main bareng-
bareng di sini, dan jangan lupa, ajak
papa juga ya ma.
Aku sayang mama.
Walaupun berkali-kali kita baca tapi
tetep saja nangis ya
Salam Santun Penuh Cinta
by Bidadara Syurga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar